Starvision Siap Produksi Karya Terbaru Sutradara Mouly Surya
Minggu, 06 Juni 2021 - 04:34 WIB
JAKARTA - Rumah produksi Kharisma Starvision Plus dan produser Chand Parwez Servia akan ikut memproduksi film terbaru karya sutradara Mouly Surya, Perang Kota.
"Kami memulai pembicaraan film Perang Kota dengan Starvision sejak akhir 2019. Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerjasama co-produksi dengan Pak Parwez. Ini adalah kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan," kata produser Fauzan Zidni dari Cinesurya dalam jumpa pers virtual, belum lama ini.
Film Perang Kota diadaptasi dari novel sastra klasik Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan kali pertama pada 1952.
"Kami excited kerja sama dengan studio seperti Starvision di film Mouly Surya. Ini sesuatu yang positif dan menjanjikan bukan hanya untuk memperluas akses film kami kepada penonton Indonesia, tetapi juga berkolaborasi dengan produser penuh pengalaman, Pak Parwez," ujar produser Rama Adi dari Cinesurya.
Starvision merupakan salah satu studio film terbesar di Indonesia yang didirikan Chand Parwez Servia pada 1995. Hingga saat ini, Starvision telah memproduksi lebih dari 150 judul film dan 400 judul program televisi.
"Starvision sangat antusias untuk bergabung dengan proyek terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Rekam jejak Mouly yang solid dan kualitas artistik yang tinggi, selalu menghasilkan film-film yang melampaui batas sinema dan gaya bercerita yang unik. Kami yakin bahwa film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional," tutur produser Chand Parwez Servia.
Perang Kota bercerita tentang Isa seorang pahlawan perang impoten dan juga guru sekolah di Jakarta mencoba meraih kembali kejayaan lamanya demi sejumlah uang dalam misi meledakkan sebuah bioskop untuk membunuh jenderal Belanda. Sementara Belanda dan Inggris berkolaborasi untuk menjajah Indonesia kembali pasca Perang Dunia II.
Perang Kota diproduseri oleh Rama Adi, Fauzan Zidni dan Chand Parwez Servia dan merupakan ko-produksi internasional antara Cinesurya, Starvision, Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia) dan Epic Media (Filipina).
"Kami memulai pembicaraan film Perang Kota dengan Starvision sejak akhir 2019. Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerjasama co-produksi dengan Pak Parwez. Ini adalah kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan," kata produser Fauzan Zidni dari Cinesurya dalam jumpa pers virtual, belum lama ini.
Film Perang Kota diadaptasi dari novel sastra klasik Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan kali pertama pada 1952.
"Kami excited kerja sama dengan studio seperti Starvision di film Mouly Surya. Ini sesuatu yang positif dan menjanjikan bukan hanya untuk memperluas akses film kami kepada penonton Indonesia, tetapi juga berkolaborasi dengan produser penuh pengalaman, Pak Parwez," ujar produser Rama Adi dari Cinesurya.
Starvision merupakan salah satu studio film terbesar di Indonesia yang didirikan Chand Parwez Servia pada 1995. Hingga saat ini, Starvision telah memproduksi lebih dari 150 judul film dan 400 judul program televisi.
"Starvision sangat antusias untuk bergabung dengan proyek terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Rekam jejak Mouly yang solid dan kualitas artistik yang tinggi, selalu menghasilkan film-film yang melampaui batas sinema dan gaya bercerita yang unik. Kami yakin bahwa film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional," tutur produser Chand Parwez Servia.
Perang Kota bercerita tentang Isa seorang pahlawan perang impoten dan juga guru sekolah di Jakarta mencoba meraih kembali kejayaan lamanya demi sejumlah uang dalam misi meledakkan sebuah bioskop untuk membunuh jenderal Belanda. Sementara Belanda dan Inggris berkolaborasi untuk menjajah Indonesia kembali pasca Perang Dunia II.
Perang Kota diproduseri oleh Rama Adi, Fauzan Zidni dan Chand Parwez Servia dan merupakan ko-produksi internasional antara Cinesurya, Starvision, Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia) dan Epic Media (Filipina).
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda