Kenali 3 Sifat Varian Delta Plus yang Mengkhawatirkan! Kebal Obat Salah Satunya
Rabu, 28 Juli 2021 - 09:09 WIB
JAKARTA - Varian Delta Plus menjadi perhatian utama belakangan ini. Mutasi dari varian Delta tersebut bahkan dianggap jauh lebih kuat dan berbahaya dibandingkan varian sebelumnya.
Di Indonesia, diketahui telah ditemukan kasus varian Delta Plus di dua wilayah. Tentu, ini perlu disikapi serius oleh pemerintah agar penyebarannya bisa dihentikan sesegera mungkin.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman bahkan menduga penyebaran sudah terjadi di area ditemukannya kasus. Hal ini kemungkinan karena rendahnya genom sequence di Indonesia.
Padahal, katanya, varian Delta Plus ini memiliki tiga sifat utama yang perlu dikhawatirkan oleh semuanya. Apa saja sifat tersebut?
"Varian Delta Plus resisten terhadap terapi antibodi. Varian ini juga mengikat sangat kuat di reseptor ACE 2 yang artinya penularannya sangat cepat dan mudah. Pada beberapa obat uji, varian ini diketahui resisten serta bisa menurunkan efikasi respons antibodi tubuh. Bahkan pada orang yang sudah divaksinasi," ujar Dicky saat diwawancarai MNC Portal, Selasa (27/7).
Artinya, sambung Dicky, secara umum karakter yang dimiliki varian Delta Plus ini tak jauh berbeda dengan varian Delta. Namun, perlu disikapi serius karena varian ini punya kemampuan kebal terhadap terapi antibodi pada orang yang sudah divaksinasi.
Lantas, apa yang bisa masyarakat lakukan agar terhindar dari paparan varian Delta Plus?
Menurut Sunit K. Singh, seorang Professor of Molecular Immunology and Virology dari Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, yang bisa dilakukan adalah tetap lakukan vaksinasi. Lalu, untuk pemerintah, tingkatkan pengawasan genomik untuk melacak evolusi virus.
"Dan tentu saja, memperketat protokol kesehatan," katanya di laman The Conversation.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
Di Indonesia, diketahui telah ditemukan kasus varian Delta Plus di dua wilayah. Tentu, ini perlu disikapi serius oleh pemerintah agar penyebarannya bisa dihentikan sesegera mungkin.
Baca Juga
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman bahkan menduga penyebaran sudah terjadi di area ditemukannya kasus. Hal ini kemungkinan karena rendahnya genom sequence di Indonesia.
Padahal, katanya, varian Delta Plus ini memiliki tiga sifat utama yang perlu dikhawatirkan oleh semuanya. Apa saja sifat tersebut?
"Varian Delta Plus resisten terhadap terapi antibodi. Varian ini juga mengikat sangat kuat di reseptor ACE 2 yang artinya penularannya sangat cepat dan mudah. Pada beberapa obat uji, varian ini diketahui resisten serta bisa menurunkan efikasi respons antibodi tubuh. Bahkan pada orang yang sudah divaksinasi," ujar Dicky saat diwawancarai MNC Portal, Selasa (27/7).
Artinya, sambung Dicky, secara umum karakter yang dimiliki varian Delta Plus ini tak jauh berbeda dengan varian Delta. Namun, perlu disikapi serius karena varian ini punya kemampuan kebal terhadap terapi antibodi pada orang yang sudah divaksinasi.
Lantas, apa yang bisa masyarakat lakukan agar terhindar dari paparan varian Delta Plus?
Baca Juga
Menurut Sunit K. Singh, seorang Professor of Molecular Immunology and Virology dari Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, yang bisa dilakukan adalah tetap lakukan vaksinasi. Lalu, untuk pemerintah, tingkatkan pengawasan genomik untuk melacak evolusi virus.
"Dan tentu saja, memperketat protokol kesehatan," katanya di laman The Conversation.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
(tsa)
tulis komentar anda