Vaksin Covid-19 Dosis ke-4 Diperlukan, IDI: Tapi Butuh Bukti Lebih Banyak
Selasa, 22 Maret 2022 - 10:33 WIB
JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menegaskan bahwa vaksin dosis ke-4 dirasa perlu untuk sekelompok masyarakat tertentu. Namun, diperlukan bukti lebih banyak.
"Vaksin dosis keempat diperlukan untuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan immunocompromised," terang Prof Zubairi melalui pesan singkat ke MNC Portal, Selasa (22/3/2022).
Hal tersebut didasari oleh data yang diterbitkan di BMJ, yang menyatakan bahwa kira-kira seperempat pasien immunocompromised itu dinyatakan tidak responsif setelah 3 kali vaksinasi.
Artinya, mereka yang punya kondisi immunocompromised tidak mengalami pembentukan antibodi Covid-19 yang optimal di dalam tubuhnya. Karena itu, mereka dianggap memerlukan dosis keempat vaksin Covid-19.
Tapi, Prof Beri, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa data tersebut masih sangat sedikit buktinya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menegakkan keputusan.
"Diperlukan data atau bukti lebih banyak untuk memastikan keputusan yang akan diambil terkait dengan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat ini," tambahnya.
Di sisi lain, produsen vaksin Covid-19 seperti Pfizer dan Moderna sudah mengeluarkan pernyataan bahwa pemberian vaksin dosis keempat akan menyempurnakan antibodi dalam tubuh.
Khusus Moderna, pihak mereka cukup perhatian kepada kelompok lansia ataupun mereka yang memiliki komorbid yang dianggap penting menerima vaksin dosis keempat tersebut. Sebab, angka kejadian kasus penyakit parah masih didominasi oleh dua kelompok itu.
"Vaksin dosis keempat diperlukan untuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan immunocompromised," terang Prof Zubairi melalui pesan singkat ke MNC Portal, Selasa (22/3/2022).
Hal tersebut didasari oleh data yang diterbitkan di BMJ, yang menyatakan bahwa kira-kira seperempat pasien immunocompromised itu dinyatakan tidak responsif setelah 3 kali vaksinasi.
Artinya, mereka yang punya kondisi immunocompromised tidak mengalami pembentukan antibodi Covid-19 yang optimal di dalam tubuhnya. Karena itu, mereka dianggap memerlukan dosis keempat vaksin Covid-19.
Tapi, Prof Beri, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa data tersebut masih sangat sedikit buktinya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menegakkan keputusan.
"Diperlukan data atau bukti lebih banyak untuk memastikan keputusan yang akan diambil terkait dengan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat ini," tambahnya.
Di sisi lain, produsen vaksin Covid-19 seperti Pfizer dan Moderna sudah mengeluarkan pernyataan bahwa pemberian vaksin dosis keempat akan menyempurnakan antibodi dalam tubuh.
Khusus Moderna, pihak mereka cukup perhatian kepada kelompok lansia ataupun mereka yang memiliki komorbid yang dianggap penting menerima vaksin dosis keempat tersebut. Sebab, angka kejadian kasus penyakit parah masih didominasi oleh dua kelompok itu.
(hri)
tulis komentar anda