Kondisi Pandemi di Indonesia saat Ini Tidak Jauh Beda dengan AS Setahun Lalu
Minggu, 18 Juli 2021 - 06:17 WIB
JAKARTA - Varian Covid-19 yang baru membuat sebagian masyarakat cepat tertular. Alhasil, fasilitas kesehatan yang minim, dan korban meninggal dunia ikut meningkat.
Dokter Spesialis Penyakit Menular dari University of Maryland, Amerika Serikat, Dr. Faheem Younus, MD, mengatakan bahwa keadaan Indonesia saat ini tidak berbeda jauh dengan Amerika Serikat pada tahun lalu. Korban berjatuhan, bahkan fasilitas kesehatan pun kian menipis.
"Indonesia itu tidak jauh berbeda dengan keadaan di Amerika Serikat satu tahun yang lalu," ujarnya saat webinar Optimis Indonesia Pulih bersama Simposium Covid-19 HF Indonesia, HF USA, dan Gusdurian Indonesia, Sabtu (17/7) malam.
Kemudian, dr. Faheem memaparkan jika ada dua kubu atau polar ekstrem yang terjadi pada Covid-19 ini. Keduanya umum ditemukan di masyarakat luas.
Kubu pertama adalah kubu penyangkalan. Orang-orang akan menyangkal adanya Covid-19, yakni dengan menciptakan isu-isu bersifat hoax yang membuat mereka bersikukuh tidak percaya virus tersebut.
Kedua, yaitu terjadi orang-orang menjadi panik. Mereka takut dengan adanya Covid-19, serta panik akan tertular.
Lebih lanjut, kata dr. Faheem, ada kemungkinan dua kubu itu bisa menjadi benar. Di mana orang-orang yang tidak percaya Covid-19 sebenarnya sedang panik, karena takut tertular.
"Kemudian kemungkinan kebenaran yang murni dapat di tengah-tengahnya. Diantara dua kubu tersebut," pungkasnya.
Dokter Spesialis Penyakit Menular dari University of Maryland, Amerika Serikat, Dr. Faheem Younus, MD, mengatakan bahwa keadaan Indonesia saat ini tidak berbeda jauh dengan Amerika Serikat pada tahun lalu. Korban berjatuhan, bahkan fasilitas kesehatan pun kian menipis.
"Indonesia itu tidak jauh berbeda dengan keadaan di Amerika Serikat satu tahun yang lalu," ujarnya saat webinar Optimis Indonesia Pulih bersama Simposium Covid-19 HF Indonesia, HF USA, dan Gusdurian Indonesia, Sabtu (17/7) malam.
Kemudian, dr. Faheem memaparkan jika ada dua kubu atau polar ekstrem yang terjadi pada Covid-19 ini. Keduanya umum ditemukan di masyarakat luas.
Kubu pertama adalah kubu penyangkalan. Orang-orang akan menyangkal adanya Covid-19, yakni dengan menciptakan isu-isu bersifat hoax yang membuat mereka bersikukuh tidak percaya virus tersebut.
Kedua, yaitu terjadi orang-orang menjadi panik. Mereka takut dengan adanya Covid-19, serta panik akan tertular.
Lebih lanjut, kata dr. Faheem, ada kemungkinan dua kubu itu bisa menjadi benar. Di mana orang-orang yang tidak percaya Covid-19 sebenarnya sedang panik, karena takut tertular.
"Kemudian kemungkinan kebenaran yang murni dapat di tengah-tengahnya. Diantara dua kubu tersebut," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda