Sunat Aman di Masa Pandemi, Seperti Apa Protokolnya?
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 14:15 WIB
Terkait kesiapan, dibutuhkan kesiapan orangtua selain kesiapan anak termasuk kesiapan waktu dan kesiapan menjelang pelaksanaan sirkumsisi . Menurut Ns. Ahmad Fauzi, S.Kep, yang bertugas sebagai perawat anestesi di ruang operasi RSUI, kemauan anak, kondisi fisik anak dan kondisi psikologis wajib untuk dipertimbangkan sebelum sirkumsisi dilaksanakan.
“Orang tua dihimbau untuk memfasilitasi kenyamanan anak sebagai salah satu perawatan pasca-sirkumsisi dengan menyediakan pakaian yang nyaman. Mengenai perawatan pasien pasca sirkumsisi, kita perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan bagaimana teknik sirkumsisi yang dilakukan,” beber Ahmad. (Baca juga: 5 Hal yang Wajib Dilakukan Jika Terinfeksi Flu)
Lantas kapan waktu yang tepat untuk sunat? Dikatakan dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Rumah Sunatan, anak sebaiknya sudah disunat pada usia di bawah enam bulan atau saat masih bayi. Tapi apakah tidak terlalu dini? Menurutnya, di usia nol sampai enam bulan jika terjadi luka justru akan lebih cepat sembuh. Sebab pertumbuhan sel paling cepat terjadi saat masih bayi.
Di usia tersebut pula jika melakukan sunat maka anak tidak akan mengalami trauma. Tentu berbeda kondisinya ketika anak sudah menginjak usia SD. Di usia sekolah ini anak yang dipaksa untuk sunat bukan tak mungkin akan mengalami traumatik atau ketakutan yang akan terus diingatnya.
Disamping itu diungkapkan dr. Mahdian, alasan lainnya untuk melakukan sunat pada usia anak 0-6 bulan itu adalah abak belum belajar untuk tengkurap. "Kalau setelah enam bulan, sudah bisa tengkurap, nanti habis sunat malah tergesek. Jadi sebaiknya sebelum enam bulan dilakukan ," ujar pengagas Mahdian Klamp ini.
Sunat sejak bayi dapat menjawab berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi pria. Salah satunya ialah fimosis. Ini adalah kondisi penyempitan dari ujung kulit depan penis atau bagian kulup tak bisa ditarik ke belakang. Kasus fimosis boleh dibilang tidak sedikit. (Lihat videonya: Viral Pengendara Motor Diduga Bonceng Mayat di Boyolali)
Setidaknya sekira 40 persen. Dari 10 anak laki-laki diperkirakan lahir empat anak dengan masalah fimosis. Jangan anggap sepele penyakit ini. Fimosis menyebabkan bagian kulit penis mudah kotor dan akhirnya terinfeksi. Lama kelamaan akhirnya terjadilah infeksi saluran kemih. Karenanya sunat menjadi solusi permasalahan tersebut. (Sri Noviarni)
“Orang tua dihimbau untuk memfasilitasi kenyamanan anak sebagai salah satu perawatan pasca-sirkumsisi dengan menyediakan pakaian yang nyaman. Mengenai perawatan pasien pasca sirkumsisi, kita perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan bagaimana teknik sirkumsisi yang dilakukan,” beber Ahmad. (Baca juga: 5 Hal yang Wajib Dilakukan Jika Terinfeksi Flu)
Lantas kapan waktu yang tepat untuk sunat? Dikatakan dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Rumah Sunatan, anak sebaiknya sudah disunat pada usia di bawah enam bulan atau saat masih bayi. Tapi apakah tidak terlalu dini? Menurutnya, di usia nol sampai enam bulan jika terjadi luka justru akan lebih cepat sembuh. Sebab pertumbuhan sel paling cepat terjadi saat masih bayi.
Di usia tersebut pula jika melakukan sunat maka anak tidak akan mengalami trauma. Tentu berbeda kondisinya ketika anak sudah menginjak usia SD. Di usia sekolah ini anak yang dipaksa untuk sunat bukan tak mungkin akan mengalami traumatik atau ketakutan yang akan terus diingatnya.
Disamping itu diungkapkan dr. Mahdian, alasan lainnya untuk melakukan sunat pada usia anak 0-6 bulan itu adalah abak belum belajar untuk tengkurap. "Kalau setelah enam bulan, sudah bisa tengkurap, nanti habis sunat malah tergesek. Jadi sebaiknya sebelum enam bulan dilakukan ," ujar pengagas Mahdian Klamp ini.
Sunat sejak bayi dapat menjawab berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi pria. Salah satunya ialah fimosis. Ini adalah kondisi penyempitan dari ujung kulit depan penis atau bagian kulup tak bisa ditarik ke belakang. Kasus fimosis boleh dibilang tidak sedikit. (Lihat videonya: Viral Pengendara Motor Diduga Bonceng Mayat di Boyolali)
Setidaknya sekira 40 persen. Dari 10 anak laki-laki diperkirakan lahir empat anak dengan masalah fimosis. Jangan anggap sepele penyakit ini. Fimosis menyebabkan bagian kulit penis mudah kotor dan akhirnya terinfeksi. Lama kelamaan akhirnya terjadilah infeksi saluran kemih. Karenanya sunat menjadi solusi permasalahan tersebut. (Sri Noviarni)
(ysw)
tulis komentar anda