Tak Hanya Sebabkan Anemia, Kurang Zat Besi Juga Hambat Perkembangan Otak Anak

Kamis, 28 Januari 2021 - 14:15 WIB
Secara fisik kurang zat besi bisa dilihat dari bagian bawah mata anak pucat, sering pusing, kuku dan telapak tangan tampak pucat, serta mengalami gejala 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lalai). Sementara itu Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si, Ketua Umum HIMPAUDI Pusat pada kesempatan yang sama mengatakan, zat besi yang lebih rendah dari AKG berdampak pada rendahnya tumbuh kembang anak. Bila ini terjadi dalam jangka panjang dan di usia dini, maka tidak bisa diperbaiki lagi di masa depan. “Bonus demografi yang seharusnya menjadi jendela kesempatan, malah menjadi beban,” kata Prof. Netti.

Konsumsi sumber zat besi yang baik salah satunya adalah protein hewani. Kalau dihubungkan antara konsumsi protein hewani dengan cerminan konsumsi zat besi, bisa dilihat bahwa ada keterkaitan hasil belajar dengan konsumsi makanan protein tinggi. “Anak dengan konsumsi protein tinggi, dimensi perkembangannya lebih baik,” imbuh Prof. Netti.



Ya, protein hewani seperti daging, ikan, unggas, dan hati adalah sumber zat besi heme, yang penyerapannya sangat baik di saluran cerna. Hati-hati terhadap tanin yang terkandung dalam teh, kopi, dan cokelat, serta bikarbonat dalam minuman bersoda, sebab minuman ini bisa menghalangi penyerapan zat besi.

Beri jeda dua jam sebelum atau sesudah makan bila ingin memberi anak makanan/minuman tersebut. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, barengi dengan asupan vitamin C. Vitamin C sebaiknya diberikan sebelum makan karena dengan situasi yang asam, zat besi lebih mudah diserap di saluran cerna. Sri Noviarni
(wur)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More