Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi, Dunia Kefarmasian Indonesia Go Digital
Jum'at, 27 Agustus 2021 - 17:17 WIB
JAKARTA - Para pelaku bidang kefarmasian di Indonesia dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Di masa pandemi Covid-19 di mana banyak aspek kehidupan dilakukan secara digital, mengharuskan sektor farmasi untuk ikut go digital.
Kementerian Kesehatan mengapresiasi langkah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) untuk semakin memanfaatkan teknologi informasi guna melayani masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Hal itu terungkap dalam Rakernas dan PIT Ikatan Apoteker Indonesia 2021 yang mengangkat tema The Opportunities of Pharmacists Digital Services in Pandemic Recovery yang digelar secara virtual. Raker ini digelar atas kerja sama Pengurus Pusat IAI dan Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur, yang berlangsung pada 23-28 Agustus 2021 serta diikuti oleh hampir 4.000 apoteker dari seluruh Indonesia.
"Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi langkah IAI dalam menyelenggarakan pertemuan ilmiah ini sebagai upaya memajukan dan mentransformasikan praktik kefarmasian. Kami berharap hal ini bisa menjadi momentum bagi apoteker untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 saat ini. Termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kefarmasian," papar Wamenkes Dante Saksono Harbuwono saat membuka Rakernas tersebut, kemarin (26/8).
Lebih lanjut Dante mengatakan, apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan yang melayani masyarakat secara langsung, diharapkan mampu beradaptasi untuk mengimplementasikan teknologi komunikasi dan informasi secara komprehensif dan holistik.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan ucapan selamat atas diselenggarakannya Rakernas dan PIT IAI. Apresiasi serupa diberikan oleh Kepala BPOM Penny K. Lukito serta Gubernur Kalimantan Timur Dr H Ihsan Noor.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IAI Apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang mengatakan, tema yang diambil dalam Rakernas kali ini sangat kekinian, aktual, dan up to date untuk dibahas. Tujuannya agar para apoteker tidak gagap menghadapi teknologi digital di bidang kesehatan. Utamanya dalam praktik kefarmasian di seluruh pharmaceutical sites mulai industri farmasi, distribusi farmasi, hingga pelayanan kefarmasian.
Saat ini teknologi informasi begitu digdaya berevolusi dan digitalisasi menjadi anak kandungnya. Dunia kesehatan termasuk kefarmasian, bahkan seluruh aspek kehidupan mengalami keadaan yang penuh gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), situasi yang kian kompleks dan rumit (complexity), serta serba tidak jelas (ambiguity). Kondisi tersebut disingkat VUCA.
"Kebayang kan bahwa dunia kefarmasian juga tidak lepas dari VUCA. Sehingga kalau praktik kefarmasian yang kita lakukan masih secara konvensional, maka bukan tidak mungkin kalau di masa yang tidak terlalu lama ke depan, kita menjadi tunggang langgang," ungkap Nurul Falah.
Melalui Rakernas dan PIT Virtual 2021, IAI berupaya menganalisis, menambah pengetahuan, serta meningkatkan kompetensi digital agar profesi apoteker semakin digandrungi masyarakat dan berkontribusi besar pada negara. "Pendeknya, apoteker harus bersahabat akrab dengan wilayah digital," tandas Nurul.
Kementerian Kesehatan mengapresiasi langkah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) untuk semakin memanfaatkan teknologi informasi guna melayani masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Baca Juga
Hal itu terungkap dalam Rakernas dan PIT Ikatan Apoteker Indonesia 2021 yang mengangkat tema The Opportunities of Pharmacists Digital Services in Pandemic Recovery yang digelar secara virtual. Raker ini digelar atas kerja sama Pengurus Pusat IAI dan Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur, yang berlangsung pada 23-28 Agustus 2021 serta diikuti oleh hampir 4.000 apoteker dari seluruh Indonesia.
"Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi langkah IAI dalam menyelenggarakan pertemuan ilmiah ini sebagai upaya memajukan dan mentransformasikan praktik kefarmasian. Kami berharap hal ini bisa menjadi momentum bagi apoteker untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 saat ini. Termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kefarmasian," papar Wamenkes Dante Saksono Harbuwono saat membuka Rakernas tersebut, kemarin (26/8).
Lebih lanjut Dante mengatakan, apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan yang melayani masyarakat secara langsung, diharapkan mampu beradaptasi untuk mengimplementasikan teknologi komunikasi dan informasi secara komprehensif dan holistik.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan ucapan selamat atas diselenggarakannya Rakernas dan PIT IAI. Apresiasi serupa diberikan oleh Kepala BPOM Penny K. Lukito serta Gubernur Kalimantan Timur Dr H Ihsan Noor.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IAI Apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang mengatakan, tema yang diambil dalam Rakernas kali ini sangat kekinian, aktual, dan up to date untuk dibahas. Tujuannya agar para apoteker tidak gagap menghadapi teknologi digital di bidang kesehatan. Utamanya dalam praktik kefarmasian di seluruh pharmaceutical sites mulai industri farmasi, distribusi farmasi, hingga pelayanan kefarmasian.
Saat ini teknologi informasi begitu digdaya berevolusi dan digitalisasi menjadi anak kandungnya. Dunia kesehatan termasuk kefarmasian, bahkan seluruh aspek kehidupan mengalami keadaan yang penuh gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), situasi yang kian kompleks dan rumit (complexity), serta serba tidak jelas (ambiguity). Kondisi tersebut disingkat VUCA.
"Kebayang kan bahwa dunia kefarmasian juga tidak lepas dari VUCA. Sehingga kalau praktik kefarmasian yang kita lakukan masih secara konvensional, maka bukan tidak mungkin kalau di masa yang tidak terlalu lama ke depan, kita menjadi tunggang langgang," ungkap Nurul Falah.
Melalui Rakernas dan PIT Virtual 2021, IAI berupaya menganalisis, menambah pengetahuan, serta meningkatkan kompetensi digital agar profesi apoteker semakin digandrungi masyarakat dan berkontribusi besar pada negara. "Pendeknya, apoteker harus bersahabat akrab dengan wilayah digital," tandas Nurul.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda