Punya Gejala Mirip, Bagaimana Bedakan Pneumonia dengan COVID-19?

Minggu, 08 November 2020 - 13:54 WIB
Indonesia ada di peringkat 7 dunia sebagai negara dengan beban pneumonia tertinggi menurut data WHO tahun 2017. Foto Ilustrasi/Times of India
JAKARTA - Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru-paru yang membuat organ vital tersebut dipenuhi cairan dan sel radang. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius dan tidak jarang menyebabkan kematian.

Selain itu, pneumonia juga sering terlambat disadari karena gejala awalnya sulit dibedakan dengan penyakit pernapasan lain yang ringan seperti pilek dan selesma (common cold). Akibatnya, banyak anak yang mengidap pneumonia tidak mendapat perawatan yang seharusnya dan berdampak fatal pada kesehatan mereka.

( )

Masalahnya di era pandemi seperti sekarang, bagaimana membedakan pneumonia dengan COVID-19? Walau keduanya memiliki gejala yang mirip, akan tetapi sebenarnya pneumonia berbeda dengan COVID-19.



Dijelaskan oleh Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, penyebab pneumonia bisa datang dari bakteri ataupun virus. Bakteri yang paling banyak menyebabkan pneumonia adalah bakteri pneumococcus dan staphylococcus. Sedangkan penyebab yang berasal dari virus seperti virus influenza, termasuk SARS-CoV-2, adalah yang menyebabkan COVID-19.

Menurutnya, memang tidak mudah membedakan penyakit secara klinis, apakah pneumonia disebabkan oleh virus atau bakteri. “Akan tetapi, pada masa pandemi seperti sekarang, melakukan pemeriksaan pneumonia untuk mengetahui apakah disebabkan karena COVID-19 atau tidak salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan swab test,” jelas dr. Nastiti dalam acara diskusi bertema "Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi".

Pada tes swab, dokter akan mengambil sampel lendir untuk diperiksa menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction). Hasil akhir pemeriksaan ini bakal menunjukkan ada-tidaknya virus SARS-CoV-2 dalam tubuh. Selain swab, pemeriksaan darah mungkin juga menunjukkan tanda-tanda pneumonia COVID-19.

Sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Nastiti mengimbau agar anak-anak tidak keluar rumah, kecuali ada keperluan yang mendesak selama masa pandemi. Orangtua pun hendaknya tidak membawa anak ke tempat keramaian mengingat risiko transmisi virus corona yang tinggi. Kalaupun harus keluar rumah, selalu ingatkan pada anak untuk menjaga protokol kesehatan.

( )

Saat ini Indonesia ada di peringkat 7 dunia sebagai negara dengan beban pneumonia tertinggi menurut data WHO tahun 2017, di mana terdapat 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut atau 17% dari seluruh kematian balita.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More