Menkes Budi Pastikan Kematian Pasien Gangguan Ginjal Akut pada Anak Akibat Cemaran EG dan DEG
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 19:42 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa kematian anak-anak yang kena gangguan ginjal akut akibat cemaran etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butyl ether (EGBE).
"Confirm akibat 3 senyawa tersebut," kata Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/10/2022).
Menkes menjelaskan, ketika 3 zat kimia tersebut masuk ke tubuh, metabolisme otomatis mengubah senyawa itu menjadi asam oksalat dan kalau asam oksalat ini masuk ke ginjal, dia berubah menjadi kalsium oksalat yang bentuknya seperti kristal kecil-kecil tajam.
"Kalau ada kristal tajam seperti itu di ginjal, ya, gimana ginjal enggak rusak," ungkap Menkes Budi.
Kejadian ini dialami 7 dari 11 pasien balita gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM Jakarta. Dari 7 pasien balita tersebut, dilakukan biopsi dan terkonfirmasi ada kalsium oksalat yang merusak ginjal mereka.
"Jadi, pasien meninggal gara-gara ini," jelas Menkes Budi.
Ketiga kandungan senyawa kimia tersebut dipastikan masuk ke dalam obat cair melalui pelarut yang dipakai produsen obat secara tidak bertanggung jawab. Gegara pelarut tersebut, terbentuk cemaran yang membahayakan kesehatan manusia.
Hingga kini, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan BPOM terus melakukan investigasi soal obat-obatan mana saja yang terkonfirmasi mengandung EG, DEG, dan EGBE dari 102 sampel obat cair yang berhasil terkumpul dari rumah pasien sebelum dirawat di rumah sakit.
"Confirm akibat 3 senyawa tersebut," kata Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/10/2022).
Menkes menjelaskan, ketika 3 zat kimia tersebut masuk ke tubuh, metabolisme otomatis mengubah senyawa itu menjadi asam oksalat dan kalau asam oksalat ini masuk ke ginjal, dia berubah menjadi kalsium oksalat yang bentuknya seperti kristal kecil-kecil tajam.
"Kalau ada kristal tajam seperti itu di ginjal, ya, gimana ginjal enggak rusak," ungkap Menkes Budi.
Baca Juga
Kejadian ini dialami 7 dari 11 pasien balita gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM Jakarta. Dari 7 pasien balita tersebut, dilakukan biopsi dan terkonfirmasi ada kalsium oksalat yang merusak ginjal mereka.
"Jadi, pasien meninggal gara-gara ini," jelas Menkes Budi.
Ketiga kandungan senyawa kimia tersebut dipastikan masuk ke dalam obat cair melalui pelarut yang dipakai produsen obat secara tidak bertanggung jawab. Gegara pelarut tersebut, terbentuk cemaran yang membahayakan kesehatan manusia.
Hingga kini, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan BPOM terus melakukan investigasi soal obat-obatan mana saja yang terkonfirmasi mengandung EG, DEG, dan EGBE dari 102 sampel obat cair yang berhasil terkumpul dari rumah pasien sebelum dirawat di rumah sakit.
(hri)
tulis komentar anda