Nostalgia melalui Sandiwara Radio Asmara di Tengah Bencana di Aplikasi RCTI+

Rabu, 02 Desember 2020 - 16:33 WIB
RCTI Plus melalui fitur Radio Plus menghadirkan sandiwara radio yang disebut dengan cerita suara. Foto/MNC Media
JAKARTA - Sandiwara radio di Indonesia mengalami kejayaan pada 1970 sampai awal 1990, dengan puncaknya pada 1980. Saat itu, beragam judul sandiwara radio sukses disiarkan di seluruh penjuru Indonesia.

RCTI+ melalui fitur Radio+ menghadirkan sandiwara radio yang disebut dengan cerita suara. Di dalam cerita suara ada beragam judul seperti Saur Sepuh, Tutur Tinular, Asmara Di Tengah Bencana, dan masih banyak judul lain.

( )



Cerita suara Asmara di Tengah Bencana dijadikan salah satu media penyuluhan bagi BNPB untuk pencegahan bencana alam yang dikemas dalam genre romantis. Pada episode 1 mengisahkan tentang kisah cinta anak manusia yang mempunyai perbedaan status sosial.

Seperti inilah penggalan kisah Asmara di Tengah Bencana episode 1. Malam gelap disertai angin bertiup sedikit kencang, rombongan Tumenggung Jayeng Logo berkuda meninggalkan tapal batas kabupaten. Ki Tumenggung berkuda paling depan bersama Jatmiko yang merupakan putranya.

Hutan kecil di selatan Candi Prambanan sunyi senyap, hampir tak terdengar suara apapun. Namun, ada bayangan manusia yang sedang berwaspada, mereka adalah kawanan rampok dengan pimpinannya Suro Pendem.

“Apa sudah dipastikan mereka adalah rombongan saudagar?” tanya Suro.

Salah satu anak buahnya menjawab, "Mereka rombongan juragan batik."

Lalu Suro menyuruh anak buahnya untuk menghantam rombongan tersebut dari 2 arah. Suro bersiaga mencegat rombongan Ki Tumenggung, orang-orang berpakai gelap langsung menyerangnya.

( )

Cerita suara Asmara di Tengah Bencana dapat didengarkan di aplikasi RCTI+. Download aplikasi RCTI+ di Play Store dan App Store.
(tsa)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More