Tips untuk Dukung Anak dengan Karakter Pemalu
Jum'at, 18 Juni 2021 - 05:50 WIB
Saran kedua datang dari Kasey Rangan, praktisi perawat anak di Children’s Hospital Los Angeles. Orangtua harus menghindari melabeli anak dengan sebutan pemalu.
Alih-alih langsung menyebut pemalu di depan orang lain, tapi orangtua harus menjelaskan kepada orang lain jika anaknya memang butuh waktu untuk bisa menyatu dan terbuka pada orang lain. Dengan cara ini, seharusnya sudah cukup ideal untuk juga menjadi pengingat orang lain agar tak melabeli anak Anda dengan sebutan anak pemalu.
3. Beri Anak Kesempatan untuk Berlatih Bersosialisasi
Bagian yang dikontrol benar-benar kuncinya di sini. Penting bagi orangtua untuk tidak mendorong dan memaksa anak-anak pemalu ke dalam situasi sosial yang berlebihan atau momen baru di mana mereka merasa sangat tidak nyaman. Tetapi, penting pula untuk memberi anak-anak banyak kesempatan guna mempraktikkan bagaimana rasanya mencoba hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru.
4. Bertanya pada Anak
Penting untuk memberi anak kesempatan berbicara tentang apa yang mereka rasakan saat menghadapi dunia dan menjelajahi situasi baru. Koraly Perez-Edgar menyarankan, orangtua bisa tanyakan kepada anak tentang bagaimana harinya, apa yang ia sedang pikirkan hari ini, bagaimana perasaannya di sekolah.
Itu akan membantu orangtua memahami apakah rasa malu anak sudah mengganggu atau apakah anak merasa tak nyaman tanpa label apa pun dari orangtua. Ini tentang bagaimana membiarkan anak memberi tahu orangtuanya sampai mana batasan mereka dan orangtua bisa menghargai batasan tersebut.
5. Tahu Kapan Minta Pertolongan
Jika Anda memperhatikan bahwa rasa malu anak sudah tampak ekstrem, contohnya mengamuk setiap kali diantar ke sekolah atau anak mengalami kesulitan berteman dan tampaknya situasi tak akan segera membaik, maka jangan buang waktu. Ada baiknya untuk memeriksakan anak ke dokter anak atau ahli kesehatan mental profesional.
Alih-alih langsung menyebut pemalu di depan orang lain, tapi orangtua harus menjelaskan kepada orang lain jika anaknya memang butuh waktu untuk bisa menyatu dan terbuka pada orang lain. Dengan cara ini, seharusnya sudah cukup ideal untuk juga menjadi pengingat orang lain agar tak melabeli anak Anda dengan sebutan anak pemalu.
3. Beri Anak Kesempatan untuk Berlatih Bersosialisasi
Bagian yang dikontrol benar-benar kuncinya di sini. Penting bagi orangtua untuk tidak mendorong dan memaksa anak-anak pemalu ke dalam situasi sosial yang berlebihan atau momen baru di mana mereka merasa sangat tidak nyaman. Tetapi, penting pula untuk memberi anak-anak banyak kesempatan guna mempraktikkan bagaimana rasanya mencoba hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru.
4. Bertanya pada Anak
Penting untuk memberi anak kesempatan berbicara tentang apa yang mereka rasakan saat menghadapi dunia dan menjelajahi situasi baru. Koraly Perez-Edgar menyarankan, orangtua bisa tanyakan kepada anak tentang bagaimana harinya, apa yang ia sedang pikirkan hari ini, bagaimana perasaannya di sekolah.
Itu akan membantu orangtua memahami apakah rasa malu anak sudah mengganggu atau apakah anak merasa tak nyaman tanpa label apa pun dari orangtua. Ini tentang bagaimana membiarkan anak memberi tahu orangtuanya sampai mana batasan mereka dan orangtua bisa menghargai batasan tersebut.
5. Tahu Kapan Minta Pertolongan
Jika Anda memperhatikan bahwa rasa malu anak sudah tampak ekstrem, contohnya mengamuk setiap kali diantar ke sekolah atau anak mengalami kesulitan berteman dan tampaknya situasi tak akan segera membaik, maka jangan buang waktu. Ada baiknya untuk memeriksakan anak ke dokter anak atau ahli kesehatan mental profesional.
tulis komentar anda