Mengenal Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Terjadi saat BAB
Rabu, 23 Maret 2022 - 14:43 WIB
JAKARTA - Fisura ani atau fisura anus adalah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus. Fisura ani dapat terjadi ketika mengeluarkan feses yang keras atau besar saat buang air besar (BAB).
Dilansir dari Mayo Clinic, Rabu (23/3/2022) fisura ani biasanya menyebabkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar. Anda juga mungkin mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus (sfingter anal).
Fisura ani sangat umum terjadi pada bayi tetapi dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Sebagian besar fisura ani membaik dengan perawatan sederhana, seperti peningkatan asupan serat atau mandi.
Beberapa orang dengan fisura ani memerlukan pengobatan atau pembedahan. Penyebab umum fisura ini meliput mengeluarkan feses yang besar atau keras, sembelit dan mengejan saat buang air besar, diare kronis, hubungan seks anal dan persalinan.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh beberapa hal yang kurang umum. Seperti halnya penyakit crohn atau penyakit radang usus lainnya, kanker dubur, HIV, tuberkulosis dan sipilis. Sementara gejalanya nyeri, terkadang parah, saat buang air besar.
Selain itu, nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam, darah merah cerah pada feses atau kertas toilet setelah buang air besar, retakan yang terlihat pada kulit di sekitar anus hingga benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura anus.
Fisura ani bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat, dari kegagalan untuk menyembuhkan, kambuh hingga robekan yang meluas ke otot di sekitarnya. Namun, fisura ani bisa dicegah dengan mencegah konstipasi atau diare.
Makan makanan berserat tinggi, minum cairan dan berolahraga secara teratur agar tidak mengejan saat buang air besar. Temui dokter jika Anda mengalami nyeri saat buang air besar atau melihat darah pada feses atau kertas toilet setelah buang air besar.
Lihat Juga: Malaysia Usung Teknologi Medis Terbaru dalam Konferensi Kesehatan Internasional MIH Megatrends 2024
Dilansir dari Mayo Clinic, Rabu (23/3/2022) fisura ani biasanya menyebabkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar. Anda juga mungkin mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus (sfingter anal).
Fisura ani sangat umum terjadi pada bayi tetapi dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Sebagian besar fisura ani membaik dengan perawatan sederhana, seperti peningkatan asupan serat atau mandi.
Beberapa orang dengan fisura ani memerlukan pengobatan atau pembedahan. Penyebab umum fisura ini meliput mengeluarkan feses yang besar atau keras, sembelit dan mengejan saat buang air besar, diare kronis, hubungan seks anal dan persalinan.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh beberapa hal yang kurang umum. Seperti halnya penyakit crohn atau penyakit radang usus lainnya, kanker dubur, HIV, tuberkulosis dan sipilis. Sementara gejalanya nyeri, terkadang parah, saat buang air besar.
Selain itu, nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam, darah merah cerah pada feses atau kertas toilet setelah buang air besar, retakan yang terlihat pada kulit di sekitar anus hingga benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura anus.
Fisura ani bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat, dari kegagalan untuk menyembuhkan, kambuh hingga robekan yang meluas ke otot di sekitarnya. Namun, fisura ani bisa dicegah dengan mencegah konstipasi atau diare.
Makan makanan berserat tinggi, minum cairan dan berolahraga secara teratur agar tidak mengejan saat buang air besar. Temui dokter jika Anda mengalami nyeri saat buang air besar atau melihat darah pada feses atau kertas toilet setelah buang air besar.
Baca Juga
Lihat Juga: Malaysia Usung Teknologi Medis Terbaru dalam Konferensi Kesehatan Internasional MIH Megatrends 2024
(dra)
tulis komentar anda