Review Film Violet Evergarden The Movie
Rabu, 03 Maret 2021 - 12:23 WIB
Banyak orang percaya cinta sejati yang benar-benar tulus dari hati tidak akan mengkhianati. Dia bisa menyakiti, tapi dengan alasan yang benar-benar murni karena cinta itu sendiri. Ini pulalah yang terjadi di film Violet Evergarden: The Movie.
Film ini mengisahkan tentang Violet Evergarden, salah satu boneka penulis surat. Violet bekerja untuk layanan pos CH di Kota Leiden. Sebelumnya, dia adalah prajurit perang. Ketika perang usai, Violet mulai bekerja untuk kantor pos tersebut. Perusahaan Pos CH ini memberikan layanan berupa menulis surat yang dilakukan oleh para boneka. Ada dua boneka di tempat ini, yaitu Violet dan Iris. Namun, Violet adalah favorit banyak orang.
Violet dianggap mampu menuliskan perasaan si pengirim surat dengan baik. Tak pelak jika banyak orang suka padanya. Dia bahkan dipercaya untuk menulis Himne untuk Laut yang dibuat untuk Festival Laut di Leiden. Namun, di balik kepiawaiannya merangkai kata dan betapa rajinnya dia bekerja, Violet menyimpan duka dan tanda tanya.
Ketika masih kecil, Violet dibawa masuk ke militer untuk dijadikan tentara. Di sana, dia bertemu Gilbert, seorang mayor militer. Gilbert kemudian menjadi mentor dan pelindungnya. Bertahun-tahun bersama, tumbuh rasa cinta di hati Gilbert. Dia bahkan mengutarakan kata-kata ‘aku cinta padamu’ kepada Violet. Namun, setelah Gilbert terluka di perang dan keduanya terpisah, Violet belum membalas kata-kata itu dan terus memikirkannya. Banyak yang mengatakan kalau Gilbert tewas dalam perang itu. Namun, Violet merasakan sebaliknya.
Sejak bekerja di CH Postal Company, Violet terus berusaha memahami apa arti kalimat aku cinta padamu tersebut. Suatu hari, dia mendapatkan kabar yang selama ini dia impikan. Harapannya pun membumbung tinggi.
Violet Evergarden merupakan film kedua dari anime dengan judul yang sama. Film keduanya ini lebih menyoroti tentang kehidupan Violet usai perang dan bagaimana perasaannya terhadap Gilbert. Sebagai mantan tentara, karakter Violet cenderung kaku meski sebenarnya sentimentil. Dia mungkin tidak terlalu piawai mengungkapkan perasaannya secara langsung lewat mulutnya, tapi luwes saat menuangkan perasaan itu dalam bentuk tulisan. Dia juga dikelilingi orang-orang yang menyayanginya, seperti Hodgins, Benedict, Cattleya dan Iris, yang merupakan teman kerjanya.
Vibe romansa tercipta dari setting tempat yang memamerkan laut yang tenang, bangunan-bangunan bergaya Victorian, bunga-bungaan sampai busana yang khas dengan setting cerita cinta di masa lalu. Mesin ketik yang dipakai juga menambah kuat latar tempat dan waktu film ini. Semuanya seolah kembali ke romansa masa lalu. Tidak ada pesawat atau kereta cepat. Yang ada adalah kapal, mobil tua dan sepeda motor tua.
Keberadaan surat juga menguatkan setting romansa dan masa lalu tersebut. Di zaman sekarang, orang lebih memilih mengungkapkan perasaannya secara langsung baik lewat telepon atau pun lewat pesan teks di perangkat smartphone mereka. Namun, di masa lalu, surat adalah salah satu jalan mengungkapkan perasaan itu kepada seseorang. Sensasi surat tentu berbeda dengan pesan teks atau pun telepon. Kita kadang tidak tahu apakah surat itu sampai atau tidak. Atau apakah surat itu akan dibalas atau tidak dan lain sebagainya. Masa tunggu inilah yang menjadi sensasi tersendiri dalam menulis surat. Di Violet Evergarden The Movie, surat juga menjadi jalan untuk berpamitan dan mengucapkan rasa terima kasih kepada orang-orang yang selama ini mengasihinya. Emosi memang lebih terasa ketika orang yang mengirimkan surat itu sudah tidak ada lagi di dunia.
Violet Evergarden The Movie akan mengaduk-aduk emosi Anda selama kurang lebih 140 menit atau 2 jam 20 menit. Ada dua cerita dalam film ini yang saling berkaitan. Sayang, endingnya kurang memuaskan bagi saya. Tidak semua hal terungkap di film ini. Mungkin, produsernya masih akan membuat lanjutannya di serial anime atau film ketiganya.
Violet Evergarden The Movie adalah kisah cinta yang panjang. Sebuah penantian dengan segala macam ketidakpastiannya. Alurnya tidak terlalu rumit, cukup serius dan kurang humor. Sementara, endingnya kurang memuaskan jika dibandingkan dengan jalinan cerita dari awal hingga akhirnya.
Violet Evergarden The Movie telah menggelar gala premier di XXI Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu (28/2). Acara ini digelar dengan menghadirkan bintang tamu Fatin Shidqia. Selain itu juga tampil beberapa cosplayer yang mengenakan kostum Violet Evergaraden. Sejumlah influencer juga turut menghadiri acara ini.
