Manfaat Ekstrak Ikan Gabus, Temulawak, dan Daun Kelor pada Penyakit Pencernaan serta Rendah Albumin
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 02:48 WIB
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa temulawak memiliki potensi sebagai pencegah kerusakan mukosa lambung. Kandungan kurkumin juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan penderita," sebut Prof. Dadang.
Untuk diketahui, rusaknya mukosa lambung bisa terjadi akibat penghambatan sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin yang menurun bakal menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif (mukus dan bikarbonat, aliran darah, regenerasi epitel) sehingga memicu proses inflamasi yang bakal meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Jenis polyherbal terakhir yang dibahas Prof. Dadang adalah daun kelor. Daun kelor lazim digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan, termasuk masalah asam lambung. Tanaman ini kaya kandungan tanin dan flavonoid, yaitu antioksidan nabati yang mampu menyembuhkan peradangan, iritasi, serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan maag.
Sebuah penelitian menyatakan, daun kelor efektif untuk meredakan gejala dan meningkatkan prognosis pada seseorang yang mengidap gangguan asam lambung. Kandungan daun ini dapat bekerja untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh penumpukan helicobacter pylori dan meningkatkan resistensi tubuh. Selain itu, daun kelor juga terbukti mampu menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daun kelor mengandung pula beberapa zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan asam askorbat. Semua zat antioksidan tersebut, ujar Prof. Dadang, dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam sel, termasuk juga penyebab masalah asam lambung.
Ekstrak ketiga bahan tersebut yaitu ikan gabus, temulawak, dan daun kelor, dapat kita temui pada Onoiwa MX, produk unggulan PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma), yang beberapa waktu terakhir ini aktif mengedukasi masyarakat soal manfaat polyherbal bagi kesehatan.
Untuk diketahui, rusaknya mukosa lambung bisa terjadi akibat penghambatan sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin yang menurun bakal menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif (mukus dan bikarbonat, aliran darah, regenerasi epitel) sehingga memicu proses inflamasi yang bakal meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Jenis polyherbal terakhir yang dibahas Prof. Dadang adalah daun kelor. Daun kelor lazim digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan, termasuk masalah asam lambung. Tanaman ini kaya kandungan tanin dan flavonoid, yaitu antioksidan nabati yang mampu menyembuhkan peradangan, iritasi, serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan maag.
Sebuah penelitian menyatakan, daun kelor efektif untuk meredakan gejala dan meningkatkan prognosis pada seseorang yang mengidap gangguan asam lambung. Kandungan daun ini dapat bekerja untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh penumpukan helicobacter pylori dan meningkatkan resistensi tubuh. Selain itu, daun kelor juga terbukti mampu menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daun kelor mengandung pula beberapa zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan asam askorbat. Semua zat antioksidan tersebut, ujar Prof. Dadang, dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam sel, termasuk juga penyebab masalah asam lambung.
Ekstrak ketiga bahan tersebut yaitu ikan gabus, temulawak, dan daun kelor, dapat kita temui pada Onoiwa MX, produk unggulan PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma), yang beberapa waktu terakhir ini aktif mengedukasi masyarakat soal manfaat polyherbal bagi kesehatan.
(tsa)
tulis komentar anda