2 Akibat Buruk Kerongkongan Bergeser seperti yang Dialami Lesti Kejora
Selasa, 04 Oktober 2022 - 20:45 WIB
JAKARTA - Kerongkongan bergeser dialami oleh Lesti Kejora lantaran diduga menerima tindak KDRT dari suaminya, Rizky Billar. Lantas, apa saja dampak buruk dari kondisi tersebut?
Kerongkongan bergeser atau istilah medisnya cervical spondylosis (CS) merupakan kerusakan alami tulang rawan, cakram, ligamen, dan tulang di leher. Kerongkongan bergeser terjadi ketika keseimbangan "keausan dan perbaikan" hilang, hingga menyebabkan rasa sakit dan kaku pada leher.
Kondisi seperti ini umum terjadi, karena diperkirakan 9 dari 10 orang dewasa mengalami kerongkongan bergeser pada saat mereka berusia 60 tahun. Hal itu tidak sama dengan Lesti Kejora yang mengalaminya karena tindak KDRT.
Akibat buruk dari kerongkongan bergeser adalah sebagai berikut.
1. Sakit kepala dan kaku yang berasal dari leher.
Gejala ini terjadi ketika rasa sakit dirujuk dari sumber tertentu di leher hingga ke kepala. Nyeri ini biasanya berupa nyeri yang menetap atau perasaan tumpul, tetapi terkadang intensitas nyeri dapat memburuk.
Rasa sakit yang dialami pada kondisi kerongkongan bergeser bisa menjadi lebih buruk pada situasi tertentu, seperti setelah berdiri atau duduk, saat bersin, batuk, atau tertawa dan di malam hari.
2. Gangguan bernapas dan nyeri di dekat tulang dada saat menelan.
Akibat dari bergesernya tulang kerongkongan di leher akan membuat penderitanya kesulitan saat harus menelan makanan dan minum. Tidak hanya itu, terkadang hal ini akan membuat si penderita kesulitan bernapas. Kondisi tersebut dipicu oleh penyempitan kanal tulang belakang di dalam tulang belakang (vertebra).
Kanal tulang belakang sendiri merupakan ruang di dalam tulang belakang yang dilalui oleh sumsum tulang belakang dan akar saraf untuk mencapai bagian tubuh lain. MG/Nabillah Amanda Rahmawaty
Kerongkongan bergeser atau istilah medisnya cervical spondylosis (CS) merupakan kerusakan alami tulang rawan, cakram, ligamen, dan tulang di leher. Kerongkongan bergeser terjadi ketika keseimbangan "keausan dan perbaikan" hilang, hingga menyebabkan rasa sakit dan kaku pada leher.
Kondisi seperti ini umum terjadi, karena diperkirakan 9 dari 10 orang dewasa mengalami kerongkongan bergeser pada saat mereka berusia 60 tahun. Hal itu tidak sama dengan Lesti Kejora yang mengalaminya karena tindak KDRT.
Akibat buruk dari kerongkongan bergeser adalah sebagai berikut.
1. Sakit kepala dan kaku yang berasal dari leher.
Gejala ini terjadi ketika rasa sakit dirujuk dari sumber tertentu di leher hingga ke kepala. Nyeri ini biasanya berupa nyeri yang menetap atau perasaan tumpul, tetapi terkadang intensitas nyeri dapat memburuk.
Rasa sakit yang dialami pada kondisi kerongkongan bergeser bisa menjadi lebih buruk pada situasi tertentu, seperti setelah berdiri atau duduk, saat bersin, batuk, atau tertawa dan di malam hari.
2. Gangguan bernapas dan nyeri di dekat tulang dada saat menelan.
Akibat dari bergesernya tulang kerongkongan di leher akan membuat penderitanya kesulitan saat harus menelan makanan dan minum. Tidak hanya itu, terkadang hal ini akan membuat si penderita kesulitan bernapas. Kondisi tersebut dipicu oleh penyempitan kanal tulang belakang di dalam tulang belakang (vertebra).
Kanal tulang belakang sendiri merupakan ruang di dalam tulang belakang yang dilalui oleh sumsum tulang belakang dan akar saraf untuk mencapai bagian tubuh lain. MG/Nabillah Amanda Rahmawaty
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda