Nyeri Pinggang Jangan Dibiarkan, Bisa Jadi Ini Gejala Penyakit Serius!
Senin, 01 Februari 2021 - 14:30 WIB
JAKARTA - Rasa nyeri pada pinggang sering dianggap wajar. Lebih dari 80% populasi dunia pernah mengeluh kondisi ini. Tapi banyak yang tidak menyadari bahwa nyeri pinggang kemungkinan adalah gejala awal dari penyakit yang lebih serius seperti Axial Spondyloarthritis (AxSpA). AxSpA adalah gangguan imun/penyakit autoimun dimana kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan (artritis) pada sendi tulang belakang.
“Tidak hanya pada persendian, penderita juga berpotensi mengalami gangguan peradangan entesis (daerah dimana ligamen dan tendon bertemu dengan tulang), uveitis (mata), psoriasis, serta peradangan pada usus,” terang Dr. dr. Laniyati Hamijoyo, Sp.PD-KR, FINASIM, pada acara webinar bertema Ada Bambu di Punggungku – Periksakan Dini Nyeri Pinggang, Sebelum Memburuk yang diadakan Novartis Indonesia.
AxSpA termasuk penyakit rematik inflamasi yang terkait dengan gen HLA-B27. Gen HLA-B27 ini berguna untuk klasifikasi AxSpA meskipun untuk diagnosis, HLA B-27 sendiri tidaklah cukup. Umumnya gejala timbul pada usia < 45 tahun.
Menurut dr. Laniyati, AxSpA terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Non-radiographic Axial Spondyloarthritis (nr-axSpA) dan Ankylosing Spondylitis (AS). Gejala pada keduanya serupa yang biasanya ditandai oleh rasa nyeri dan kaku di pinggang dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
Namun perbedaannya, pada nr-AxSpA, inflamasi tidak terlihat pada hasil foto rontgen melainkan dengan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI), walaupun orang tersebut merasakan gejala. “Sedangkan pada AS, inflamasi sudah terdeteksi saat pemeriksaan radiografi,” bebernya.
Guna melihat adanya nr-AxSpA atau tidak, biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan MRI. Pada umumnya, nr-AxSpA dianggap sebagai tahap pertama sebelum penyakit memburuk menjadi AS. Dalam kurung waktu 2 sampai 10 tahun, sekitar 10 - 40% pasien dengan nr- AxSpA akan berkembang menjadi AS. Untuk itu, tatalaksana yang cepat dan tepat memegang kontribusi yang sangat besar dalam mempertahankan kualitas hidup yang baik bagi pasien.
Pasien dengan AS biasanya akan mengalami gejala seperti peradangan (rasa sakit, dan kekakuan) di bagian bahu, pinggul, atau tumit dan kadang disertai pula dengan kondisi mudah lelah dan kehilangan energi untuk beraktivitas. Karena sifatnya yang progresif, pada pasien dengan AS berat dapat terjadi penyatuan ruas-ruas tulang belakang menyerupai batang bambu, sehingga penderita sulit bergerak, menjadi bungkuk. Penyakit ini dikenal dengan nama “Bamboo Spine”.
“Tidak hanya pada persendian, penderita juga berpotensi mengalami gangguan peradangan entesis (daerah dimana ligamen dan tendon bertemu dengan tulang), uveitis (mata), psoriasis, serta peradangan pada usus,” terang Dr. dr. Laniyati Hamijoyo, Sp.PD-KR, FINASIM, pada acara webinar bertema Ada Bambu di Punggungku – Periksakan Dini Nyeri Pinggang, Sebelum Memburuk yang diadakan Novartis Indonesia.
AxSpA termasuk penyakit rematik inflamasi yang terkait dengan gen HLA-B27. Gen HLA-B27 ini berguna untuk klasifikasi AxSpA meskipun untuk diagnosis, HLA B-27 sendiri tidaklah cukup. Umumnya gejala timbul pada usia < 45 tahun.
Menurut dr. Laniyati, AxSpA terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Non-radiographic Axial Spondyloarthritis (nr-axSpA) dan Ankylosing Spondylitis (AS). Gejala pada keduanya serupa yang biasanya ditandai oleh rasa nyeri dan kaku di pinggang dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
Namun perbedaannya, pada nr-AxSpA, inflamasi tidak terlihat pada hasil foto rontgen melainkan dengan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI), walaupun orang tersebut merasakan gejala. “Sedangkan pada AS, inflamasi sudah terdeteksi saat pemeriksaan radiografi,” bebernya.
Guna melihat adanya nr-AxSpA atau tidak, biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan MRI. Pada umumnya, nr-AxSpA dianggap sebagai tahap pertama sebelum penyakit memburuk menjadi AS. Dalam kurung waktu 2 sampai 10 tahun, sekitar 10 - 40% pasien dengan nr- AxSpA akan berkembang menjadi AS. Untuk itu, tatalaksana yang cepat dan tepat memegang kontribusi yang sangat besar dalam mempertahankan kualitas hidup yang baik bagi pasien.
Pasien dengan AS biasanya akan mengalami gejala seperti peradangan (rasa sakit, dan kekakuan) di bagian bahu, pinggul, atau tumit dan kadang disertai pula dengan kondisi mudah lelah dan kehilangan energi untuk beraktivitas. Karena sifatnya yang progresif, pada pasien dengan AS berat dapat terjadi penyatuan ruas-ruas tulang belakang menyerupai batang bambu, sehingga penderita sulit bergerak, menjadi bungkuk. Penyakit ini dikenal dengan nama “Bamboo Spine”.
tulis komentar anda