Sempat Benci Islam, Bule Ini Jadi Mualaf Gegara Lumpia

Senin, 01 November 2021 - 06:05 WIB
Maya secara perlahan mulai menjauhi makanan dan minuman haram seperti alkohol. Selain itu Maya juga menghentikan kebiasaan pergi ke klab malam. Pakaian yang Maya kenakan juga mulai sopan. Namun Maya masih bimbang karena masuk islam adalah komitmen seumur hidup.

Salah satu ketakutan Maya ketika hendak masuk islam adalah respon keluarganya yang tidak mengenal agama. Butuh waktu lama untuk Maya bisa menyampaikan niat masuk islam kepada keluarga, terutama sang ibu. Berkali-kali Maya mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu sang ibu, tapi ia selalu gagal karena ketakutannya.

"Aku berkeinginan untuk masuk islam pada bulan Ramadhan, aku ingin berpuasa selama bulan tersebut, serta aku ingin merasakan nuansa Ramadhan," ujar Maya.

Akhirnya beberapa pekan sebelum Ramadhan, maya menuntaskan niatnya untuk memberi tahu sang ibu perihal keinginan masuk islam. Ternyata sang ibu menerima dan hanya memberikan pertanyaan mengapa ia ingin masuk islam. Untungnya tidak terjadi perdebatan panjang karena menurut Maya, keluarganya tidak suka mendiskusikan sesuatu secara mendalam.



Maya pun pergi ke Masjid Glasggow Pusat. Di masjid tersebut, Maya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suasana penuh haru. Pada awal ia memeluk Islam, Maya belum mengenakan hijab karena tidak ingin kehilangan rambut indahnya. Hingga teman Maya memberikan analogi sebuah permen.

Ia memberikan pertanyaan jika ada dua permen terjatuh, satu permen masih dibungkus dan satu lainnya terbuka, mana yang akan Maya ambil. Dengan yakin Maya menjawab permen yang masih terbungkus. Dari sanalah Maya sadar bahwa Allah memberikan aturan mengenakan hijab adalah untuk melindungi perempuan.
(dra)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More