Jadi Obat Terapi buat Pasien Covid-19, Apa Itu Ivermectin?
Selasa, 22 Juni 2021 - 08:22 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan bahwa obat terapi Covid-19 buatan PT Indofarma (Persero) yakni Ivermectin telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan pada Senin (21/6).
Erick menjelaskan bahwa Ivermectin adalah obat terapi Covid-19 yang bisa mengantisipasi serta menurunkan penularan. Dia menambahkan bahwa pada saat ini Ivermectin sudah dalam tahap produksi dengan kapasitas yang diharapkan mencapai 4 juta per bulan.
Merangkum dari laman Satoshi Omura, Senin (21/6), Ivermectin adalah salah satu obat antiparasit yang paling sukses di dunia dalam kedokteran hewan dan manusia. Saking mujarabnya, Ivermectin menjadi obat anthelmintik dan antiparasit untuk hewan dengan penjualan global tahunan lebih dari USD1 miliar atau setara Rp14,4 triliun sejak pertengahan 1980-an.
Ivermectin telah disumbangkan secara gratis sejak 1987 oleh produsennya yakni Merck & Co. Inc, untuk memerangi river blindness/onchocerciasis (infeksi cacing gelang Onchocerca volvulus) pada orang-orang di seluruh daerah tropis. Obat ini juga sekarang digunakan untuk mengobati strongyloidiasis dan kudis pada manusia.
Ivermectin ditemukan dan dikembangkan melalui kolaborasi internasional yang unik dari sektor publik dan swasta. Profesor Satoshi Omura dan tim Kitasato-nya telah memegang peranan penting di jantung proses pembuatan obat ini. Mereka berdedikasi untuk mencari lebih banyak senyawa dari mikroorganisme yang dapat membawa manfaat besar bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Sejarah ivermectin juga pernah mencakup program donasi obat pertama dan terbesar di dunia. Saat ini obat tersebut digunakan secara gratis dalam dua program eliminasi penyakit global yang bermanfaat bagi miliaran orang termiskin di dunia.
Erick menjelaskan bahwa Ivermectin adalah obat terapi Covid-19 yang bisa mengantisipasi serta menurunkan penularan. Dia menambahkan bahwa pada saat ini Ivermectin sudah dalam tahap produksi dengan kapasitas yang diharapkan mencapai 4 juta per bulan.
Merangkum dari laman Satoshi Omura, Senin (21/6), Ivermectin adalah salah satu obat antiparasit yang paling sukses di dunia dalam kedokteran hewan dan manusia. Saking mujarabnya, Ivermectin menjadi obat anthelmintik dan antiparasit untuk hewan dengan penjualan global tahunan lebih dari USD1 miliar atau setara Rp14,4 triliun sejak pertengahan 1980-an.
Ivermectin telah disumbangkan secara gratis sejak 1987 oleh produsennya yakni Merck & Co. Inc, untuk memerangi river blindness/onchocerciasis (infeksi cacing gelang Onchocerca volvulus) pada orang-orang di seluruh daerah tropis. Obat ini juga sekarang digunakan untuk mengobati strongyloidiasis dan kudis pada manusia.
Ivermectin ditemukan dan dikembangkan melalui kolaborasi internasional yang unik dari sektor publik dan swasta. Profesor Satoshi Omura dan tim Kitasato-nya telah memegang peranan penting di jantung proses pembuatan obat ini. Mereka berdedikasi untuk mencari lebih banyak senyawa dari mikroorganisme yang dapat membawa manfaat besar bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Sejarah ivermectin juga pernah mencakup program donasi obat pertama dan terbesar di dunia. Saat ini obat tersebut digunakan secara gratis dalam dua program eliminasi penyakit global yang bermanfaat bagi miliaran orang termiskin di dunia.
(nug)
tulis komentar anda