Penyakit Kronis Para Diktator, Hitler Parkinson Mussolini Sifilis

Sabtu, 16 Mei 2020 - 18:27 WIB
Diktator lazimnya hidup serba kecukupan dan selalu mendapat pelayanan istimewa, tak terkecuali dalam hal kesehatan. Namun faktanya diktator juga manusia biasa yang tak kebal terhadap penyakit. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
SEORANG diktator lazimnya hidup serba kecukupan dan selalu mendapat pelayanan istimewa tak terkecuali dalam hal kesehatan . Namun faktanya seorang diktator juga manusia biasa yang tak kebal terhadap penyakit .

Meski bergelimang kekuasaan tak terbatas, pemimpin bertangan besi merupakan pribadi lemah ketika mengidap penyakit. Berikut penyakit-penyakit tak terduga yang menggerogoti para diktator.

1. Mao Zedong (Insomnia dan serangan jantung)*



Mao berusaha merahasiakan kesehatannya yang memburuk untuk mempertahankan cengkeramannya pada otoritas. Pada 1974, dokter mendiagnosisnya dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Kelemahan ototnya memburuk. Ia pun kehilangan kemampuan untuk berbicara secara koheren sebelum kematinnya dua tahun kemudian.



Pemimpin Komunisme China itu dikenal kurang menjaga kebersihan. Ia menolak mandi (memilih meminta pelayannya menyeka dengan handuk panas) dan lebih memilih berkumur dengan teh daripada gosok gigi. Hal ini menyebabkan kerusakan pada giginya. Selain stress dan insomnia, serangan jantung juga dialami Mao hingga menjelang kematiannya pada 1976. (Baca juga: Warisan Positif Para Diktator, dari Revolusi Pendidikan hingga Kebebasan Beragama )

2. Fidel Castro (Radang usus)



Lahir pada 1926, seorang pemimpin tertinggi seperti halnya Fidel Castro umumnya menikmati kesehatan yang baik dalam sebagian besar hidupnya. Namun, pada 2007 saat berusia 80 tahun, Castro didiagnosa menderita penyakit divertikulitis (radang usus) serius.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More