Ramai Kasus Delmicron Picu Tsunami Covid-19, Ini Penjelasan WHO
Kamis, 30 Desember 2021 - 10:08 WIB
JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebut bahwa saat ini sedang terjadi Tsunami Covid-19 di seluruh dunia. Kondisi ini disebabkan serangan kembar Delta dan Omicron (Delmicron) secara bersamaan.
Karena situasi ini, WHO mengimbau kepada seluruh negara untuk berbagi vaksin secara adil, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang bisa merugikan negara miskin. Diharapkan juga bagi negara maju untuk menahan pemberian vaksin booster.
"Varian Delta dan Omicron (Delmicron) jadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencatat angka rekor, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian di seluruh dunia," ungkap Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers terbarunya, dikutip MNC Portal dari Channel News Asia, Kamis (30/12/2021).
Kasus harian infeksi Covid-19 secara global kembali mencapai rekor tertinggi selama pandemi berlangsung, dengan lebih dari 1,5 juta kasus dalam sehari. Sebagian lonjakan kasus disebabkan paparan varian Omicron di sejumlah negara.
"Saya sangat prihatin bahwa Omicron yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama seperti Delta, menyebabkan tsunami kasus," terang Tedros.
Ia mengulangi seruannya kepada negara-negara untuk berbagi vaksin secara lebih adil. Juga memperingatkan bahwa pemberian vaksin booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan stok vaksin.
WHO ingin setiap negara bisa mencapai target cakupan vaksinasi minimal 70 persen pada pertengahan 2022. Target tersebut, kata Tedros, bisa jadi strategi mengakhiri fase akut pandemi Covid-19 ini.
Penularan virus corona SARS CoV-2 akan mencapai masa 2 tahunnya pada 31 Desember 2021. Ketika itu Tiongkok memperingatkan WHO akan 27 kasus Covid-19, ketika itu masih disebut dengan 'pneumonia virus' yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan.
Kini, virus yang diberi nama Covid-19 itu telah menyebar ke 222 negara dan menginfeksi lebih dari 281 juta orang di seluruh dunia dengan kematian mencapai 5,43 juta kasus.
Karena situasi ini, WHO mengimbau kepada seluruh negara untuk berbagi vaksin secara adil, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang bisa merugikan negara miskin. Diharapkan juga bagi negara maju untuk menahan pemberian vaksin booster.
"Varian Delta dan Omicron (Delmicron) jadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencatat angka rekor, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian di seluruh dunia," ungkap Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers terbarunya, dikutip MNC Portal dari Channel News Asia, Kamis (30/12/2021).
Kasus harian infeksi Covid-19 secara global kembali mencapai rekor tertinggi selama pandemi berlangsung, dengan lebih dari 1,5 juta kasus dalam sehari. Sebagian lonjakan kasus disebabkan paparan varian Omicron di sejumlah negara.
"Saya sangat prihatin bahwa Omicron yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama seperti Delta, menyebabkan tsunami kasus," terang Tedros.
Ia mengulangi seruannya kepada negara-negara untuk berbagi vaksin secara lebih adil. Juga memperingatkan bahwa pemberian vaksin booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan stok vaksin.
WHO ingin setiap negara bisa mencapai target cakupan vaksinasi minimal 70 persen pada pertengahan 2022. Target tersebut, kata Tedros, bisa jadi strategi mengakhiri fase akut pandemi Covid-19 ini.
Penularan virus corona SARS CoV-2 akan mencapai masa 2 tahunnya pada 31 Desember 2021. Ketika itu Tiongkok memperingatkan WHO akan 27 kasus Covid-19, ketika itu masih disebut dengan 'pneumonia virus' yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan.
Kini, virus yang diberi nama Covid-19 itu telah menyebar ke 222 negara dan menginfeksi lebih dari 281 juta orang di seluruh dunia dengan kematian mencapai 5,43 juta kasus.
(hri)
tulis komentar anda