Musim Hujan Datang, Waspadai Ancaman Demam Berdarah
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 14:11 WIB
JAKARTA -
Memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai harus diwaspadai.Penyakit yang belum ada vaksinnya ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah (DBD). memiliki perilaku mengigit pada pagi dan sore hari. Pemerintah mengharapkan masyarakat waspada terhadap ancaman DBD karena Kementerian Kesehatan mencatat kasus yang masih cukup tinggi.
Nyamuk dengan ciri khas kaki berwarna hitam dan putih ini mengigit manusia pada waktu pagi dan sore. Ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) mengatakan bahwa nyamuk menggigit antara jam 10 sampai jam 12 siang. Gigitan nyamuk bisa menyerang semua kelompok umur dan saat ini kecenderungan yang terjadi banyak kasus DBD menyerang kelompok umur remaja.
"Dia senangnya gigitnya pada pagi hari, antara jam 10 sampai jam 12 di masa anak-anak lagi sekolah. Juga sebelum magrib ya, jam 4 sampai jam 5 sore," ucap dr. Mulya pada saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan gejala COVID-19 yang saat ini masih terjadi penularan, dr. Mulya mengungkapkan pada kasus penyakit akibat virus SARS-CoV-2 lebih ke sistem saluran napas atas. Sedangkan gejala pada DBD, ini lebih demam dan pendarahan kulit yang perlu diwaspadai, seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar.
Sementara itu, gejala penderita DBD biasanya mengalami panas mendadak, kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah dan biasanya bisa disertai pendarahan.
Ia juga menjelaskan apabila penderita DBD pada hari ketiga panas tidak turun-turun, penderita harus meminum air. "Jadi, kalau hari ketiga dia kurang minum, akhirnya pasti ada gejala-gejala tanda bahaya. Panas tinggi menunjukkan infeksi virus tinggi di dalam tubuh penderita. Suhu badan bisa mencapai 40 derajat. Nah, kalau demam 2 sampai 3 hari tidak membaik, segera ke rumah sakit," ungkap Dr Mulya.
Bahaya lain dapat diamati melalui gejala berupa sakit perut, alergi atau lemas, pendarahan spontan, pembesaran perut, hati dan ada penumpukan cairan. Penderita yang mengalami kondisi tersebut bisa berdampak pada fase kritis.
Memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai harus diwaspadai.Penyakit yang belum ada vaksinnya ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah (DBD). memiliki perilaku mengigit pada pagi dan sore hari. Pemerintah mengharapkan masyarakat waspada terhadap ancaman DBD karena Kementerian Kesehatan mencatat kasus yang masih cukup tinggi.
Nyamuk dengan ciri khas kaki berwarna hitam dan putih ini mengigit manusia pada waktu pagi dan sore. Ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) mengatakan bahwa nyamuk menggigit antara jam 10 sampai jam 12 siang. Gigitan nyamuk bisa menyerang semua kelompok umur dan saat ini kecenderungan yang terjadi banyak kasus DBD menyerang kelompok umur remaja.
"Dia senangnya gigitnya pada pagi hari, antara jam 10 sampai jam 12 di masa anak-anak lagi sekolah. Juga sebelum magrib ya, jam 4 sampai jam 5 sore," ucap dr. Mulya pada saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan gejala COVID-19 yang saat ini masih terjadi penularan, dr. Mulya mengungkapkan pada kasus penyakit akibat virus SARS-CoV-2 lebih ke sistem saluran napas atas. Sedangkan gejala pada DBD, ini lebih demam dan pendarahan kulit yang perlu diwaspadai, seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar.
Sementara itu, gejala penderita DBD biasanya mengalami panas mendadak, kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah dan biasanya bisa disertai pendarahan.
Ia juga menjelaskan apabila penderita DBD pada hari ketiga panas tidak turun-turun, penderita harus meminum air. "Jadi, kalau hari ketiga dia kurang minum, akhirnya pasti ada gejala-gejala tanda bahaya. Panas tinggi menunjukkan infeksi virus tinggi di dalam tubuh penderita. Suhu badan bisa mencapai 40 derajat. Nah, kalau demam 2 sampai 3 hari tidak membaik, segera ke rumah sakit," ungkap Dr Mulya.
Bahaya lain dapat diamati melalui gejala berupa sakit perut, alergi atau lemas, pendarahan spontan, pembesaran perut, hati dan ada penumpukan cairan. Penderita yang mengalami kondisi tersebut bisa berdampak pada fase kritis.
(wur)
tulis komentar anda