Review Film The Conjuring: Devil Made Me Do It
Jum'at, 04 Juni 2021 - 19:09 WIB
Ed dan Lorraine akhirnya mampu memecahkan misteri totem dan aliran sesat yang meneror mereka dan Arne. Namun, jawaban misteri itu adalah sesuatu yang tidak mereka sangka selama ini.
The Conjuring 3 diangkat berdasarkan kisah nyata. Namun, ada sejumlah perbedaan antara kisah persidangan Arne Johnson dengan yang disajikan di film besutan Michael Chaves ini. Di kisah aslinya, pria yang dibunuh Arne adalah Alan Bono, sedangkan di film, namanya diubah menjadi Bruno. Selain itu, totem juga menjadi tambahan di film ini. Di kisah aslinya, totem ini tidak ada. Mungkin, hal ini ditambahkan untuk menjadikan ceritanya jadi lebih kaya.
Devil Made Me Do It juga menandai perubahan di The Conjuring. Film ini tidak lagi mengisahkan tentang rumah berhantu, tapi lebih membantu seseorang yang terkena masalah hukum karena perbuatan iblis. Meski begitu, film ini tidak menyoroti perjalanan sidang Arne Johnson, tapi lebih menitikberatkan pada perjalanan pasangan Warren untuk menguak iblis yang mengancam nyawa Arne.
Film The Conjuring: The Devil Made Me Do It dibuka dengan adegan yang cukup brutal. Pasangan Warren sedang melakukan pengusiran setan (exorcism) terhadap David dengan dibantu keluarga serta seorang pastor. Adegannya lumayan intensif, tapi tidak terlalu berlebihan. Sisanya berjalan normal. Adegan-adegan yang membuat jantung deg-degan juga sering terjadi. Namun, dengan level yang biasa saja.
Penampilan Patrick dan Vega di film ini pun cukup apik. Namun, cerita The Conjuring 3 ini tidak terlalu kuat. Sebagai sebuah film yang menghadirkan kejahatan karena pengaruh mantra aliran sesat, film ini tidak menggambarkan mengapa sang dukun memilih keluarga Glatzel sebagai mangsanya. Ini adalah salah satu lubang plot di film ini. Selain itu, tidak ada adegan di dalam ruang sidang yang memperlihatkan bagaimana adu argumen antara jaksa dengan pengacara Arne. Setidaknya, hal ini biasa hadir di sebuah film dengan tema kriminal.
The Conjuring: Devil Made Me Do It memberikan hiburan bagi para pencinta film horor dengan ketegangan dan jump scare yang pas, tapi tidak memberikan kepuasan bagi para pencari cerita. Film ini memiliki lubang di sana sini dari sisi cerita. Kedetilan kasus yang dibahas kurang dan terlalu menitikberatkan pada kiprah pasangan Warren, padahal kehadiran Arne di sini pun tak kalah penting.
The Conjuring: Devil Made Me Do It sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating 17 tahun ke atas dari Lembaga Sensor Film (LSF). Bijaklah dalam memilih tontonan untuk keluarga! Selalu patuhi protokol kesehatan selama berada di bioskop dan tetap kenakan masker selama film diputar! Selamat menyaksikan!
The Conjuring 3 diangkat berdasarkan kisah nyata. Namun, ada sejumlah perbedaan antara kisah persidangan Arne Johnson dengan yang disajikan di film besutan Michael Chaves ini. Di kisah aslinya, pria yang dibunuh Arne adalah Alan Bono, sedangkan di film, namanya diubah menjadi Bruno. Selain itu, totem juga menjadi tambahan di film ini. Di kisah aslinya, totem ini tidak ada. Mungkin, hal ini ditambahkan untuk menjadikan ceritanya jadi lebih kaya.
Baca Juga
Devil Made Me Do It juga menandai perubahan di The Conjuring. Film ini tidak lagi mengisahkan tentang rumah berhantu, tapi lebih membantu seseorang yang terkena masalah hukum karena perbuatan iblis. Meski begitu, film ini tidak menyoroti perjalanan sidang Arne Johnson, tapi lebih menitikberatkan pada perjalanan pasangan Warren untuk menguak iblis yang mengancam nyawa Arne.
Film The Conjuring: The Devil Made Me Do It dibuka dengan adegan yang cukup brutal. Pasangan Warren sedang melakukan pengusiran setan (exorcism) terhadap David dengan dibantu keluarga serta seorang pastor. Adegannya lumayan intensif, tapi tidak terlalu berlebihan. Sisanya berjalan normal. Adegan-adegan yang membuat jantung deg-degan juga sering terjadi. Namun, dengan level yang biasa saja.
Penampilan Patrick dan Vega di film ini pun cukup apik. Namun, cerita The Conjuring 3 ini tidak terlalu kuat. Sebagai sebuah film yang menghadirkan kejahatan karena pengaruh mantra aliran sesat, film ini tidak menggambarkan mengapa sang dukun memilih keluarga Glatzel sebagai mangsanya. Ini adalah salah satu lubang plot di film ini. Selain itu, tidak ada adegan di dalam ruang sidang yang memperlihatkan bagaimana adu argumen antara jaksa dengan pengacara Arne. Setidaknya, hal ini biasa hadir di sebuah film dengan tema kriminal.
The Conjuring: Devil Made Me Do It memberikan hiburan bagi para pencinta film horor dengan ketegangan dan jump scare yang pas, tapi tidak memberikan kepuasan bagi para pencari cerita. Film ini memiliki lubang di sana sini dari sisi cerita. Kedetilan kasus yang dibahas kurang dan terlalu menitikberatkan pada kiprah pasangan Warren, padahal kehadiran Arne di sini pun tak kalah penting.
The Conjuring: Devil Made Me Do It sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating 17 tahun ke atas dari Lembaga Sensor Film (LSF). Bijaklah dalam memilih tontonan untuk keluarga! Selalu patuhi protokol kesehatan selama berada di bioskop dan tetap kenakan masker selama film diputar! Selamat menyaksikan!
(alv)
tulis komentar anda