Vaksinasi untuk Lansia Diyakini Dapat Turunkan Angka Kematian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksinasi COVID-19 pada dasarnya diberlakukan untuk semua tanpa terkecuali. Karena itulah, vaksinasi ini juga akan menyasar masyarakat lain, seperti aparat TNI-Polri dan pekerja transportasi.Selain itu, yang juga tak kalah pentingnya, vaksinasi diprioritaskan untuk kelompok lansia . Vaksinasi ini menjadi bagian dari vaksinasi tahap kedua, di luar untuk pekerja publik.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang berusia 77 tahun merupakan salah satu pejabat negara yang divaksin pada 17 Februari 2021. Sedangkan vaksinasi lansia di DKI Jakarta dimulai 2 hari kemudian.Menurut pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, vaksinasi lansia memang sudah menjadi prioritas pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19. Ia melihat lansia perlu divaksinasi karena beberapa hal.
“Pertama mereka berusia lanjut yang memiliki sistem imun yang lemah, sehingga rentan terhadap penularan COVID-19. Yang digolongkan lansia adalah yang berumur 60 tahun ke atas,” ucap Prof Tjandra, Jumat (26/2).
Baca Juga : Penyakit Lambung tak Hanya Maag, Lantas Apa Saja?
Menurutnya, lansia sudah mematuhi protokol kesehatan dengan lebih banyak tinggal di rumah. Hanya 10% dari mereka yang terpapar COVID-19 . Namun mereka rentan tertular dari anggota keluarganya yang tinggal serumah, baik yang memiliki gejala maupun tanpa gejala.
Selain itu mereka adalah golongan usia yang memiliki penyakit komorbid. Yang termasuk dalam kelompok penyakit komorbid, antara lain hipertensi, stroke, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal kronis.“Apabila sudah terpapar, mereka susah disembuhkan dan relatif sulit diselamatkan nyawanya. Ini karena dokter juga harus mempertimbangkan penyakit penyerta yang diidap pasien lansia,” ujar Prof Tjandra.
Ia menuturkan, Sebagian yang terkena sudah bergejala dan parah sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit. Ini tentunya menjadi beban dalam penanganan penyakit di rumah sakit. “Dalam banyak kasus angka kematian akibat COVID-19 tinggi mayoritas mengenai para lansia yang memiliki penyakit komorbid,” terang Prof Tjandra.
Baca Juga : Yuk Waspada Gejala Kanker Prostat, Penyakit yang Diderita Kak Seto
Oleh karena itu vaksinasi pada lansia memang perlu didahulukan Maka vaksinasi untuk lansia bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka kematian.Dengan divaksin, mereka kebal terhadap infeksi itu. Dengan demikian penanganan penyakit lebih memfokuskan pada penyakit komorbid.
“Para lansia juga tidak perlu kawatir karena vaksin diyakini aman. Bahkan di beberapa negara ada lansia berusia 80 tahun yang divaksinasi. Mereka tak mengalami efek samping serius. Aman,” tambah Prof Tjandra.
Namun, perlu diketahui, vaksinasi hanyalah salah satu cara untuk mencegah dan memutus rantai penularan COVID-19. Program itu harus tetap dibarengi langkah lain seperti 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) dan 3T (testing, tracing, dan treatment).
Baca Juga : Bunda Lelah dengan Pandemi? Indra Bekti Bagi Tips di Webinar V Radio, Ini Link Daftarnya!
Untuk testing atau pemeriksaan misalnya, pemerintah juga sudah mengesahkan penggunaan GeNose C19 sebagai salah satu alat skrining COVID-19 untuk pengguna jasa perjalanan udara yang mulai berlaku pada April mendatang. Ini karena menurut laman satgas COVID-19, ampuh untuk mendeteksi virus COVID-19.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang berusia 77 tahun merupakan salah satu pejabat negara yang divaksin pada 17 Februari 2021. Sedangkan vaksinasi lansia di DKI Jakarta dimulai 2 hari kemudian.Menurut pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, vaksinasi lansia memang sudah menjadi prioritas pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19. Ia melihat lansia perlu divaksinasi karena beberapa hal.
“Pertama mereka berusia lanjut yang memiliki sistem imun yang lemah, sehingga rentan terhadap penularan COVID-19. Yang digolongkan lansia adalah yang berumur 60 tahun ke atas,” ucap Prof Tjandra, Jumat (26/2).
Baca Juga : Penyakit Lambung tak Hanya Maag, Lantas Apa Saja?
Menurutnya, lansia sudah mematuhi protokol kesehatan dengan lebih banyak tinggal di rumah. Hanya 10% dari mereka yang terpapar COVID-19 . Namun mereka rentan tertular dari anggota keluarganya yang tinggal serumah, baik yang memiliki gejala maupun tanpa gejala.
Selain itu mereka adalah golongan usia yang memiliki penyakit komorbid. Yang termasuk dalam kelompok penyakit komorbid, antara lain hipertensi, stroke, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal kronis.“Apabila sudah terpapar, mereka susah disembuhkan dan relatif sulit diselamatkan nyawanya. Ini karena dokter juga harus mempertimbangkan penyakit penyerta yang diidap pasien lansia,” ujar Prof Tjandra.
Ia menuturkan, Sebagian yang terkena sudah bergejala dan parah sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit. Ini tentunya menjadi beban dalam penanganan penyakit di rumah sakit. “Dalam banyak kasus angka kematian akibat COVID-19 tinggi mayoritas mengenai para lansia yang memiliki penyakit komorbid,” terang Prof Tjandra.
Baca Juga : Yuk Waspada Gejala Kanker Prostat, Penyakit yang Diderita Kak Seto
Oleh karena itu vaksinasi pada lansia memang perlu didahulukan Maka vaksinasi untuk lansia bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka kematian.Dengan divaksin, mereka kebal terhadap infeksi itu. Dengan demikian penanganan penyakit lebih memfokuskan pada penyakit komorbid.
“Para lansia juga tidak perlu kawatir karena vaksin diyakini aman. Bahkan di beberapa negara ada lansia berusia 80 tahun yang divaksinasi. Mereka tak mengalami efek samping serius. Aman,” tambah Prof Tjandra.
Namun, perlu diketahui, vaksinasi hanyalah salah satu cara untuk mencegah dan memutus rantai penularan COVID-19. Program itu harus tetap dibarengi langkah lain seperti 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) dan 3T (testing, tracing, dan treatment).
Baca Juga : Bunda Lelah dengan Pandemi? Indra Bekti Bagi Tips di Webinar V Radio, Ini Link Daftarnya!
Untuk testing atau pemeriksaan misalnya, pemerintah juga sudah mengesahkan penggunaan GeNose C19 sebagai salah satu alat skrining COVID-19 untuk pengguna jasa perjalanan udara yang mulai berlaku pada April mendatang. Ini karena menurut laman satgas COVID-19, ampuh untuk mendeteksi virus COVID-19.
(wur)