Benarkah Air Soda Bisa Sembuhkan Jengkolan? Simak Penjelasan Ahli!
Rabu, 04 Agustus 2021 - 23:32 WIB
JAKARTA - Jengkol bagi sebagian orang dianggap dapat meningkatkan nafsu makan. Namun, sesuatu yang berlebihan tentu akan memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Salah satu risiko terlalu banyak makan jengkol adalah jengkolan. Ya, jengkolan bisa dikenali dengan gejala sakit perut yang amat sakit (kram), sangat nyeri ketika buang air kecil, urin sedikit dan sering mengandung darah. Bahkan, pada kasus berat jengkolan bisa ditandai dengan urin tidak keluar sama sekali.
Ahli Kesehatan Prof. Zubairi Djoerban menerangkan bahwa jengkolan terjadi karena kadar asam jengkolat dari mengonsumsi jengkol terlalu banyak dalam tubuh.
"Jengkol itu mengandung asam jengkolat yang mudah mengkristal. Sehingga hal itu dapat mengakibatkan terbentuknya kristal jengkolat di ginjal dan dampaknya kristal jengkolat itu bisa menyumbat air kencing," terangnya di media sosial, Rabu (4/8).
Prof. Beri, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa ketika kondisi penyumbatan air kencing terjadi terus-menerus, maka perlu penanganan medis lebih intens. Sebab, itu berbahaya bagi ginjal.
"Aliran urin yang tidak lancar mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih dan pembengkakan ginjal yang akhirnya berisiko gagal ginjal. Jadi, gejala ringan jengkolan pun harus diwaspadai ya," ujarnya.
"Jika infeksi berlangsung lama, maka dapat menimbulkan kerusakan permanen pada ginjal," sambung Prof. Beri.
Lantas, ada yang menyebutkan bahwa ketika seseorang mengalami jengkolan, dia disarankan mesti cepat-cepat diberi air soda. Apakah itu benar?
"Untuk mengatasi jengkolan, seseorang harus diberi air soda. Diharapkan sifat basa pada air soda dapat menetralisir asam jengkolat," papar Prof. Beri.
Tidak hanya air soda, Prof. Beri mengatakan bahwa minum air putih yang banyak juga baik untuk mengatasi jengkolan. "Tujuannya agar kristal jengkolat larut dan keluar bersama urin," tandasnya.
Salah satu risiko terlalu banyak makan jengkol adalah jengkolan. Ya, jengkolan bisa dikenali dengan gejala sakit perut yang amat sakit (kram), sangat nyeri ketika buang air kecil, urin sedikit dan sering mengandung darah. Bahkan, pada kasus berat jengkolan bisa ditandai dengan urin tidak keluar sama sekali.
Ahli Kesehatan Prof. Zubairi Djoerban menerangkan bahwa jengkolan terjadi karena kadar asam jengkolat dari mengonsumsi jengkol terlalu banyak dalam tubuh.
"Jengkol itu mengandung asam jengkolat yang mudah mengkristal. Sehingga hal itu dapat mengakibatkan terbentuknya kristal jengkolat di ginjal dan dampaknya kristal jengkolat itu bisa menyumbat air kencing," terangnya di media sosial, Rabu (4/8).
Prof. Beri, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa ketika kondisi penyumbatan air kencing terjadi terus-menerus, maka perlu penanganan medis lebih intens. Sebab, itu berbahaya bagi ginjal.
"Aliran urin yang tidak lancar mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih dan pembengkakan ginjal yang akhirnya berisiko gagal ginjal. Jadi, gejala ringan jengkolan pun harus diwaspadai ya," ujarnya.
"Jika infeksi berlangsung lama, maka dapat menimbulkan kerusakan permanen pada ginjal," sambung Prof. Beri.
Lantas, ada yang menyebutkan bahwa ketika seseorang mengalami jengkolan, dia disarankan mesti cepat-cepat diberi air soda. Apakah itu benar?
"Untuk mengatasi jengkolan, seseorang harus diberi air soda. Diharapkan sifat basa pada air soda dapat menetralisir asam jengkolat," papar Prof. Beri.
Tidak hanya air soda, Prof. Beri mengatakan bahwa minum air putih yang banyak juga baik untuk mengatasi jengkolan. "Tujuannya agar kristal jengkolat larut dan keluar bersama urin," tandasnya.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda