Pentingnya Penerapan Prokes dan Vaksinasi Covid-19 di Masa Pandemi

Senin, 01 Maret 2021 - 12:04 WIB
Media memiliki peran penting dalam mengampanyekan informasi seputar protokol kesehatan dan manfaat vaksinasi kepada masyarakat. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
JAKARTA - Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia, baru-baru ini, menggelar media gathering virtual bertajuk Update Perkembangan Covid-19 dengan menghadirkan tiga dokter antara lain Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P (K) dari RS Premier Jatinegara; Prof. DR. dr. Jusak Nugraha, Sp.PK (K-GH, K-AI, K-PTI) MS dari RS Premier Surabaya; dan DR. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A., MARS, yang merupakan bagian KOMDA KIPI Banten dari RS Premier Bintaro.



Dalam sambutannya, CEO RS Premier Bintaro, dr. Martha Siahaan, MARS, berharap peran serta media untuk terus mengampanyekan informasi seputar protokol kesehatan dan manfaat vaksinasi. Pasalnya, hal tersebut sangat membantu tenaga kesehatan atau pemberi layanan kesehatan.



Selanjutnya, pada sesi pertama, Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp. P (K) memaparkan definisi tentang klasifikasi diagnosis Covid-19 mulai dari orang yang terkonfirmasi positif dengan hasil pemeriksaan yang akurat, terduga atau orang yang memiliki gejala seperti demam, batuk, kelelahan yang sangat, gangguan saluran pernapasan akut, penurunan nafsu makan, dan sebagainya.

Tahap tersebut merupakan tahapan yang lebih dekat dengan terkonfirmasi karena biasanya diiringi dengan gejala spesifik seperti hilangnya penciuman dan perasa, yang terakhir adalah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi.

" Pasien terkonfirmasi positif dengan gejala sedang, gejala berat dan kritikal merupakan pasien yang wajib dirawat di rumah sakit. Yang membedakan adalah pada gejala berat dan kritikal pasien harus mendapatkan pengawasan ketat di ruang ICU, sedangkan pasien tanpa gejala hingga gejala ringan dapat melakukan isolasi secara mandiri di rumah atau di tempat-tempat yang telah disediakan untuk melakukan isolasi," jelas Prof Menaldi.

Menurutnya, angka di RS Persahabatan menunjukkan 17% dari pasien dengan gejala sedang dapat lompat menjadi pasien kritis. Sedangkan pada gejala berat sekitar 30% masuk ke dalam kasus kritis dan angka kematian pada kasus kritis sebesar 53%.

Untuk itu, Prof. dr. Menaldi berharap agar semua pihak dapat mengungkap pasien-pasien dengan gejala ringan dan ditangani secara serius agar tidak berkembang menjadi gejala sedang, berat, terlebih lagi kritis. Cara pencegahan dengan memutus mata rantai penyebaran melalui dua tahap yaitu tahap primer adalah dengan penerapan protokol kesehatan secara 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menghindari kerumunan) bagi masyarakat, dan bagi pemerintah atau pengelola 3T (tes, telusur, terapi) juga melalui tahap pencegahan kedua yaitu pencegahan secara sekunder dengan melakukan vaksinasi agar tercipta herd immunity secara etis.

Pada sesi berikutnya, Prof. Dr. dr. Jusak Nugraha, Sp.PK (K) menjelaskan mengenai asal-usul, karakteristik dan jenis virus corona. Diungkapkannya bahwa virus ini 79,1% menyerang usia 19-59 tahun dan 10,4% pada usia di atas 60 tahun dengan kasus fatal yang semakin meningkat pada usia lanjut dan pasien dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya dengan tingkat kematian sebesar 3,4%.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More