Masih Banyak yang Belum Tahu, Ini Bedanya Nikotin dan TAR
Jum'at, 02 Desember 2022 - 19:09 WIB
JAKARTA - Rokok diketahui memiliki bahan kimia, yakni nikotin dan TAR. Namun, masih banyak yang belum memahami terkait dampaknya bagi para perokok .
Menurut ahli toksikologi, Shoim Hidayat, nikotin merupakan senyawa kimia organik yang dikategorikan sebagai alkaloid dan ditemukan pada tanaman tertentu, seperti kentang, terong, tomat dan tembakau.
Akan tetapi, sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya terdapat pada tembakau. Efek konsumsi dari nikotin dapat berupa adiksi atau ketergantungan.
"Ketagihan nikotin berkaitan dengan mental, efeknya menyenangkan seperti tidak stres, lega, dan lebih fokus. Hal ini ada kaitannya dengan pelepasan hormon dopamin dalam tubuh," terang Shoim Hidayat kepada awak media, baru-baru ini.
Sedangkan TAR, menurut Shoim, merupakan partikel kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Partikel ini terdiri dari ribuan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
Apabila dibandingkan dengan nikotin, kandungan TAR dalam rokok yang dibakar bersifat racun dan bisa memengaruhi kinerja organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
"Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya TAR dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Tidak ada proses pembakaran dan TAR pada produk tersebut, karena hanya dipanaskan serta menghasilkan uap air (aerosol)," ungkap dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut.
Dia pun menambahkan bahwa menurut berbagai penelitian berbasis profil risiko, produk tembakau yang dipanaskan mampu meminimalisasi risiko kesehatan dibandingkan rokok berkat penerapan sistem pemanasan dalam penggunaannya. Produk ini memiliki profil risiko 90% lebih rendah daripada rokok.
Dengan fakta tersebut, produk ini merupakan salah satu opsi bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi bahaya rokok bagi kesehatan.
"Risiko kesehatan yang ditimbulkan lebih rendah karena efek toksiknya bergantung pada kadar bahan kimia," tutupnya.
Menurut ahli toksikologi, Shoim Hidayat, nikotin merupakan senyawa kimia organik yang dikategorikan sebagai alkaloid dan ditemukan pada tanaman tertentu, seperti kentang, terong, tomat dan tembakau.
Akan tetapi, sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya terdapat pada tembakau. Efek konsumsi dari nikotin dapat berupa adiksi atau ketergantungan.
"Ketagihan nikotin berkaitan dengan mental, efeknya menyenangkan seperti tidak stres, lega, dan lebih fokus. Hal ini ada kaitannya dengan pelepasan hormon dopamin dalam tubuh," terang Shoim Hidayat kepada awak media, baru-baru ini.
Sedangkan TAR, menurut Shoim, merupakan partikel kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Partikel ini terdiri dari ribuan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
Apabila dibandingkan dengan nikotin, kandungan TAR dalam rokok yang dibakar bersifat racun dan bisa memengaruhi kinerja organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
"Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya TAR dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Tidak ada proses pembakaran dan TAR pada produk tersebut, karena hanya dipanaskan serta menghasilkan uap air (aerosol)," ungkap dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut.
Dia pun menambahkan bahwa menurut berbagai penelitian berbasis profil risiko, produk tembakau yang dipanaskan mampu meminimalisasi risiko kesehatan dibandingkan rokok berkat penerapan sistem pemanasan dalam penggunaannya. Produk ini memiliki profil risiko 90% lebih rendah daripada rokok.
Dengan fakta tersebut, produk ini merupakan salah satu opsi bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi bahaya rokok bagi kesehatan.
Baca Juga
"Risiko kesehatan yang ditimbulkan lebih rendah karena efek toksiknya bergantung pada kadar bahan kimia," tutupnya.
(nug)
tulis komentar anda