Menkes Budi Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Tembus 241 Orang, 133 Meninggal

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 19:16 WIB
loading...
Menkes Budi Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Tembus 241 Orang, 133 Meninggal
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia telah mencapai 241 orang, 133 diantaranya meninggal dunia. Foto/Dok.Sindonews
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia jumlahnya telah menembus 241 orang, 133 diantaranya meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan Menkes Budi saat konferensi pers Update Gangguan Ginjal Akut Anak di Indonesia di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2022).

Menurut Menkes Budi, tren peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak ini terjadi sejak Agustus 2022. Kasus ini ditemukan di 22 provinsi.

"Kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguanb ginjal akut atau AKI di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," ungkap Menkes Budi.



"Kita lihat yang masuk RS cepat sekali kondisinya memburuk sesudah lima hari urine menurun secara drastis," kata Menkes Budi.

Menkes Budi berjanji akan terus berupaya mengidentifikasi penyebab kemungkinan gagal ginjal akut misterius. Mulanya dikaitkan dengan Covid-19, tetapi akhirnya ditemukan tak berkaitan.

"Apakah ini berkaitan dengan Covid? ternyata nggak. apakah ini vaksin? anak-anak di bawah 5 tahun belum vaksin jadi bukan," jelas Menkes Budi.

Ia menjelaskan organisasi kesehatan dunia (WHO) pada 5 Oktober 2022 telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa gangguan ginjal akut pada anak ini disebabkan oleh senyawa. Sehingga pihaknya pun tetap melakukan investigasi apakah ada penyebab lainnya.

"Apakah ada faktor lain?, Jadi penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri atau parasit seperti Covid-19, dan lain-lain. Ternyata tidak karena kelihatan kan ini kita lihat patogen dari pasien-pasien yang diperiksa," sambungnya.

"Kasus pun meningkat dan tidak diketahui pasti. yang membuat kita heran karena kita menemukan ginjal yang bermasalah. Pada 5 Oktober WHO mengeluarkan pemberitahuan ternyata ini disebabkan oleh senyawa," jelasnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)