5 Film Indonesia Paling Kontroversial, Dikecam hingga Dilarang Tayang tapi Berprestasi
Selasa, 28 Desember 2021 - 15:16 WIB
Namun begitu, jajaran sutradara dan produser Pocong tidak menyerah begitu saja. Mereka akhirnya ‘berdamai’ dengan mencoba mengemas film secara lebih halus dengan merilis Pocong 2, dan nyatanya film ini cukup disukai penonton di bioskop.
2. Prison and Paradise - 2010
Sebuah film dokumenter yang sempat menggegerkan publik karena dianggap menyebarkan propaganda yang dapat menyesatkan di dalam tayangannya.
Hal ini karena film besutan Daniel Rudi Haryanto itu mengangkat kisah tragedi Bom Bali namun dari perspektif kelompok teroris yang terlibat dalam insiden itu.
Menariknya, Prison and Paradise sempat masuk ke dalam nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik Piala Citra 2011. Namun, setelah LSF menyatakan film ini tidak lulus sensor, akhirnya nominasi tersebut dicabut.
3. Jagal - 2012
Isu tentang pembantaian massal 1965 akan selalu menjadi peristiwa yang dikenang oleh bangsa Indonesia serta menjadi satu luka dan trauma tersendiri. Sutradara Joshua Oppenheimer mencoba menyajikan kejadian tersebut ke dalam sebuah film yang diberi judul Jagal.
Karena dianggap sensitif dan menampilkan tontonan keji dan brutal, film ini dilarang tayang di bioskop Tanah Air. Namun begitu, film yang dalam bahasa Inggris berjudul The Act of Killing ini justru menuai banyak penghargaan internasional yang prestisius.
2. Prison and Paradise - 2010
Sebuah film dokumenter yang sempat menggegerkan publik karena dianggap menyebarkan propaganda yang dapat menyesatkan di dalam tayangannya.
Hal ini karena film besutan Daniel Rudi Haryanto itu mengangkat kisah tragedi Bom Bali namun dari perspektif kelompok teroris yang terlibat dalam insiden itu.
Menariknya, Prison and Paradise sempat masuk ke dalam nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik Piala Citra 2011. Namun, setelah LSF menyatakan film ini tidak lulus sensor, akhirnya nominasi tersebut dicabut.
3. Jagal - 2012
Isu tentang pembantaian massal 1965 akan selalu menjadi peristiwa yang dikenang oleh bangsa Indonesia serta menjadi satu luka dan trauma tersendiri. Sutradara Joshua Oppenheimer mencoba menyajikan kejadian tersebut ke dalam sebuah film yang diberi judul Jagal.
Karena dianggap sensitif dan menampilkan tontonan keji dan brutal, film ini dilarang tayang di bioskop Tanah Air. Namun begitu, film yang dalam bahasa Inggris berjudul The Act of Killing ini justru menuai banyak penghargaan internasional yang prestisius.
tulis komentar anda