Penyakit Kronis Para Diktator, Hitler Parkinson Mussolini Sifilis
Sabtu, 16 Mei 2020 - 18:27 WIB
Meskipun relatif umum diderita orang lanjut usia, divertikulitis bisa sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan komplikasi fatal. Castro menjalani beberapa operasi untuk menyembuhkan divertikulitis yang dideritanya. (Baca juga: 5 Bahan Rumahan untuk Atasi Sakit Akibat Radang Usus Buntu )
Konon satu operasi sempat gagal dan membutuhkan waktu lima bulan untuk pemulihan. Akibat hal itu, saudaranya Raul sempat menggantikan Castro sementara di tampuk pemerintahan Kuba. Masalah kesehatan Castro menjadi sangat parah sehingga ia pensiun dari pemerintahan pada 2008
3. Joseph Stalin (Pengerasan pembuluh darah otak)
Kesehatan Joseph Stalin mulai menurun pada 1945. Para sejarawan menyakini hal itu disebabkan penyakit stroke dan serangan jantung yang diidapnya. Keadaan mentalnya juga memburuk, dan ia menjadi semakin paranoid.
Dokter yang merawat Stalin tak lama sebelum wafatnya pada 1953 mengklaim bahwa diktator Soviet itu menderita atherosclerosis, atau pengerasan pembuluh darah otaknya yang dideritanya selama bertahun-tahun.
4. Adolf Hitler (Parkinson)
Kesehatan fisik Adolf Hitler telah menjadi pusat perdebatan sejarah selama bertahun-tahun. Banyak pihak mencurigai pemimpin Nazi itu memiliki sejumlah penyakit sepanjang hidupnya. (Baca juga: Menelusuri Jejak Hitler di Indonesia )
Para peneliti memperkirakan Hitler menderita Parkinson sekitar tahun 1933, ketika ia menjadi diktator di Jerman. Getaran tangannya yang sering terlihat bisa menjadi indikasi penyakit itu. Menurut sebuah penelitian, para peneliti menganalisa, Parkinson menyebabkan Hitler membuat keputusan militer yang buruk seperti serangan ke Uni Soviet yang gagal di PD I.
Konon satu operasi sempat gagal dan membutuhkan waktu lima bulan untuk pemulihan. Akibat hal itu, saudaranya Raul sempat menggantikan Castro sementara di tampuk pemerintahan Kuba. Masalah kesehatan Castro menjadi sangat parah sehingga ia pensiun dari pemerintahan pada 2008
3. Joseph Stalin (Pengerasan pembuluh darah otak)
Kesehatan Joseph Stalin mulai menurun pada 1945. Para sejarawan menyakini hal itu disebabkan penyakit stroke dan serangan jantung yang diidapnya. Keadaan mentalnya juga memburuk, dan ia menjadi semakin paranoid.
Dokter yang merawat Stalin tak lama sebelum wafatnya pada 1953 mengklaim bahwa diktator Soviet itu menderita atherosclerosis, atau pengerasan pembuluh darah otaknya yang dideritanya selama bertahun-tahun.
4. Adolf Hitler (Parkinson)
Kesehatan fisik Adolf Hitler telah menjadi pusat perdebatan sejarah selama bertahun-tahun. Banyak pihak mencurigai pemimpin Nazi itu memiliki sejumlah penyakit sepanjang hidupnya. (Baca juga: Menelusuri Jejak Hitler di Indonesia )
Para peneliti memperkirakan Hitler menderita Parkinson sekitar tahun 1933, ketika ia menjadi diktator di Jerman. Getaran tangannya yang sering terlihat bisa menjadi indikasi penyakit itu. Menurut sebuah penelitian, para peneliti menganalisa, Parkinson menyebabkan Hitler membuat keputusan militer yang buruk seperti serangan ke Uni Soviet yang gagal di PD I.
tulis komentar anda