Terdapat Kasus Gizi Buruk, Kesehatan Anak-Anak Baduy Masih Perlu Perhatian

Jum'at, 11 Juni 2021 - 19:07 WIB
"Betul di dalam rumah masyarakat Baduy mereka tidak memiliki TV dan handphone. Tapi pada saat mereka keluar, mereka menonton TV dan menggunakan sosial media. Masyarakat Kedu Ketug yang sangat dekat dengan Ciboleger, sekarang sudah terbiasa menonton TV di malam hari. Mereka menonton di rumah-rumah warga di luar perkampungan Baduy," jelas Marni.

Hal inilah yang menyebabkan pola konsumsi masyarakat terutama anak-anak ikut berubah. Anak-anak suku Baduy sekarang terbiasa mengonsumsi pangan olahan, yang pastinya tinggi kandungan gula garam lemak. "Mereka melihat iklan, lalu menemukan produk tersebut dijual di warung-warung yang mereka juga gampang akses, dan akhirnya menjadi konsumsi wajib mereka," imbuh Marni.

Lebih lanjut, dia tidak menyalahkan keberadaan televisi, gadget dan warung-warung yang mnyediakan panganan tersebut. Hanya saja, dia cukup menyesalkan bahwa hal itu tidak diiringi dengan edukasi panganan yang diberikan untuk masyarakat Baduy. Sebagai contoh, dengan ditemukannya konsumsi kental manis yang tinggi oleh anak-anak Baduy, sementara orang tua tidak mengetahui kandungan dari kental manis.



"Ada memang bidan atau puskesmas yang rutin mengontrol kesehatan masyarakat, hanya saja yang masih kurang adalah edukasi soal gizi. Mereka baru sebatas memeriksa kesehatan, namun belum menyampaikan pengetahuan tentang gizi. Bila kondisi ini terus dibiarkan, ada kemungkinan Baduy selanjutnya akan menjadi kawasan yang rawan gizi buruk," tutup Marni.
(nug)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More