Sunat Aman di Masa Pandemi, Seperti Apa Protokolnya?
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 14:15 WIB
Tindakan sirkumsisi alias sunat di masa pandemi tetap bisa dilakukan. Tapi ingat selalu untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan. Seperti apa?
Sebetulnya di era new normal ini kegiatan sirkumsisi atau sunat lebih nyaman dilakukan bagi anak. Sebab, anak tidak harus masuk sekolah sehingga pemulihan anak paska sunat lebih lama dan anak pun lebih leluasa. Yang menjadi masalah, bagaimana keamanan anak dalam melakukan sirkumsisi terkait kondisi pandemi seperti sekarang? (Baca: Inilah Perkara-perkara yang Membinasakan Manusia)
Tentunya tindakan ini harus dilakukan secara profesional di pusat pelayanan kesehatan yang mumpuni, terstandar dan mempunyai protokol kesehatan yang jelas untuk mencegah penularan Covid-19.
Seperti dituturkan oleh dr. Tri Hening Rahayatri, Sp.B, Sp.BA, dalam masa pandemi ini, sirkumsisi aman bila dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan di fasilitas kesehatan yang memiliki standar tinggi dalam pencegahan Covid-19.
Dokter spesialis bedah anak RSUI dan juga Staf Pengajar Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM itu juga menyebutkan bahwa sirkumsisi harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda jika terdapat indikasi atau keadaan khusus yang mempengaruhi kesehatan anak.
“Selama masa pandemi, sebelum dilaksanakan sirkumsisi pasien wajib menjalani rangkaian pencegahan COVID-19 seperti skrining kesehatan, rapid test, atau swab PCR, disesuaikan dengan kondisi pasien,” urai dokter Heni.
Mengenai metode sirkumsisi yang dapat dilakukan menurut dr. Heni, semua metode dapat dilakukan tergantung pada keahlian masing-masing yang mengerjakannya. Pada teknik konvensional misalnya, dokter dapat melihat apa yang dikerjakan dan memastikan area yang disirkumsisi. (Baca juga: Kemenag Minta Guru Fokus pada Pendidikan Karakter Siswa)
“Adapun untuk teknik laser perlu berhati-hati, karena dasarnya menggunakan kauter, sehingga bisa menyebabkan komplikasi seperti terpotongnya kepala penis dan luka bakar.” terang dr. Heni. Di era Pandemi, sirkumsisi bisa saja harus dilakukan untuk pasien dengan Covid-19.
Pada keadaan demikian, ujarnya, RSUI merupakan salah satu RS yang memiliki ruangan khusus dengan tekanan negatif untuk mencegah penularan. Lebih lanjut, Covid-19 disebutkan tidak mempengaruhi penyembuhan luka, namun Covid berpengaruh pada kondisi pasien secara keseluruhan.
Sebetulnya di era new normal ini kegiatan sirkumsisi atau sunat lebih nyaman dilakukan bagi anak. Sebab, anak tidak harus masuk sekolah sehingga pemulihan anak paska sunat lebih lama dan anak pun lebih leluasa. Yang menjadi masalah, bagaimana keamanan anak dalam melakukan sirkumsisi terkait kondisi pandemi seperti sekarang? (Baca: Inilah Perkara-perkara yang Membinasakan Manusia)
Tentunya tindakan ini harus dilakukan secara profesional di pusat pelayanan kesehatan yang mumpuni, terstandar dan mempunyai protokol kesehatan yang jelas untuk mencegah penularan Covid-19.
Seperti dituturkan oleh dr. Tri Hening Rahayatri, Sp.B, Sp.BA, dalam masa pandemi ini, sirkumsisi aman bila dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan di fasilitas kesehatan yang memiliki standar tinggi dalam pencegahan Covid-19.
Dokter spesialis bedah anak RSUI dan juga Staf Pengajar Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM itu juga menyebutkan bahwa sirkumsisi harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda jika terdapat indikasi atau keadaan khusus yang mempengaruhi kesehatan anak.
“Selama masa pandemi, sebelum dilaksanakan sirkumsisi pasien wajib menjalani rangkaian pencegahan COVID-19 seperti skrining kesehatan, rapid test, atau swab PCR, disesuaikan dengan kondisi pasien,” urai dokter Heni.
Mengenai metode sirkumsisi yang dapat dilakukan menurut dr. Heni, semua metode dapat dilakukan tergantung pada keahlian masing-masing yang mengerjakannya. Pada teknik konvensional misalnya, dokter dapat melihat apa yang dikerjakan dan memastikan area yang disirkumsisi. (Baca juga: Kemenag Minta Guru Fokus pada Pendidikan Karakter Siswa)
“Adapun untuk teknik laser perlu berhati-hati, karena dasarnya menggunakan kauter, sehingga bisa menyebabkan komplikasi seperti terpotongnya kepala penis dan luka bakar.” terang dr. Heni. Di era Pandemi, sirkumsisi bisa saja harus dilakukan untuk pasien dengan Covid-19.
Pada keadaan demikian, ujarnya, RSUI merupakan salah satu RS yang memiliki ruangan khusus dengan tekanan negatif untuk mencegah penularan. Lebih lanjut, Covid-19 disebutkan tidak mempengaruhi penyembuhan luka, namun Covid berpengaruh pada kondisi pasien secara keseluruhan.
tulis komentar anda