Perkuat Imunitas agar Tetap Sehat Selama Pandemi
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 14:15 WIB
JAKARTA - Covid-19 telah menyerang berbagai belahan dunia sejak awal tahun ini. Di Indonesia sendiri angka positif masih belum mereda. Namun, banyak masyarakat yang mulai mengabaikan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menggunakan masker.
Section Head of Claim Sequis dr Yosef Fransiscus mengatakan sangat penting untuk mematuhi protokol ini jika kita serius ingin memutuskan rantai penularan virus di sekitar kita dan di Indonesia. (Baca: Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi)
“Siapa pun kita dapat menjadi pembawa virus atau tertular virus. Demi kebaikan bersama, mari kita menjadi masyarakat yang responsif dan tertib karena virus ini mampu menular dengan cepat,” sebut dr Yosef.
Menurutnya, virus Covid-19 menyerang saluran pernapasan dan melemahkan sistem imun. Untuk itu, kita harus memastikan imunitas tetap terjaga. Apalagi imunitas setiap orang berbeda kemampuannya, tergantung pada usia, riwayat hidup, dan gaya hidup.
Adapun Imun dihasilkan oleh kelenjar thymus sebagai daya tahan tubuh alami yang bertugas melawan penyakit. Lalu, bagaimana cara kerja sistem imun saat virus ini menyerang? Sebagaimana tubuh selama ini menghadapi serangan berbagai virus, yaitu pada saat tubuh terinfeksi akan mengeluarkan pertahanan kekebalan bawaan.
Pada respons awal, jika tubuh kita kuat akan memungkinkan untuk mengendalikan infeksi dengan cepat. Pada kondisi ini, terjadi pelepasan protein interferon untuk mengganggu kemampuan virus agar tidak bereplikasi dalam sel-sel tubuh. Interferon juga akan merekrut sel-sel kekebalan lain untuk menyerang virus agar tidak menyebar. Misalnya, sel darah putih. (Baca juga: Pendidikan Guru Penggerak Diikuti 2.800 Guru)
Saat tubuh terserang oleh gas beracun atau radikal bebas, maka akan ditangkap oleh kolesterol yang berperan sebagai pelindung sel. Meskipun demikian, virus juga memiliki pertahanannya sendiri untuk menumpulkan atau melepaskan diri dari efek interferon.
Seperti apa respons imun bawaan saat terinfeksi virus? Bisa terlihat dari gejala klinis yang dialami ketika kita sakit, misalnya demam, batuk kering, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise (rasa pegal dan tidak nyaman), sakit kepala, nyeri otot, atau diare.
Gejala-gejala tersebut merupakan manifestasi dari sistem imun bawaan sedang berupaya menyingkirkan virus. Sementara bagi penderita usia lanjut dan yang memiliki gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised) terkadang gejala dan tandanya tidak khas.
Section Head of Claim Sequis dr Yosef Fransiscus mengatakan sangat penting untuk mematuhi protokol ini jika kita serius ingin memutuskan rantai penularan virus di sekitar kita dan di Indonesia. (Baca: Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi)
“Siapa pun kita dapat menjadi pembawa virus atau tertular virus. Demi kebaikan bersama, mari kita menjadi masyarakat yang responsif dan tertib karena virus ini mampu menular dengan cepat,” sebut dr Yosef.
Menurutnya, virus Covid-19 menyerang saluran pernapasan dan melemahkan sistem imun. Untuk itu, kita harus memastikan imunitas tetap terjaga. Apalagi imunitas setiap orang berbeda kemampuannya, tergantung pada usia, riwayat hidup, dan gaya hidup.
Adapun Imun dihasilkan oleh kelenjar thymus sebagai daya tahan tubuh alami yang bertugas melawan penyakit. Lalu, bagaimana cara kerja sistem imun saat virus ini menyerang? Sebagaimana tubuh selama ini menghadapi serangan berbagai virus, yaitu pada saat tubuh terinfeksi akan mengeluarkan pertahanan kekebalan bawaan.
Pada respons awal, jika tubuh kita kuat akan memungkinkan untuk mengendalikan infeksi dengan cepat. Pada kondisi ini, terjadi pelepasan protein interferon untuk mengganggu kemampuan virus agar tidak bereplikasi dalam sel-sel tubuh. Interferon juga akan merekrut sel-sel kekebalan lain untuk menyerang virus agar tidak menyebar. Misalnya, sel darah putih. (Baca juga: Pendidikan Guru Penggerak Diikuti 2.800 Guru)
Saat tubuh terserang oleh gas beracun atau radikal bebas, maka akan ditangkap oleh kolesterol yang berperan sebagai pelindung sel. Meskipun demikian, virus juga memiliki pertahanannya sendiri untuk menumpulkan atau melepaskan diri dari efek interferon.
Seperti apa respons imun bawaan saat terinfeksi virus? Bisa terlihat dari gejala klinis yang dialami ketika kita sakit, misalnya demam, batuk kering, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise (rasa pegal dan tidak nyaman), sakit kepala, nyeri otot, atau diare.
Gejala-gejala tersebut merupakan manifestasi dari sistem imun bawaan sedang berupaya menyingkirkan virus. Sementara bagi penderita usia lanjut dan yang memiliki gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised) terkadang gejala dan tandanya tidak khas.
tulis komentar anda