Jaga Kebugaran, Yuk Tetap Olahraga Meski di Rumah Saja

Senin, 15 Juni 2020 - 13:17 WIB
Foto/Istimewa
JAKARTA - Meski sedang di rumah saja, tetapi olahraga tetap tidak boleh absen. Frekuensi olahraga yang dianjurkan adalah 150-250 menit per minggu dengan intensitas sedang. Sifatnya boleh aerobik atau boleh juga melakukan latihan beban. Kenapa harus tetap aktif berolahraga?

"Untuk menjaga kebugaran, jaga imunitas, mencegah kelelahan otot, dan mengurangi stres," beber Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah - Puri Indah dr Raissa Edwina Djuanda MGizi SpGk dalam RSPI Live Webinar dengan tema Menjaga Berat Badan Ideal Saat #dirumahaja belum lama ini.

Lari, berenang, menari, atau bahkan olahraga dengan menggunakan berat tubuh seperti push up, sit up, dan back up bisa dilakukan. Jika masih ingin menggunakan beban sebaiknya dilakukan sebanyak 2-3 kali perminggu.

Dr. Raissa menambahkan yang tak kalah penting adalah batasj screen time. Hal itu karena lebih banyak screen time maka risiko kenaikan berat badan juga semakin besar. Terpaku pada gawai dalam waktu yang lama malah akan membuat malas bergerak atau gaya hidup sedentary. (Baca: Harapan Menggelar Turnamen AS Terbuka Meredup)



Maka itu, dr. Raissa menganjurkan untuk membatasi penggunaan gadget, hindari penempatan gadget di ruang tidur, dan matikan hp/gadget lain saat akan tidur. Yang tidak kalah pentingnya adalah tidur yang cukup. Durasinya adalah 6-8 jam per hari.

"Jangan tidur lewat dari pukul 02.00 malam, karena ini adalah fase deep sleep," ujarnya. Lebih jauh terkait penanganan obesitas haruslah dilakukan secara komprehensif. Dimulai dari perubahan gaya hidup. Jika tidak membuahkan hasil maka berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan solusi yang baik. Dari situ mungkin dokter akan meresepkan obat-obatan. (Lihat Videonya: Pengunjung Pusat Perbelanjaan Hanya Dibolehkan Jalan Satu Arah Saat fase New Normal)

Nah kalau langkah ini juga tidak memiliki pengaruh signifikan barulah dilakukan operasi. "Bisa juga dilakukan kombinasi dari seluruhnya agar berat badan ideal bisa tercapai," imbuh dr. Raissa.

Tidak hanya orang dewasa, obesitas juga melanda anak-anak secara global maupun nasional. Prevalensinya pun juga meningkat. Jika tidak ditangani anak obesitas akan menghadapi ancaman kesehatan yang fatal.

Sama seperti dewasa, penyebab obesitas pada anak bisa dibilang beragam. Mulai dari pola makan yang tidak seimbang hingga kurangnya aktivitas fisik. (Baca juga: Dokter Reisa Ajak Masyarakat Jaga Porsi Gizi Makanan Hadapi Pandemi Covid-19)

Terlebih varian makanan dan jajanan dewasa ini semakin banyak yang pada umumnya mengandung gula, garam, dan kalori yang tinggi. Kondisi ini masih diperparah dengan penggunaan gawai yang membuat anak hanya berkutat pada mainannya tersebut tanpa melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.

Pola makan, aktivitas fisik, serta modifikasi perilaku dan keterlibatan keluarga adalah solusi penanganan obesitas anak. Prinsipnya tetap perhitungkan faktor tumbuh kembang pada anak dan remaja. Hindari menggunakan jalan pintas seperti diet rendah kalori atau diet dengan obat-obatan tanpa konsultasi dokter. (Sri Noviarni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More