Varian Baru Omicron BN.1 Terdeteksi di Indonesia, Kenali Gejala yang Harus Diwaspadai
Minggu, 11 Desember 2022 - 06:00 WIB
JAKARTA - Varian baru Omicron BN.1 telah terdeteksi di Indonesia. Hingga saat ini kurang lebih sudah ditemukan sebanyak 20 kasus yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Kasus pertama Omicron BN.1 pertama kali terdeteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022. Varian baru tersebut dilaporkan merupakan turunan dari varian Omicron BA.2.
"Sudah ada 20 kasus," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi.
Omicron BN.1 sampai saat ini masih dalam pemantauan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa varian ini lebih kuat daripada varian sebelumnya.
Selain itu, kasus Omicron BN.1 di beberapa negara, seperti Amerika dan Inggris cukup cepat jumlah kasusnya bertambah. Sejauh ini, sudah 225 kasus yang terdeteksi di AS, sebagian besar di California, New York, dan Florida.
Sementara di Inggris ada 55 kasus telah dikonfirmasi. Kekuatan varian baru BN.1 bisa ditinjau dari masa sebelumnya, kenaikan kasus di berbagai negara terjadi, termasuk Indonesia.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa gejala dari Omicron BN.1 tidak jauh berbeda dengan varian sebelumnya.
"Iya sama (Gejala seperti varian sebelumnya)," ujar dr Erlina melalui pesan singkatnya pada Sabtu, 10 Desember 2022.
Adapun gejala varian Omicron sebelumnya, khususnya XBB di antaranya adalah demam, batuk, lemas, sesak napas, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual dan muntah hingga diare.
"Hingga saat ini XBB atau XBC mirip dengan gejala umumnya Omicron, mudah menular," jelas dr. Erlina.
Kasus pertama Omicron BN.1 pertama kali terdeteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022. Varian baru tersebut dilaporkan merupakan turunan dari varian Omicron BA.2.
"Sudah ada 20 kasus," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi.
Omicron BN.1 sampai saat ini masih dalam pemantauan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa varian ini lebih kuat daripada varian sebelumnya.
Selain itu, kasus Omicron BN.1 di beberapa negara, seperti Amerika dan Inggris cukup cepat jumlah kasusnya bertambah. Sejauh ini, sudah 225 kasus yang terdeteksi di AS, sebagian besar di California, New York, dan Florida.
Sementara di Inggris ada 55 kasus telah dikonfirmasi. Kekuatan varian baru BN.1 bisa ditinjau dari masa sebelumnya, kenaikan kasus di berbagai negara terjadi, termasuk Indonesia.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa gejala dari Omicron BN.1 tidak jauh berbeda dengan varian sebelumnya.
"Iya sama (Gejala seperti varian sebelumnya)," ujar dr Erlina melalui pesan singkatnya pada Sabtu, 10 Desember 2022.
Adapun gejala varian Omicron sebelumnya, khususnya XBB di antaranya adalah demam, batuk, lemas, sesak napas, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual dan muntah hingga diare.
"Hingga saat ini XBB atau XBC mirip dengan gejala umumnya Omicron, mudah menular," jelas dr. Erlina.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda