Kerja Jarak Jauh Semakin Menjadi Pilihan di Tengah Pandemi
Rabu, 03 Juni 2020 - 21:30 WIB
JAKARTA - Sebagian besar bisnis di Tanah Air terhantam pandemi Covid-19 dalam dua bulan terakhir ini. Tantangan yang dirasakan mayoritas wilayah di Indonesia merupakan cerminan situasi yang banyak dialami negara lain. Kendati pemerintah melonggarkan PSBB, namun bisnis-bisnis dari yang kecil hingga yang profesional sudah berada di titik yang rendah.
Sejak adanya pandemi, para pekerja profesional dan dunia bisnis terus berusaha beradaptasi hingga menjelang era new normal. Banyak yang mulai lebih memperhatikan pentingnya belajar secara berkelanjutan. Bagi profesional, mereka berjuang beradaptasi untuk bekerja dari jarak jauh dan mempelajari hal-hal baru.
Selanjutnya, para pencari kerja, mereka mempelajari keterampilan baru dalam menghadapi pasar kerja yang sulit, atau meningkatkan keterampilannya. Sedangkan usaha kecil hingga menengah, mereka mungkin mempelajari cara menjalin hubungan dengan klien dari jarak jauh, atau memahami cara melindungi keuangan di masa-masa sulit.
April 2020, pengguna LinkedIn Learning di seluruh dunia menghabiskan waktu 7,7 jam untuk menonton konten. Jumlah itu meningkat sebanyak tiga kali lipat dari Februari, dan dua kali lipat dari Maret. Peningkatan terjadi pada saat tingginya tingkat pekerjaan yang dilakukan dari rumah (WFH) secara global, akibat pandemi Covid-19. Progam keterampilan yang paling banyak diikuti adalah Zoom dengan peningkatan +6.086%, Pekerjaan Virtual +5804%, dan Telecommuting +5705%.
Vice President Talent and Learning Solutions Asia Pacific, Feon Ang mengungkapkan pandemi global ini telah memengaruhi kehidupan profesional dan pribadi masyarakat. "Kita telah melihat bahwa jumlah perekrutan telah menurun di seluruh dunia. Juga, banyak organisasi telah mengalihkan tenaga kerja mereka untuk bekerja dari jarak jauh," ucapnya melalui keterangan resminya, Rabu (3/6).
Terlepas dari posisi Anda dalam karier, ada baiknya mengambil keterampilan baru atau mengasah keterampilan saat ini, selama pandemi terjadi. Untuk pencari kerja, mengasah keterampilan wawancara dan belajar untuk berkembang dan memanfaatkan jaringan mungkin akan bermanfaat. Bagi para profesional, keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan jarak jauh sangat penting untuk dikembangkan.
Sedangkan bagi para pemimpin, memahami bagaimana mengelola tim secara virtual, menjaga keterlibatan anggota tim, dan mempertahankan budaya organisasi agar tetap hidup merupakan hal yang penting. Selain itu, keterampilan lunak (soft skill) tetap relevan atau diperlukan di berbagai pekerjaan. Kreativitas, persuasi, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, kecerdasan emosional merupakan lima besar soft skill yang paling dibutuhkan pada 2020.
Director of HR and Strategy of Johnson & Johnson Indonesia, Indriyati Sumarsono berbagi pengalaman dalam pembelajaran online untuk para karyawan selama periode bekerja di rumah. "Selama pelaksanaan kebijakan WFH diperpanjang di perusahaan kami, Johnson & Johnson ingin memastikan agar setiap karyawan dapat tetap terlibat dan termotivasi, serta dapat memanfaatkan waktu untuk pengembangan diri mereka masing-masing," tuturnya.
"Kami telah mengintensifkan kegiatan pembelajaran virtual sejak bulan Maret 2020 dengan menambah konteks lokal dalam setiap materi yang ada, dan mendorong setiap karyawan untuk menggunakan LinkedIn Learning dalam pembelajaran mandiri mereka selama masa pandemi ini," katanya lagi.
Seiring penyesuaian pola kerja new normal, saat ini Johnson & Johnson Indonesia berfokus pada penyesuaian lingkungan kerja, kebijakan, dan manfaat yang dapat membantu karyawan untuk menyeimbangkan tanggung jawab pribadi dan profesionalnya. "Karyawan kami menghargai inisiatif dari perusahaan untuk meneruskan fokus kami dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, platform virtual menjadi jauh lebih penting dalam kehidupan new normal," ucap Indriyati.
Hampir senada, EVP & CHRO of Paragon Technology & Innovation, Miftahuddin Amin mengatakan, dengan menyediakan pembelajaran online, karyawan memiliki cara untuk meraih peluang baru. "Belajar adalah salah satu preferensi utama bagi karyawan kami selama ini karena kami berharap ini akan memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan berkontribusi," tukasnya.
Sejak adanya pandemi, para pekerja profesional dan dunia bisnis terus berusaha beradaptasi hingga menjelang era new normal. Banyak yang mulai lebih memperhatikan pentingnya belajar secara berkelanjutan. Bagi profesional, mereka berjuang beradaptasi untuk bekerja dari jarak jauh dan mempelajari hal-hal baru.
Selanjutnya, para pencari kerja, mereka mempelajari keterampilan baru dalam menghadapi pasar kerja yang sulit, atau meningkatkan keterampilannya. Sedangkan usaha kecil hingga menengah, mereka mungkin mempelajari cara menjalin hubungan dengan klien dari jarak jauh, atau memahami cara melindungi keuangan di masa-masa sulit.
April 2020, pengguna LinkedIn Learning di seluruh dunia menghabiskan waktu 7,7 jam untuk menonton konten. Jumlah itu meningkat sebanyak tiga kali lipat dari Februari, dan dua kali lipat dari Maret. Peningkatan terjadi pada saat tingginya tingkat pekerjaan yang dilakukan dari rumah (WFH) secara global, akibat pandemi Covid-19. Progam keterampilan yang paling banyak diikuti adalah Zoom dengan peningkatan +6.086%, Pekerjaan Virtual +5804%, dan Telecommuting +5705%.
Vice President Talent and Learning Solutions Asia Pacific, Feon Ang mengungkapkan pandemi global ini telah memengaruhi kehidupan profesional dan pribadi masyarakat. "Kita telah melihat bahwa jumlah perekrutan telah menurun di seluruh dunia. Juga, banyak organisasi telah mengalihkan tenaga kerja mereka untuk bekerja dari jarak jauh," ucapnya melalui keterangan resminya, Rabu (3/6).
Terlepas dari posisi Anda dalam karier, ada baiknya mengambil keterampilan baru atau mengasah keterampilan saat ini, selama pandemi terjadi. Untuk pencari kerja, mengasah keterampilan wawancara dan belajar untuk berkembang dan memanfaatkan jaringan mungkin akan bermanfaat. Bagi para profesional, keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan jarak jauh sangat penting untuk dikembangkan.
Sedangkan bagi para pemimpin, memahami bagaimana mengelola tim secara virtual, menjaga keterlibatan anggota tim, dan mempertahankan budaya organisasi agar tetap hidup merupakan hal yang penting. Selain itu, keterampilan lunak (soft skill) tetap relevan atau diperlukan di berbagai pekerjaan. Kreativitas, persuasi, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, kecerdasan emosional merupakan lima besar soft skill yang paling dibutuhkan pada 2020.
Director of HR and Strategy of Johnson & Johnson Indonesia, Indriyati Sumarsono berbagi pengalaman dalam pembelajaran online untuk para karyawan selama periode bekerja di rumah. "Selama pelaksanaan kebijakan WFH diperpanjang di perusahaan kami, Johnson & Johnson ingin memastikan agar setiap karyawan dapat tetap terlibat dan termotivasi, serta dapat memanfaatkan waktu untuk pengembangan diri mereka masing-masing," tuturnya.
"Kami telah mengintensifkan kegiatan pembelajaran virtual sejak bulan Maret 2020 dengan menambah konteks lokal dalam setiap materi yang ada, dan mendorong setiap karyawan untuk menggunakan LinkedIn Learning dalam pembelajaran mandiri mereka selama masa pandemi ini," katanya lagi.
Seiring penyesuaian pola kerja new normal, saat ini Johnson & Johnson Indonesia berfokus pada penyesuaian lingkungan kerja, kebijakan, dan manfaat yang dapat membantu karyawan untuk menyeimbangkan tanggung jawab pribadi dan profesionalnya. "Karyawan kami menghargai inisiatif dari perusahaan untuk meneruskan fokus kami dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, platform virtual menjadi jauh lebih penting dalam kehidupan new normal," ucap Indriyati.
Hampir senada, EVP & CHRO of Paragon Technology & Innovation, Miftahuddin Amin mengatakan, dengan menyediakan pembelajaran online, karyawan memiliki cara untuk meraih peluang baru. "Belajar adalah salah satu preferensi utama bagi karyawan kami selama ini karena kami berharap ini akan memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan berkontribusi," tukasnya.
(nug)
tulis komentar anda