Violet Evergarden The Movie mulai tayang hari ini, Rabu (3/3), di bioskop kesayangan Anda. Tetap patuhi protokol kesehatan selama menonton film ini! Usahakan tetap mengenakan masker Anda selama film diputar! Selamat menyaksikan!
Film ini mengisahkan tentang Violet Evergarden, salah satu boneka penulis surat. Violet bekerja untuk layanan pos CH di Kota Leiden. Sebelumnya, dia adalah prajurit perang. Ketika perang usai, Violet mulai bekerja untuk kantor pos tersebut. Perusahaan Pos CH ini memberikan layanan berupa menulis surat yang dilakukan oleh para boneka. Ada dua boneka di tempat ini, yaitu Violet dan Iris. Namun, Violet adalah favorit banyak orang.
Violet dianggap mampu menuliskan perasaan si pengirim surat dengan baik. Tak pelak jika banyak orang suka padanya. Dia bahkan dipercaya untuk menulis Himne untuk Laut yang dibuat untuk Festival Laut di Leiden. Namun, di balik kepiawaiannya merangkai kata dan betapa rajinnya dia bekerja, Violet menyimpan duka dan tanda tanya.
Ketika masih kecil, Violet dibawa masuk ke militer untuk dijadikan tentara. Di sana, dia bertemu Gilbert, seorang mayor militer. Gilbert kemudian menjadi mentor dan pelindungnya. Bertahun-tahun bersama, tumbuh rasa cinta di hati Gilbert. Dia bahkan mengutarakan kata-kata ‘aku cinta padamu’ kepada Violet. Namun, setelah Gilbert terluka di perang dan keduanya terpisah, Violet belum membalas kata-kata itu dan terus memikirkannya. Banyak yang mengatakan kalau Gilbert tewas dalam perang itu. Namun, Violet merasakan sebaliknya.
Sejak bekerja di CH Postal Company, Violet terus berusaha memahami apa arti kalimat aku cinta padamu tersebut. Suatu hari, dia mendapatkan kabar yang selama ini dia impikan. Harapannya pun membumbung tinggi.
Violet Evergarden merupakan film kedua dari anime dengan judul yang sama. Film keduanya ini lebih menyoroti tentang kehidupan Violet usai perang dan bagaimana perasaannya terhadap Gilbert. Sebagai mantan tentara, karakter Violet cenderung kaku meski sebenarnya sentimentil. Dia mungkin tidak terlalu piawai mengungkapkan perasaannya secara langsung lewat mulutnya, tapi luwes saat menuangkan perasaan itu dalam bentuk tulisan. Dia juga dikelilingi orang-orang yang menyayanginya, seperti Hodgins, Benedict, Cattleya dan Iris, yang merupakan teman kerjanya.
Vibe romansa tercipta dari setting tempat yang memamerkan laut yang tenang, bangunan-bangunan bergaya Victorian, bunga-bungaan sampai busana yang khas dengan setting cerita cinta di masa lalu. Mesin ketik yang dipakai juga menambah kuat latar tempat dan waktu film ini. Semuanya seolah kembali ke romansa masa lalu. Tidak ada pesawat atau kereta cepat. Yang ada adalah kapal, mobil tua dan sepeda motor tua.
Keberadaan surat juga menguatkan setting romansa dan masa lalu tersebut. Di zaman sekarang, orang lebih memilih mengungkapkan perasaannya secara langsung baik lewat telepon atau pun lewat pesan teks di perangkat smartphone mereka. Namun, di masa lalu, surat adalah salah satu jalan mengungkapkan perasaan itu kepada seseorang. Sensasi surat tentu berbeda dengan pesan teks atau pun telepon. Kita kadang tidak tahu apakah surat itu sampai atau tidak. Atau apakah surat itu akan dibalas atau tidak dan lain sebagainya. Masa tunggu inilah yang menjadi sensasi tersendiri dalam menulis surat. Di Violet Evergarden The Movie, surat juga menjadi jalan untuk berpamitan dan mengucapkan rasa terima kasih kepada orang-orang yang selama ini mengasihinya. Emosi memang lebih terasa ketika orang yang mengirimkan surat itu sudah tidak ada lagi di dunia.
Violet Evergarden The Movie akan mengaduk-aduk emosi Anda selama kurang lebih 140 menit atau 2 jam 20 menit. Ada dua cerita dalam film ini yang saling berkaitan. Sayang, endingnya kurang memuaskan bagi saya. Tidak semua hal terungkap di film ini. Mungkin, produsernya masih akan membuat lanjutannya di serial anime atau film ketiganya.
Violet Evergarden The Movie adalah kisah cinta yang panjang. Sebuah penantian dengan segala macam ketidakpastiannya. Alurnya tidak terlalu rumit, cukup serius dan kurang humor. Sementara, endingnya kurang memuaskan jika dibandingkan dengan jalinan cerita dari awal hingga akhirnya.
Violet Evergarden The Movie telah menggelar gala premier di XXI Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu (28/2). Acara ini digelar dengan menghadirkan bintang tamu Fatin Shidqia. Selain itu juga tampil beberapa cosplayer yang mengenakan kostum Violet Evergaraden. Sejumlah influencer juga turut menghadiri acara ini.
Violet Evergarden The Movie mulai tayang hari ini, Rabu (3/3), di bioskop kesayangan Anda. Tetap patuhi protokol kesehatan selama menonton film ini! Usahakan tetap mengenakan masker Anda selama film diputar! Selamat menyaksikan!
(alv)
tulis komentar anda