Tes PCR Bukan Tanda Masih Menular dan Sembuh Pasien Covid-19
Senin, 26 Juli 2021 - 17:42 WIB
JAKARTA - Tes PCR bukan tanda menular atau tidaknya seorang dan bukan tanda kesembuhan pasien Covid-19 . Namun, PCR merupakan golden standard untuk didagnosa pertama infeksi Covid-19 .
"Menggunakan kriteria waktu, bukan dengan PCR lagi. Karena itu, WHO, CDC, Kemenkes bahkan Eropa juga menyatakan tidak memerlukan PCR lagi untuk menentukan kesembuhan dan tidak menularnya suatu Covid-19," kata dr Otto Rajasa dikutip dari kanal YouTube Dokter Pot, Senin (26/7).
Tidak menular ditentukan berdasarkan waktu 10 hari setelah mulai sakit. Menurut dr Otto, pada hari ke-11 setelah muncul gejala tidak ditemukan lagi virus hidup yang masih bisa menginfeksi dan menular ke orang lain.
"Jadi kita sebenarnya tidak usah melakukan PCR lagi ketika sudah tidak ada gejala, sudah merasa membaik gejalanya dan sudah selesai masa isolasinya," ucap dr Otto.
"PCR digunakan untuk diagnostik saja, bukan untuk menentukan penanda masih menular atau nggak. Bukan menentukan kesembuhan," sambungnya.
Sembuh artinya gejala membaik hingga bebas gejala selama tiga hari berturut-turut. Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa untuk pasien Covid-19 baik tanpa gejala, gejala ringan atau sedang sudah bisa dinyatakan sembuh dan tidak menular setelah 10 hari sejak mulai gejala ditambah 3 hari bebas gejala.
"Kenapa masih ada orang-orang yang melakukan PCR? Karena tidak mengerti. Dikira kalau PCR-nya masih positif, dia merasa masih sakit. Misal saya terkena Covid tidak ada gejala kemudian isolasi 10 hari kemudian saya dianggap sudah sembuh," terang dr Otto.
"Saya mau melakukan perjalanan ke Jakarta, saya harus diswab, hasilnya positif. Ini bukan berarti kita masih menular. Jadi banyak yang belum ngerti, akhirnya dia PCR terus," lanjutnya.
Di sisi lain, dr Otto menjelaskan bahwa permasalahan timbul saat pasien Covid-19 harus bekerja di perusahaan yang mewajibkan PCR negatif bagi pekerjanya. Hal lainnya adalah sebagai syarat untuk bepergian.
"Banyak perusahaan memaksakan karyawannya dengan cara PCR negatif. Perusahaan ini mungkin kurang update, bisa jadi dia sangat hati-hati. Boleh, kalau kita memang perusahaannya kaya raya dan selalu memberikan biaya untuk swab, monggo. Ada juga yang penasaran dan pengin tes lagi, nggak perlu," tandasnya.
"Menggunakan kriteria waktu, bukan dengan PCR lagi. Karena itu, WHO, CDC, Kemenkes bahkan Eropa juga menyatakan tidak memerlukan PCR lagi untuk menentukan kesembuhan dan tidak menularnya suatu Covid-19," kata dr Otto Rajasa dikutip dari kanal YouTube Dokter Pot, Senin (26/7).
Tidak menular ditentukan berdasarkan waktu 10 hari setelah mulai sakit. Menurut dr Otto, pada hari ke-11 setelah muncul gejala tidak ditemukan lagi virus hidup yang masih bisa menginfeksi dan menular ke orang lain.
"Jadi kita sebenarnya tidak usah melakukan PCR lagi ketika sudah tidak ada gejala, sudah merasa membaik gejalanya dan sudah selesai masa isolasinya," ucap dr Otto.
"PCR digunakan untuk diagnostik saja, bukan untuk menentukan penanda masih menular atau nggak. Bukan menentukan kesembuhan," sambungnya.
Sembuh artinya gejala membaik hingga bebas gejala selama tiga hari berturut-turut. Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa untuk pasien Covid-19 baik tanpa gejala, gejala ringan atau sedang sudah bisa dinyatakan sembuh dan tidak menular setelah 10 hari sejak mulai gejala ditambah 3 hari bebas gejala.
"Kenapa masih ada orang-orang yang melakukan PCR? Karena tidak mengerti. Dikira kalau PCR-nya masih positif, dia merasa masih sakit. Misal saya terkena Covid tidak ada gejala kemudian isolasi 10 hari kemudian saya dianggap sudah sembuh," terang dr Otto.
"Saya mau melakukan perjalanan ke Jakarta, saya harus diswab, hasilnya positif. Ini bukan berarti kita masih menular. Jadi banyak yang belum ngerti, akhirnya dia PCR terus," lanjutnya.
Di sisi lain, dr Otto menjelaskan bahwa permasalahan timbul saat pasien Covid-19 harus bekerja di perusahaan yang mewajibkan PCR negatif bagi pekerjanya. Hal lainnya adalah sebagai syarat untuk bepergian.
"Banyak perusahaan memaksakan karyawannya dengan cara PCR negatif. Perusahaan ini mungkin kurang update, bisa jadi dia sangat hati-hati. Boleh, kalau kita memang perusahaannya kaya raya dan selalu memberikan biaya untuk swab, monggo. Ada juga yang penasaran dan pengin tes lagi, nggak perlu," tandasnya.
(dra)
tulis komentar anda