Pemerintah Pastikan Deltacron Belum Masuk Indonesia, Cegah dengan Vaksinasi Booster
Minggu, 20 Maret 2022 - 14:04 WIB
JAKARTA - Varian baru Covid-19 bernama Deltacron yang muncul di Eropa, dipastikan belum masuk ke Indonesia. Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid.
Dokter Nadia menegaskan bahwa varian kombinasi dua varian Delta dan Omicron itu belum ada di Indonesia. "Belum," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (20/3/2022).
Dokter Nadia menerangkan, varian lain memungkinkan untuk terus bermunculan. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan bagi Indonesia. Menurutnya, kemungkinan tersebut juga berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.
Dengan demikian, dr. Nadia mengatakan, capaian vaksinasi menjadi hal penting dalam mengendalikan Covid-19. Di mana bukan hanya, vaksin primer lengkap (dosis 1 dan 2), tetapi juga vaksin booster (dosis 3) menjadi penting jika ingin menyudahi pandemi Covid-19.
"Ini akan menjadi kewaspadaan terkait varian baru, kita tahu akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus. Makanya bukan hanya vaksin primer, tapi vaksin booster juga menjadi PR bila kita ingin selesaikan pandemi ini," jelasnya dalam webinar Trijaya FM, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro menerangkan, gejala pada seseorang yang terpapar varian Deltacron tidak berbeda dengan gejala SARs-COV2 (Corona) pada umumnya.
"Jadi gejalanya sama-sama seperti SARs-COV-2, gejalanya sama-sama untuk menyerang tubuh kita," kata dr. Reisa beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, dr Reisa mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus memantau bagaimana perkembangan varian Deltacron. Menurutnya, berdasarkan pengamatan di beberapa negara yang memiliki pasien Deltacron, tidak ditemukan adanya kondisi yang buruk.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
Dokter Nadia menegaskan bahwa varian kombinasi dua varian Delta dan Omicron itu belum ada di Indonesia. "Belum," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (20/3/2022).
Dokter Nadia menerangkan, varian lain memungkinkan untuk terus bermunculan. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan bagi Indonesia. Menurutnya, kemungkinan tersebut juga berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.
Dengan demikian, dr. Nadia mengatakan, capaian vaksinasi menjadi hal penting dalam mengendalikan Covid-19. Di mana bukan hanya, vaksin primer lengkap (dosis 1 dan 2), tetapi juga vaksin booster (dosis 3) menjadi penting jika ingin menyudahi pandemi Covid-19.
"Ini akan menjadi kewaspadaan terkait varian baru, kita tahu akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus. Makanya bukan hanya vaksin primer, tapi vaksin booster juga menjadi PR bila kita ingin selesaikan pandemi ini," jelasnya dalam webinar Trijaya FM, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro menerangkan, gejala pada seseorang yang terpapar varian Deltacron tidak berbeda dengan gejala SARs-COV2 (Corona) pada umumnya.
"Jadi gejalanya sama-sama seperti SARs-COV-2, gejalanya sama-sama untuk menyerang tubuh kita," kata dr. Reisa beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, dr Reisa mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus memantau bagaimana perkembangan varian Deltacron. Menurutnya, berdasarkan pengamatan di beberapa negara yang memiliki pasien Deltacron, tidak ditemukan adanya kondisi yang buruk.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
(tsa)
tulis komentar anda