Peneliti Temukan Kelainan Usus Pasien COVID-19 Berimplikasi pada Pembekuan Darah
Rabu, 20 Mei 2020 - 22:00 WIB
JAKARTA - Ketika COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019, gejala awal penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru ini hanyalah demam, sesak napas, dan batuk. Namun, ketika penyakit tersebut berkembang dan menyebar ke seluruh dunia, barulah dilaporkan sejumlah gejala baru infeksi virus mulai dari lesi pada kaki, diare, nyeri otot dan tubuh, serta kehilangan kemampuan mengecap bau dan rasa.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal "Radiology" telah mengidentifikasi gejala berbeda COVID-19 dan cara lain virus dapat menyerang tubuh manusia. Studi ini menemukan bahwa orang dengan COVID-19 mengalami kelainan usus juga. ( )
Penelitian melibatkan 412 pasien COVID-19. Sebanyak 241 orang adalah laki-laki, dan 171 perempuan. Pasien-pasien itu berasal dari fasilitas kesehatan yang sama dan telah dirawat sejak 27 Maret hingga 10 April 2020. Laporan menemukan bahwa 17% dari pasien ini menjalani pencitraan perut cross-sectional-ultrasound, CT scan, dan lain-lain. Hasilnya ditemukan bahwa 31% CT scan menunjukkan kelainan usus. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien yang berada di unit perawatan intensif.
“Kami menemukan kelainan usus pada pencitraan pasien COVID-19 , lebih umum pada pasien yang sakit dan masuk ICU. Beberapa temuan khas dari iskemia usus dan pada mereka yang menjalani operasi, adalah gumpalan pembuluh kecil di samping area usus mati," kata peneliti Radiological Society of North America Dr Rajesh Bhayana dari Massachusetts General Hospital, Boston, seperti dikutip laman Times Now News.
"Pasien di ICU dapat mengalami iskemia usus karena alasan lain. Tapi, kita tahu COVID-19 dapat menyebabkan pembekuan dan cidera pembuluh kecil sehingga usus juga mungkin terkena dampaknya," sambung Dr. Bhayana. ( )
Para peneliti lebih lanjut mengatakan, kelainan usus itu dapat disebabkan oleh infeksi virus langsung, atau bahkan trombosis pembuluh darah kecil. Iskemia mesenterika yang tidak konklusif juga dapat menjadi penyebab potensial di balik kelainan ini. Namun, masih banyak penelitian yang diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya.
Sejauh ini, bukti bahwa virus corona baru menginfeksi lebih dari sekadar paru-paru telah ditemukan. Masalah jantung, luka kaki, kerusakan hati, kerusakan plasenta pada wanita hamil, kerusakan pembuluh darah, dan lain-lain pernah dilaporkan terjadi pada pasien COVID-19.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal "Radiology" telah mengidentifikasi gejala berbeda COVID-19 dan cara lain virus dapat menyerang tubuh manusia. Studi ini menemukan bahwa orang dengan COVID-19 mengalami kelainan usus juga. ( )
Penelitian melibatkan 412 pasien COVID-19. Sebanyak 241 orang adalah laki-laki, dan 171 perempuan. Pasien-pasien itu berasal dari fasilitas kesehatan yang sama dan telah dirawat sejak 27 Maret hingga 10 April 2020. Laporan menemukan bahwa 17% dari pasien ini menjalani pencitraan perut cross-sectional-ultrasound, CT scan, dan lain-lain. Hasilnya ditemukan bahwa 31% CT scan menunjukkan kelainan usus. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien yang berada di unit perawatan intensif.
“Kami menemukan kelainan usus pada pencitraan pasien COVID-19 , lebih umum pada pasien yang sakit dan masuk ICU. Beberapa temuan khas dari iskemia usus dan pada mereka yang menjalani operasi, adalah gumpalan pembuluh kecil di samping area usus mati," kata peneliti Radiological Society of North America Dr Rajesh Bhayana dari Massachusetts General Hospital, Boston, seperti dikutip laman Times Now News.
"Pasien di ICU dapat mengalami iskemia usus karena alasan lain. Tapi, kita tahu COVID-19 dapat menyebabkan pembekuan dan cidera pembuluh kecil sehingga usus juga mungkin terkena dampaknya," sambung Dr. Bhayana. ( )
Para peneliti lebih lanjut mengatakan, kelainan usus itu dapat disebabkan oleh infeksi virus langsung, atau bahkan trombosis pembuluh darah kecil. Iskemia mesenterika yang tidak konklusif juga dapat menjadi penyebab potensial di balik kelainan ini. Namun, masih banyak penelitian yang diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya.
Sejauh ini, bukti bahwa virus corona baru menginfeksi lebih dari sekadar paru-paru telah ditemukan. Masalah jantung, luka kaki, kerusakan hati, kerusakan plasenta pada wanita hamil, kerusakan pembuluh darah, dan lain-lain pernah dilaporkan terjadi pada pasien COVID-19.
(tsa)
tulis komentar anda