Perankan Roro Ayu di Ludruk Perempuan-Perempuan Pilihan, Rieke Diah Pitaloka: Bangga Banget!

Minggu, 18 September 2022 - 08:46 WIB
Rieke Diah Pitaloka mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali menjalani dunia seni peran ludruk Perempuan-Perempuan Pilihan. Foto/Wiwie Heriyani/MPI
JAKARTA - Rieke Diah Pitaloka mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali menjalani dunia seni peran. Bukan sembarang peran, kali ini Anggota Komisi VI DPR RI itu ikut berpartisipasi dalam sebuah lakon ludruk berjudul ‘Perempuan-Perempuan Pilihan’.

Rieke menyebut, meskipun telah 10 tahun lamanya tidak terjun ke dalam dunia teater, dia mengaku tidak kesulitan dalam sesi latihan. Meski begitu, dia tidak memungkiri sempat tegang saat harus beradu peran di atas panggung dengan pemain-pemain lain yang banyak lebih senior darinya.

“Ini pertama kali saya bermain dengan Indonesia Kita, dan setelah sekian tahun, lebih dari 10 tahun bermain teater. Seru banget, tegang banget, tapi juga latihannya tidak terlalu berat, dan bermain dengan para senior-senior yang luar biasa, seneng banget,” ujar Rieke, saat ditemui setelah pementasan di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, (17/9/2022).

Selain itu, perempuan berusia 48 tahun ini juga mengaku sempat menghadapi tantangan selama harus beradu peran dengan sosok yang terkenal ‘kocak’ seperti Cak Lontong dan Akbar.





“Tantangannya ya bermain dengan orang-orang kejiwaan, ya ampuun. Ada cak lontong, akbar, pokoknya semua luar biasa lah,” imbuhnya.

Rieke yang berperan sebagai sosok Roro Ayu itu mengungkapkan, bahwa dalam tema lakon teater yang disutradarai oleh Agus Noor ini cukup relevan dengan dirinya sebagai salah satu sosok perempuan yang kerap menyuarakan hak perempuan.

“Ini mewakili perempuan-perempuan sebetulnya, dan tema-tema sosial diangkat disini, dan bagaimana pada akhirnya ini bukan soal laki-laki atau perempuan, tapi bagaimana semua bisa bekerja sama, bisa melakukan hal-hal yang baik untuk kepentingan bersama,” terangnya.

Perempuan yang sempat tenar dengan tokoh ‘Oneng’ ini pun berharap agar pementasan teater seperti ini bisa terus dilestarikan agar masyarakat Indonesia tidak ‘tuna’ kebudayaan. Apalagi, menurutnya, begitu begitu banyak tema pementasan teater yang mengangkat isu-isu yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More