Tips Menjalankan Puasa Ramadhan Sempurna untuk Diabatesi
Sabtu, 25 April 2020 - 14:29 WIB
JAKARTA - Menahan rasa lapar dan haus selama puasa Ramadhan menjadi tantangan tersendiri bagi diabetesi atau pasien diabetes. Pasalnya, dibetesi harus merubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat.
Di saat menahan lapar dan haus dalam berpuasa, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemia, dan ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah. Tidak jarang, sejumlah diabetesi memilih tidak menjalankan puasa secara penuh karena rasa tidak nyaman yang dialaminya.
"Semua diabetesi yang ingin berpuasa, wajib konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan puasa. Konsultasi pre-Ramadhan diperlukan untuk memastikan apakah diabetesi beresiko atau tidak untuk melakukan puasa. Diabetesi yang berpuasa sebaiknya mendapatkan edukasi dari dokter sebelum puasa," kata praktisi kesehatan dr Adeline Devita saat acara Nutrisi Tepat Persiapan Berpuasa Bagi Diabetesi, belum lama ini.
Lantas kondisi diabetesi seperti apa yang aman dan tidak aman untuk menjalankan puasa Ramadhan? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi diabetasi aman berpuasa. Berikut ulasannya. (Baca juga: Simak, Ini Tips untuk Ibu Hamil yang Ingin Berpuasa ).
1. Kadar gula darah terkontrol (gula darah puasa 80 – 126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80 – 180 mg/dl).
2. Tidak menggunakan suntikan insulin lebih 2x sehari.
3. Faal hati atau liver baik.
4. Tidak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat.
5. Tidak ada kelainan pembuluh darah jantung.
Di saat menahan lapar dan haus dalam berpuasa, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemia, dan ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah. Tidak jarang, sejumlah diabetesi memilih tidak menjalankan puasa secara penuh karena rasa tidak nyaman yang dialaminya.
"Semua diabetesi yang ingin berpuasa, wajib konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan puasa. Konsultasi pre-Ramadhan diperlukan untuk memastikan apakah diabetesi beresiko atau tidak untuk melakukan puasa. Diabetesi yang berpuasa sebaiknya mendapatkan edukasi dari dokter sebelum puasa," kata praktisi kesehatan dr Adeline Devita saat acara Nutrisi Tepat Persiapan Berpuasa Bagi Diabetesi, belum lama ini.
Lantas kondisi diabetesi seperti apa yang aman dan tidak aman untuk menjalankan puasa Ramadhan? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi diabetasi aman berpuasa. Berikut ulasannya. (Baca juga: Simak, Ini Tips untuk Ibu Hamil yang Ingin Berpuasa ).
1. Kadar gula darah terkontrol (gula darah puasa 80 – 126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80 – 180 mg/dl).
2. Tidak menggunakan suntikan insulin lebih 2x sehari.
3. Faal hati atau liver baik.
4. Tidak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat.
5. Tidak ada kelainan pembuluh darah jantung.
tulis komentar anda