Penyitas Kanker Prostat Sering Tak Menyadari Gejala di Stadium Awal

Jum'at, 19 Februari 2021 - 15:32 WIB
Deteksi dini dengan melakukan skrining adalah salah satu cara mencegah kanker prostat menyebar ke bagian tubuh lain. Foto/Istimewa
JAKARTA - Kanker prostat pada stadium awal, seringkali ditemukan penyitas tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya. Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, terdapat darah pada urine, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan, dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang.

Karenanya deteksi dini krusial peranannya untuk mendiagnosa penyakit ini dan agar bisa segera ditangani. Asri Urology Center (AUC) yang merupakan bagian dari Siloam Hospitals ASRI, menghadirkan inovasi untuk deteksi dini kanker prostat yaitu biopsi prostat dengan teknologi robotik. “Deteksi dini bertujuan agar dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk,” ujar dokter spesialis urologi dan Ketua Asri Urology Center (AUC) Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K).





Biopsi prostat dengan teknologi robotik, sambung dr. Nur, digunakan untuk meningkatkan ketepatan pengambilan sampel jaringan di lokasi sel kanker prostat. “Dengan adanya teknologi ini, diagnosis menjadi lebih cepat dan akurat, waktu biopsi lebih singkat, serta menghindari dilakukannya biopsi ulang, ” imbuh dr. Nur.

Ada beberapa metode biopsi yang biasa dilakukan oleh para ahli, seperti biopsi transperineal. Biopsi ini tidak melalui saluran cerna (gastro-intestinal) atau saluran kemih, melainkan melalui bagian perineal (di antara kantung kemaluan dan anus) dan memiliki risiko sepsis yang sangat kecil sehingga dianggap paling aman.

Lebih lanjut Spesialis konsultan uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U (K), PhD. menjelaskan, terdapat beberapa keuntungan menggunakan teknologi robotik untuk menangani penyelidikan. Pertama, gerakan pemindaian dapat membuat irisan gambar 2D yang terdistribusi secara merata untuk rekonstruksi 3D.



Kedua, panduan jarum dapat secara otomatis disejajarkan pada target dan dikunci untuk biopsi. “Yang terakhir, deformasi prostat karena interaksi dengan probe dapat diminimalkan karena gerakan yang sama dapat digunakan untuk memindai dan menyelaraskan probe untuk biopsi,” terang dr. Agus Rizal. Biopsi prostat dengan teknologi robotik dan lokalisasi jarum merupakan perkembangan teknologi yang berpotensi positif memengaruhi diagnosis dan tata laksana kanker prostat.

Kemajuan signifikan memungkinkan lokalisasi target yang lebih tepat dan akurat namun perlu adanya pengembangan teknologi agar alat ini tersedia untuk penggunaan klinis sehari-hari. Dokter yang mengambil gelar PhD. di Radboud University Nijmegen Medical Center, Belanda ini juga menjelaskan bahwa biopsi prostat dengan teknologi robotik memiliki durasi tindakan lebih singkat dibandingkan biopsi non-robotik, “Hal ini tentunya menguntungkan bagi pasien dan tenaga medis yang berada di ruang tindakan, terutama selama pandemi COVID-19. Teknologi tersebut dapat mempersingkat waktu operasi sehingga kontak antara pasien dengan tenaga medis di ruang tindakan pun menjadi minim,” tutupnya. Sri noviarni
(wur)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More