Keluarga Punya Peran Penting Menangani Diabetes di Masa Pandemi Covid-19
Kamis, 03 Desember 2020 - 09:30 WIB
JAKARTA -
Peran keluarga begitu penting untuk penanganan pertama maupun motivasi kepada penderita diabetes agar tetap hidup sehat. Seperti diketahu, diabetes adalah penyakit penyerta yang memperparah infeksi Covid-19 . Maka itu penting sekali mencegah risiko komplikasi diabetes, terutama dalam kondisi pandemi Covid. Riset American Diabetes Association pada tahun 2019 yang melibatkan 5000 responden orang dewasa penyandang diabetes mengungkap pentingnya peran keluarga, teman, dan kerabat dalam meningkatkan kesejahteraan dan manajemen diri para diabetesi.
Keluarga dapat memberi berbagai bentuk dukungan langsung, seperti membantu menyuntik insulin, serta dukungan sosial dan emosional dalam membantu diabetesi menjalani kehidupan sehari-hari. Anggota keluarga juga memiliki pengaruh signifikan pada kesejahteraan psikologis diabetesi, dukungan dalam penerapan pola makan, olahraga, dan rekomendasi perawatan medis bagi diabetesi.
Ketua PERSADIA Nasional Periode 2017-2020 dan konsultan endokrin metabolik RS DR. Soetomo Surabaya Prof. Dr. dr. Agung Pranoto, M. Kes., SpPD., K-EMD., FINASIM mengatakan sebenarnya ajakan agar keluarga lebih proaktif menjalankan peran sebagai caregiver telah dimulai sejak dua tahun lalu. “Awalnya keluarga diundang datang karena tingkat risiko yang lebih tinggi daripada orang lain, maka begitu diabetesi terdeteksi, kami minta keluarganya datang semua untuk early detection. Sesudah menjalani pemeriksaan awal, biasanya kami sudah bisa menggugah kesadaran keluarga untuk membantu penyandang diabetes mengubah gaya hidup dan pola konsumsi yang lebih sehat agar tetap produktif dan terhindar dari risiko komplikasi diabetes,” papar Prof. Agung.
Keluarga juga perlu mendorong diabetesi (penderita diabetes-red) agar tetap aktif secara fisik, berolahraga sesuai kemampuan, mengonsumsi obat secara rutin sesuai petunjuk dokter dan mematuhi pola makannya dengan teratur dan disiplin. Selain itu, keluarga dan pengasuh perlu secara rutin memeriksa dan mencatat gula darah penyandang diabetes untuk mengetahui pola-polanya. Dengan demikian, dapat diketahui apakah perawatan diabetes yang dilakukan sudah sesuai atau perlu ada perubahan.
Untuk itulah, Executive Committee Member IDF Western Pacific Region (2009-2011 & 2012-2015) Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE,menggarisbawahi pentingnya anggota keluarga memiliki pengetahuan memadai tentang diabetes agar mampu mendukung diabetesi dengan optimal. “Beberapa hal yang dibutuhkan anggota keluarga di antaranya pengetahuan dasar tentang penyakit diabetes, strategi mengubah rutinitas, cara yang subtle untuk mengatasi aspek emosional diabetesi, serta bagaimana membangun kemandirian diabetesi agar tidak tergantung pada orang lain.
Selain itu, keluarga perlu memiliki pengetahuan memadai mengenai perawatan dan manajemen diabetes yang tepat. Caregiver harus mampu berada di depan melatih gaya hidup baru pada diabetesi, harus bisa berada di samping sebagai teman dan partner dalam mengubah gaya hidup, serta dari belakang menjadi pendorong motivasi diabetesi untuk patuh dan disiplin. Salah satu contoh adalah saat menyusun pilihan makanan yang sehat dan rencana makan yang ramah diabetes dengan beragam makanan, sehingga membantu memastikan diabetesi mendapatkan jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang tepat, serta terhindar dari kebosanan,” papar Prof. Sidartawan.
Peran keluarga begitu penting untuk penanganan pertama maupun motivasi kepada penderita diabetes agar tetap hidup sehat. Seperti diketahu, diabetes adalah penyakit penyerta yang memperparah infeksi Covid-19 . Maka itu penting sekali mencegah risiko komplikasi diabetes, terutama dalam kondisi pandemi Covid. Riset American Diabetes Association pada tahun 2019 yang melibatkan 5000 responden orang dewasa penyandang diabetes mengungkap pentingnya peran keluarga, teman, dan kerabat dalam meningkatkan kesejahteraan dan manajemen diri para diabetesi.
Keluarga dapat memberi berbagai bentuk dukungan langsung, seperti membantu menyuntik insulin, serta dukungan sosial dan emosional dalam membantu diabetesi menjalani kehidupan sehari-hari. Anggota keluarga juga memiliki pengaruh signifikan pada kesejahteraan psikologis diabetesi, dukungan dalam penerapan pola makan, olahraga, dan rekomendasi perawatan medis bagi diabetesi.
Ketua PERSADIA Nasional Periode 2017-2020 dan konsultan endokrin metabolik RS DR. Soetomo Surabaya Prof. Dr. dr. Agung Pranoto, M. Kes., SpPD., K-EMD., FINASIM mengatakan sebenarnya ajakan agar keluarga lebih proaktif menjalankan peran sebagai caregiver telah dimulai sejak dua tahun lalu. “Awalnya keluarga diundang datang karena tingkat risiko yang lebih tinggi daripada orang lain, maka begitu diabetesi terdeteksi, kami minta keluarganya datang semua untuk early detection. Sesudah menjalani pemeriksaan awal, biasanya kami sudah bisa menggugah kesadaran keluarga untuk membantu penyandang diabetes mengubah gaya hidup dan pola konsumsi yang lebih sehat agar tetap produktif dan terhindar dari risiko komplikasi diabetes,” papar Prof. Agung.
Keluarga juga perlu mendorong diabetesi (penderita diabetes-red) agar tetap aktif secara fisik, berolahraga sesuai kemampuan, mengonsumsi obat secara rutin sesuai petunjuk dokter dan mematuhi pola makannya dengan teratur dan disiplin. Selain itu, keluarga dan pengasuh perlu secara rutin memeriksa dan mencatat gula darah penyandang diabetes untuk mengetahui pola-polanya. Dengan demikian, dapat diketahui apakah perawatan diabetes yang dilakukan sudah sesuai atau perlu ada perubahan.
Untuk itulah, Executive Committee Member IDF Western Pacific Region (2009-2011 & 2012-2015) Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE,menggarisbawahi pentingnya anggota keluarga memiliki pengetahuan memadai tentang diabetes agar mampu mendukung diabetesi dengan optimal. “Beberapa hal yang dibutuhkan anggota keluarga di antaranya pengetahuan dasar tentang penyakit diabetes, strategi mengubah rutinitas, cara yang subtle untuk mengatasi aspek emosional diabetesi, serta bagaimana membangun kemandirian diabetesi agar tidak tergantung pada orang lain.
Selain itu, keluarga perlu memiliki pengetahuan memadai mengenai perawatan dan manajemen diabetes yang tepat. Caregiver harus mampu berada di depan melatih gaya hidup baru pada diabetesi, harus bisa berada di samping sebagai teman dan partner dalam mengubah gaya hidup, serta dari belakang menjadi pendorong motivasi diabetesi untuk patuh dan disiplin. Salah satu contoh adalah saat menyusun pilihan makanan yang sehat dan rencana makan yang ramah diabetes dengan beragam makanan, sehingga membantu memastikan diabetesi mendapatkan jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang tepat, serta terhindar dari kebosanan,” papar Prof. Sidartawan.
(wur)
tulis komentar anda