Sejarah Pawang Hujan di Indonesia, Lengkap dengan Sajen dan Maknanya

Senin, 21 Maret 2022 - 17:37 WIB
Jika acara menggunakan panggung, maka janur diikatkan di dua tiang panggung. Jika acara dilakukan di gedung, pawang hujan akan mengikat janur di pintu masuk kanan dan kiri.

Praktik ritual pawang hujan lainnya ialah menggunakan sapu lidi yang ditusuk di atasnya bawang merah, bawang putih, dan cabai. Teknik ini biasa dipakai di acara pernikahan.

Sesajen Pawang Hujan

Dalam menjalankan tugas sebagai pawang hujan, ada beberapa sajen yang mesti disiapkan. Sajen tersebut ternyata memiliki makna tersendiri.

"Ritual penangkal hujan memerlukan sesaji atau sajen. Sajen yang paling penting adalah tumpeng. Tumpeng ini disebut sebagai tumpeng robyong yang mengandung simbol budaya," terang laporan tersebut.

Berikut ini beberapa sesajen yang diminta pawang hujan untuk menolak hujan:

1. Telur yang dilambangkan sebagai wiji dadi (benih), terjadinya manusia.

2. Bumbu megono (gudangan): merupakan lukisan bakal (embrio) hidup manusia.

3. Cambah: benih dan bakal manusia yang akan selalu tumbuh.

4. Kacang panjang: dalam kehidupan semestinya manusia berpikir panjang (nalar kang mulur) dan jangan memiliki pemikiran picik (mulur mungkrete nalar pating saluwir), sehingga dapat menanggapi segala hal dengan kesadaran.

5. Tomat: kesadaran itu akan menimbulkan perbuatan yang gemar maksiat berupaya menjadi jalma limpat seprapat tamat.

6. Brambang: perbuatan yang selalu dengan pertimbangan.

7. Kangkung: manusia semacam itu tergolong manusia linangkung (tingkat tinggi).

8. Bayem: karenanya bukan mustahil kalau hidupnya jadi ayem tentrem.

9. Lombok abang: akhirnya akan muncul keberanian dan tekad untuk manunggal dengan Tuhan.

10. Ingkung: cita-cita manunggal itu dilakukan melalui manekung.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More