Review dan Sinopsis Film Black Widow
Jum'at, 09 Juli 2021 - 11:52 WIB
Kenyataan itu membuat Natasha bertekad untuk menggulingkan Red Room. Meskipun yakin kalau Dreykov sudah tewas, tapi keberadaan para Black Widow yang memburunya dan Yelena membuat Natasha bertekad untuk menghancurkan Red Room dan menyadarkan para Black Widow tersebut. Karenanya, Natasha pun membutuhkan bantuan ‘keluarganya’. Tak hanya Yelena, tapi dia juga butuh ‘ayahnya’, Alexei alias Red Guardian. Di tengah perjalanan, Natasha sadar, masa lalu kini kembali menghantuinya dan dia harus menghadapinya.
Tak hanya mengisahkan tentang sepak terjang Natasha ketika menjadi buronan, film ini juga akan membawa penonton untuk sedikit melihat masa lalu Natasha. Pada 1995, Natasha adalah ABG yang tinggal bersama ‘keluarganya’, yaitu Alexei (ayah), Melina (ibu) dan Yelena (adik). Namun, tak satu pun dari mereka punya hubungan darah. Mereka tinggal di Ohio sebagai agen rahasia Rusia. Ketika identitas mereka ketahuan, keluarga itu pun lari keluar dari Amerika. Sayang, Melina tertembak dan diperkirakan tidak selamat. Sementara, Natasha dan Melina dikirim kembali ke Red Room untuk menjalani pemrograman.
Sepanjang 2 jam 14 menit, Black Widow menyajikan tontonan yang cukup menegangkan sejak awal. Film ini dipenuhi aksi-aksi pertempuran baik dengan tangan kosong dan senjata dalam skala tinggi. Pertarungan satu lawan satunya pun cukup seru dan intens untuk disaksikan. Namun, Cate Shortland juga menyelipkan banyak emosi di dalamnya. Dramanya tidak terlalu ditonjolkan, tapi emosi di dalamnyalah yang membuat film ini lebih terasa gregetnya.
Pertempuran yang diperlihatkan pun tak cukup hanya di darat. Namun, juga di menembus udara. Adegan Natasha ABG menerbangkan pesawat setelah Melina tertembak dan Alexei harus menghalau polisi Ohio yang mengejar mereka pun cukup seru. Selain itu, adegan ketika Natasha dan Yelena berusaha membawa kabur Alexei dari penjara dengan helikopter tua pun cukup menarik untuik disimak.
Pertarungan di daratan yang melibatkan Natasha dan Yelena tak kalah seru. Adegan kejar-kejaran dengan sepeda motor dan mobil di tengah kota membuat film ini terasa seperti film mata-mata betulan. MCU memang pernah melakukan ini di film Captain America, Avengers atau pun Iron Man. Namun, Black Widow membuat pertaruhannya lebih tinggi. Aksi kebut-kebutannya terbilang lebih intens dengan melibatkan kendaraan lapis baja sebagai salah satu kendaraan yang terlibat dalam aksi tersebut.
Black Widow juga menunjukkan kemampuan para agen perempuan buatan Red Room ini dalam aksi mata-mata. Kecerdasan dan kecermatan strategi perang pun menjadi hal utama bagi Natasha dan teman-temannya untuk mengalahkan Red Room. Belum lagi, mereka pun harus dengan cermat memilih momen untuk bergerak.
Kehadiran Taskmater menjadi sentuhan baru di sini. Penjahat yang sampai sekarang disimpan identitasnya rapat-rapat oleh Marvel itu memperlihatkan kemampuan tarung yang mumpuni. Dia bisa meniru hampir semua gaya perang Avengers. Dia bisa memanah seperti Hawkeye, melempar tameng seperti Captain America dan bertarung dengan tangan kosong seperti Black Panther. Sosokmya bakal terungkap di film ini.
Black Widow juga menjadi perjalanan emosional Natasha ke masa lalunya. Dia ternyata menyimpan beban dalam hidup karena keputusan yang dia buat di masa lalunya. Dia menggunakan kesempatan untuk menghancurkan Red Room sebagai penebusan.
Tak hanya mengisahkan tentang sepak terjang Natasha ketika menjadi buronan, film ini juga akan membawa penonton untuk sedikit melihat masa lalu Natasha. Pada 1995, Natasha adalah ABG yang tinggal bersama ‘keluarganya’, yaitu Alexei (ayah), Melina (ibu) dan Yelena (adik). Namun, tak satu pun dari mereka punya hubungan darah. Mereka tinggal di Ohio sebagai agen rahasia Rusia. Ketika identitas mereka ketahuan, keluarga itu pun lari keluar dari Amerika. Sayang, Melina tertembak dan diperkirakan tidak selamat. Sementara, Natasha dan Melina dikirim kembali ke Red Room untuk menjalani pemrograman.
Sepanjang 2 jam 14 menit, Black Widow menyajikan tontonan yang cukup menegangkan sejak awal. Film ini dipenuhi aksi-aksi pertempuran baik dengan tangan kosong dan senjata dalam skala tinggi. Pertarungan satu lawan satunya pun cukup seru dan intens untuk disaksikan. Namun, Cate Shortland juga menyelipkan banyak emosi di dalamnya. Dramanya tidak terlalu ditonjolkan, tapi emosi di dalamnyalah yang membuat film ini lebih terasa gregetnya.
Pertempuran yang diperlihatkan pun tak cukup hanya di darat. Namun, juga di menembus udara. Adegan Natasha ABG menerbangkan pesawat setelah Melina tertembak dan Alexei harus menghalau polisi Ohio yang mengejar mereka pun cukup seru. Selain itu, adegan ketika Natasha dan Yelena berusaha membawa kabur Alexei dari penjara dengan helikopter tua pun cukup menarik untuik disimak.
Pertarungan di daratan yang melibatkan Natasha dan Yelena tak kalah seru. Adegan kejar-kejaran dengan sepeda motor dan mobil di tengah kota membuat film ini terasa seperti film mata-mata betulan. MCU memang pernah melakukan ini di film Captain America, Avengers atau pun Iron Man. Namun, Black Widow membuat pertaruhannya lebih tinggi. Aksi kebut-kebutannya terbilang lebih intens dengan melibatkan kendaraan lapis baja sebagai salah satu kendaraan yang terlibat dalam aksi tersebut.
Black Widow juga menunjukkan kemampuan para agen perempuan buatan Red Room ini dalam aksi mata-mata. Kecerdasan dan kecermatan strategi perang pun menjadi hal utama bagi Natasha dan teman-temannya untuk mengalahkan Red Room. Belum lagi, mereka pun harus dengan cermat memilih momen untuk bergerak.
Kehadiran Taskmater menjadi sentuhan baru di sini. Penjahat yang sampai sekarang disimpan identitasnya rapat-rapat oleh Marvel itu memperlihatkan kemampuan tarung yang mumpuni. Dia bisa meniru hampir semua gaya perang Avengers. Dia bisa memanah seperti Hawkeye, melempar tameng seperti Captain America dan bertarung dengan tangan kosong seperti Black Panther. Sosokmya bakal terungkap di film ini.
Black Widow juga menjadi perjalanan emosional Natasha ke masa lalunya. Dia ternyata menyimpan beban dalam hidup karena keputusan yang dia buat di masa lalunya. Dia menggunakan kesempatan untuk menghancurkan Red Room sebagai penebusan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda