Sakit Gigi saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran dan Bayi Prematur
Minggu, 25 Oktober 2020 - 21:45 WIB
JAKARTA - Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa prevalensi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia ialah sekira 6,2%. BBLR merupakan penyebab kematian perinatal dan kesakitan bayi dalam jangka pendek atau panjang. Kondisi ini juga memiliki risiko kematian 40 kali lebih besar selama periode perinatal dibanding bayi dengan berat normal. Bayi prematur dan BBLR yang bertahan hidup bisa mengalami risiko gangguan syaraf, gangguan pernapasan, dan anomali kongenital (kelainan bawaan).
Tahukah Anda, bahwa BBLR dan kelahiran prematur dapat terjadi akibat penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi). “Misalnya gigi berlubang yang didiamkan di trimester satu kehamilan akan menyebabkan kontraksi sehingga ketuban pecah. Bisa picu prematur atau BBLR. Gusi bengkak juga bisa jadi media yang baik bagi bakteri dan jamur. Makanya harus diatasi secepatnya,” beber dr. Afifah Khairani, SpOG sekaligus Founder Smart Pregnancy Clinic ini dalam Webinar yang diadakan Difa OHC (25/10).
Dr. Afifah bahkan pernah beberapa kali menemukan kasus keguguran akibat permasalahan gigi. “Yang sering itu ketuban pecah di trimester ketiga. Awalnya ada kontraksi sebelum waktunya. Setelah di cek lab dan swab vagina tidak ditemukan masalah. Pada organ sistemik juga tidak ada infeksi maka kecurigaannya disitu (gigi),” bebernya.
Padahal, lanjutnya, kalau misalnya gigi berlubang ditambal saja, maka risiko tersebut bisa terhindarkan. Kalau ketuban sudah pecah, mau tidak mau harus bayi harus segera dilahirkan dalam kurun 24 jam. “Kita akan kasih antibiotik sehingga infeksi tidak semakin hebat dan agar tidak semakin terjadi perburukan,” kata dr. Afifah.
Dijelaskannya, kehamilan menyebabkan terjadi perubahan fisik dan fisiologis bagian tubuh termasuk rongga mulut. Juga terjadi peningkatan kadar asam di dalam ronggu mulut sehingga ibu hamil mual dan muntah. Gigi dan gusi pun terpapar asam dari lambung dan terjadi peradangan pada gusi. Perdarahan pada gusi menyebabkan terjadinya perpindahan bakteri dari rongga mulut ke rahim.
Bakter ini bersikulasi ke peredaran darah dan menembus barrier plasenta. Akhirnya memicu kelahiran prematur. “Karena terjadi gangguan pengaturan fungsi sitokin yang berperan dalam pengaturan kontraksi rahim dan distribusi nutrisi untuk janin,” jelas dr. Afifah. Ia melanjutkan, kehamilan meningkatkan hormon estrogen dan progesteron serta mengubah komposisi mikrobiota biofilm, biologis jaringan gusi, dan pembuluh darah.
Alhasil, terjadi peradangan berlebihan pada gusi (jumlah plak meningkat, pembesaran gusi) yang menyebabkan pembengkakan gusi saat kehamilan. “Penting menjaga kesehatan rongga mulut selama kehamilan, jangan sepelekan masalah ini,” pungkas dr. Afifah.
Tahukah Anda, bahwa BBLR dan kelahiran prematur dapat terjadi akibat penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi). “Misalnya gigi berlubang yang didiamkan di trimester satu kehamilan akan menyebabkan kontraksi sehingga ketuban pecah. Bisa picu prematur atau BBLR. Gusi bengkak juga bisa jadi media yang baik bagi bakteri dan jamur. Makanya harus diatasi secepatnya,” beber dr. Afifah Khairani, SpOG sekaligus Founder Smart Pregnancy Clinic ini dalam Webinar yang diadakan Difa OHC (25/10).
Dr. Afifah bahkan pernah beberapa kali menemukan kasus keguguran akibat permasalahan gigi. “Yang sering itu ketuban pecah di trimester ketiga. Awalnya ada kontraksi sebelum waktunya. Setelah di cek lab dan swab vagina tidak ditemukan masalah. Pada organ sistemik juga tidak ada infeksi maka kecurigaannya disitu (gigi),” bebernya.
Padahal, lanjutnya, kalau misalnya gigi berlubang ditambal saja, maka risiko tersebut bisa terhindarkan. Kalau ketuban sudah pecah, mau tidak mau harus bayi harus segera dilahirkan dalam kurun 24 jam. “Kita akan kasih antibiotik sehingga infeksi tidak semakin hebat dan agar tidak semakin terjadi perburukan,” kata dr. Afifah.
Dijelaskannya, kehamilan menyebabkan terjadi perubahan fisik dan fisiologis bagian tubuh termasuk rongga mulut. Juga terjadi peningkatan kadar asam di dalam ronggu mulut sehingga ibu hamil mual dan muntah. Gigi dan gusi pun terpapar asam dari lambung dan terjadi peradangan pada gusi. Perdarahan pada gusi menyebabkan terjadinya perpindahan bakteri dari rongga mulut ke rahim.
Bakter ini bersikulasi ke peredaran darah dan menembus barrier plasenta. Akhirnya memicu kelahiran prematur. “Karena terjadi gangguan pengaturan fungsi sitokin yang berperan dalam pengaturan kontraksi rahim dan distribusi nutrisi untuk janin,” jelas dr. Afifah. Ia melanjutkan, kehamilan meningkatkan hormon estrogen dan progesteron serta mengubah komposisi mikrobiota biofilm, biologis jaringan gusi, dan pembuluh darah.
Alhasil, terjadi peradangan berlebihan pada gusi (jumlah plak meningkat, pembesaran gusi) yang menyebabkan pembengkakan gusi saat kehamilan. “Penting menjaga kesehatan rongga mulut selama kehamilan, jangan sepelekan masalah ini,” pungkas dr. Afifah.
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda