Deddy Corbuzier Akui Konsumsi Psikotropika, Obat Apa Itu?

Senin, 29 Juni 2020 - 18:27 WIB
Deddy Corbuzier mengaku mengonsumsi psikotropika. Hal ini diungkapnya kepada Deputi BNN. Tentu ini menjadi perhatian. Apa itu psikotropika? Foto/Instagram.
JAKARTA - Deddy Corbuzier mengaku mengonsumsi psikotropika. Hal ini diungkapnya kepada Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Arman Depari. Pengakuan itu disampaikan Deddy dalam video YouTubenya berjudul Nekat Jujur Pakai Narkoba Depan BNN Not Hoax pada Sabtu, 27 Juni 2020 lalu.

Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 1 juta kali itu, Deddy mengatakan alasan dirinya mengonsumsi psikotropika karena sulit tidur akibat menahan rasa sakit di bahunya. Kendati demikian, mantan pesulap itu megonsumsi psikotropika berdasarkan anjuran dokter yang telah memeriksa kondisinya.

"Saya punya bahu ini kan copot bang. Copot memang sudah nggak bisa sembuh kecuali dioperasi. Jadi kalau nggak dioperasi, setiap malam kalau kena AC itu sakit sekali nyut-nyutan. Jadi kadang-kadang sulit untuk tidur dan sebagainya. Akhirnya harus menggunakan kayak benzo atau obat-obat seperti itu," kata Deddy Corbuzier dalam video tersebut.



Pada kesempatan yang sama, bapak satu anak itu juga menunjukkan surat dokter kepada Arman. Setelah melihat surat tersebut, Arman membenarkan tindakan yang dilakukan Deddy Corbuzier karena menggunakan psikotropika sesuai anjuran dokter. Menurut Arman, psikotropika merupakan obat yang dapat digunakan pada kondisi tertentu dengan persetujuan dokter.

"Ya benar. Ini sudah benar. Karena kembali lagi, narkotika psikotropika itu pada dasarnya obat. Orang yang dilanda kecemasan terlalu tinggi, ketakutan, tidak percaya diri, mengarah pada gangguan psikologis, itu boleh dikasih. Tapi, dengan persetujuan dokter yang meriksa," jelas Arman.

"Salah satu fungsi dari narkotika dan psikotropika atau obat-obat yang sejenis itu kan menghilangkan rasa sakit, painkiller. Nah, sekarang kita nggak ada rasa sakit, kita fly, enak, pesta-pesta, fun, hura-hura, ini yang tidak boleh," lanjut Arman. (Baca juga: Obat Dexamethasone, Reisa Broto Asmoro: Tak Boleh Mengobati Diri Sendiri ).

Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian psikotropika merupakan elemen penting untuk sistem kesehatan. Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengobati gejala gangguan mental, mengurangi kecacatan dan mencegah kekambuhan. Anti-psikotik, anti-depresi, penstabil suasana hati dan obat anti-epilepsi termasuk dalam kategori utama obat-obatan psikotropika.

Selain itu, psikotropika juga menggambarkan obat apa pun yang memengaruhi perilaku, suasana hati, pikiran, atau persepsi. Ini adalah istilah umum untuk banyak obat yang berbeda, termasuk obat resep dan obat yang sering disalahgunakan.

Kesehatan dan kesejahteraan mental memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dilansir dari Health Line, obat-obatan psikotropika dapat menjadi bagian penting dari alat yang tersedia untuk membantu menjaga diri tetap sehat. (Baca juga: Alergi Tingkatkan Risiko Penyakit Degeneratif ).

Psikotropika bekerja dengan menyesuaikan tingkat bahan kimia otak, atau neurotransmiter, seperti dopamin, gamma aminobutyric acid (GABA), norepinefrin, dan serotonin. Beberapa psikotropika dapat menyebabkan efek samping yang sangat serius dan memiliki persyaratan penggunaan khusus oleh penyedia layanan kesehatan.

Obat-obatan ini bekerja dengan mengubah neurotransmiter untuk memperbaiki gejala. Setiap kelas bekerja sedikit berbeda, tetapi mereka memiliki beberapa kesamaan juga. Adapun jenis atau kelas obat yang diresepkan dokter tergantung pada gejala individu dan spesifik. Beberapa obat memerlukan penggunaan rutin selama beberapa minggu untuk melihat manfaatnya.
(tdy)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More