Masih Banyak yang Gagal Paham, Begini Plasma Konvalesen yang Sesungguhnya

Minggu, 29 Agustus 2021 - 05:36 WIB
Plasma konvalesen ini diperoleh dengan cara mengambil donor plasma dari orang yang pernah terinfeksi dan berhasil sembuh dari Covid-19. / Foto: ilustrasi/SINDOphoto/Arif Julianto
JAKARTA - Terapi plasma konvalesen sempat dinilai efektif dalam membantu pemulihan pasien Covid-19 dengan gejala berat atau kritis.



Plasma konvalesen ini diperoleh dengan cara mengambil donor plasma dari orang yang pernah terinfeksi dan berhasil sembuh dari Covid-19. Metode yang dilakukan pun hampir sama seperti donor darah biasa.



Meski demikian, saat ini masih banyak masyarakat yang salah mengerti mengenai plasma konvalesen yang sesungguhnya. Sebab banyak di antara masyarakat yang habis divaksinasi ingin menyumbangkan plasma darahnya untuk pasien Covid-19.

Ketua Komnas Kipi, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(k), M. TroPaed, menjelaskan bahwa pengertian tersebut adalah keliru. Menurutnya, imunisasi ada yang alami dan ada yang buatan.

Imunisasi alami itu berasal dari infeksi Covid-19, sedangkan vaksinasi buatan itu berasal dari vaksin yang telah direkayasa oleh para ahli untuk membentuk antibodi.

"Pakai plasma konvalesen dari orang yang pernah sakit. Jadi intinya konvalensen itu diberikan pada orang yang pernah terinfeksi dan sudah sembuh dari Covid-19 bukan dari orang yang habis divaksinasi," jelas Prof. Hindra dalam sesi jumpa pers di channel YouTube Kominfo, Sabtu (28/8).

Lebih lanjut, jika orang yang habis divaksinasi menyumbangkan plasma darahnya, artinya bukan plasma konvalesen namanya, melainkan plasma pasca vaksinasi.

Hingga saat ini belum ada penelitian terkait dengan efektivitas plasma darah dari orang yang habis divaksinasi Covid-19.



"Jadi sekarang yang digunakan adalah plasma konvalesen dari orang-orang yang sudah sembuh dari Covid-19 secara alamiah. Hasilnya belum cukup bukti bahwa plasma konvalesen dapat bermanfaat. Sampai saat ini belum, tapi penelitian masih terus dilakukan," tuntasnya.
(nug)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More