Tips Kendalikan Asupan Garam pada Makanan
Minggu, 10 Januari 2021 - 06:51 WIB
JAKARTA - Natrium atau sodium memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif. Hanya, kelebihan ataupun kekurangan natrium memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Lantas, bagaimana kita menyeimbangkan dan mengendalikannya?
Natrium yang sehari-hari banyak kita temukan dalam produk garam memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial. Hanya, kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Jika kelebihan, efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, dan lain lain.
( )
Sebaliknya, jika kekurangan, efek yang ditimbulkan antara lain gangguan fungsi otot dan saraf serta gangguan kontrol gula darah. Maka itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan dan mengendalikan asupan zat tersebut ke dalam tubuh.
Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Dr. Hardinsyah, MS mengatakan, cara paling mudah untuk mengendalikan konsumsi natrium adalah dengan mengurangi kadar garam dalam masakan. Sebab kita tahu, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan adalah banyak menggunakan bumbu dan rempah bercita rasa tinggi.
"Tak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang punya cita rasa tinggi. Sedangkan dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium. Nah, cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," ujar Prof. Hardinsyah dalam webinar bertema "Keamanan dan Manfaat Kesehatan Bumbu dan Penguat Rasa, serta Strategi Pengendalian Asupan Garam Guna Mewujudkan Hidup Sehat" yang digagas PT Ajinomoto Indonesia, belum lama ini.
Menurut Prof. Hardinsyah, ada beberapa cara untuk mengendalikan asupan garam, yang sesuai dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan memanfaatkan bumbu umami seperti MSG.
“Jika kita ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, penggunaan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi. Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang yang menunjukkan bahwa penggunaan MSG dapat menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa,” katanya.
Sementara itu, webinar yang diselenggarakan PT Ajimoto Indonesia ini sudah berjalan beberapa kali guna mendukung masyarakat Indonesia agar tetap sehat dengan menyebarluaskan fakta informatif tentang bumbu umami dan monosodium glutamat (MSG) di tengah pandemi COVID-19. Pada webinar terakhir yang digelar dua kali pada Desember lalu, PT Ajinomoto bekerja sama dengan PERGIZI PANGAN Indonesia dan Federation of Asian Nutrition Societies.
Natrium yang sehari-hari banyak kita temukan dalam produk garam memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial. Hanya, kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Jika kelebihan, efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, dan lain lain.
( )
Sebaliknya, jika kekurangan, efek yang ditimbulkan antara lain gangguan fungsi otot dan saraf serta gangguan kontrol gula darah. Maka itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan dan mengendalikan asupan zat tersebut ke dalam tubuh.
Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Dr. Hardinsyah, MS mengatakan, cara paling mudah untuk mengendalikan konsumsi natrium adalah dengan mengurangi kadar garam dalam masakan. Sebab kita tahu, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan adalah banyak menggunakan bumbu dan rempah bercita rasa tinggi.
"Tak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang punya cita rasa tinggi. Sedangkan dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium. Nah, cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," ujar Prof. Hardinsyah dalam webinar bertema "Keamanan dan Manfaat Kesehatan Bumbu dan Penguat Rasa, serta Strategi Pengendalian Asupan Garam Guna Mewujudkan Hidup Sehat" yang digagas PT Ajinomoto Indonesia, belum lama ini.
Menurut Prof. Hardinsyah, ada beberapa cara untuk mengendalikan asupan garam, yang sesuai dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan memanfaatkan bumbu umami seperti MSG.
“Jika kita ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, penggunaan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi. Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang yang menunjukkan bahwa penggunaan MSG dapat menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa,” katanya.
Sementara itu, webinar yang diselenggarakan PT Ajimoto Indonesia ini sudah berjalan beberapa kali guna mendukung masyarakat Indonesia agar tetap sehat dengan menyebarluaskan fakta informatif tentang bumbu umami dan monosodium glutamat (MSG) di tengah pandemi COVID-19. Pada webinar terakhir yang digelar dua kali pada Desember lalu, PT Ajinomoto bekerja sama dengan PERGIZI PANGAN Indonesia dan Federation of Asian Nutrition Societies.
tulis komentar anda