Film Adagium Libatkan TNI, Ingin Tumbuhkan Semangat Nasionalisme pada Generasi Muda
Kamis, 15 Desember 2022 - 11:45 WIB
JAKARTA - Rumah produksi Brainstorminc Entertainment Indonesia siap menghadirkan karya film barunya berjudul Adagium. Film yang disutradarai Rizal Mantovani itu mencoba untuk menumbuhkan semangat nasionalisme (cinta tanah air) pada generasi muda karena bercerita tentang kisah sebuah bangsa yang sangat beradab menghadapi ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Di dalam film, beberapa karakternya berbicara menggunakan "Adagium" (peribahasa) dari berbagai bahasa. Perang tidak selalu memerlukan senjata api, tapi perang terjadi setiap saat," kata produser film Adagium, Irving Artemas, dalam jumpa pers di Metropole XXI, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022) sore.
Dalam trailer berdurasi hampir dua menit, tiga sahabat Arga (Angga Asyafriena), Bian (Pangeran Lantang), dan Alenda (Jihan Elmira) berkonflik karena satu masalah tertentu. Arga memutuskan masuk militer, Jihan berkutat dengan dunia IT-nya, dan Bian pengemudi ojek daring.
Suatu hari, Jihan disekap teroris yang juga mengancam keselamatan negara. Jihan dipaksa menggunakan kemampuan IT-nya untuk menjatuhkan presiden. Sementara itu, Arga dan Bian berusaha menyelamatkan sahabatnya itu dari aksi penculikan tersebut.Dalam trailer, Arga bergabung dengan militer dan menjalani pelatihan sebagai tentara.
Film Adagium menampilkan adegan aksi yang ternyata mendapat dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Irving mengatakan tim produksi tidak mengalami kesulitan dalam proses perizinan karena hanya butuh dukungan saja. Selain dukungan staf, dia mengatakan tim produksi juga mendapat pinjaman alat-alat dan tempat untuk syuting."Kami bikin ceritanya itu di negara ini. Ya, mereka dengan senang hati support kita ya," kata dia.
Sutradara Rizal Mantovani mengatakan, syuting Adagium terbilang cukup sulit karena menyesuaikan protokol dari TNI. Mulai dari penggunaan alat dan segala macam sudah dikasih penjelasan dari beberapa instansi yang mendampinginya.
"Yang sulit itu protokolnya karena banyak hal yang sifatnya sangat teknis ya, banyak senjata dan protokolnya TNI, dan lain-lain. Kita di-support ya setiap syuting, ada tim (TNI) di sana, selalu dikasih tahu tekniknya. Selalu ada TNI yang mendampingi," ujar Rizal Mantovani menjelaskan proses syuting Adagium memang menggandeng tentara aktif sebagai pendamping.
Sutradara kelahiran Jakarta, 12 Agustus 1967 ini mengatakan salah satu alasan dirinya menggarap film Adagium karena dia memang menyukai film dengan tema nasionalisme. Rizal menjabarkan Adagium merupakan film dengan pendekatan di mana negara sedang mengalami sesuatu, dengan latar belakang kisah cinta dan persahabatan. Rizal sangat tertarik ketika menerima ide cerita itu dari Irving.
"Saya langsung berpikir, ‘Wah ini kayaknya seru kalau dibikin, harus tetap Indonesia ya. Ada idealisme dari saya yang dari dulu pengen bikin dan diwujudkan meski sebelumnya sudah buat 5 CM tapi yang spesifik untuk menunjukan nasionalisme atau rasa cinta tanah air ya baru film ini," kata Rizal.
"Di dalam film, beberapa karakternya berbicara menggunakan "Adagium" (peribahasa) dari berbagai bahasa. Perang tidak selalu memerlukan senjata api, tapi perang terjadi setiap saat," kata produser film Adagium, Irving Artemas, dalam jumpa pers di Metropole XXI, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022) sore.
Dalam trailer berdurasi hampir dua menit, tiga sahabat Arga (Angga Asyafriena), Bian (Pangeran Lantang), dan Alenda (Jihan Elmira) berkonflik karena satu masalah tertentu. Arga memutuskan masuk militer, Jihan berkutat dengan dunia IT-nya, dan Bian pengemudi ojek daring.
Suatu hari, Jihan disekap teroris yang juga mengancam keselamatan negara. Jihan dipaksa menggunakan kemampuan IT-nya untuk menjatuhkan presiden. Sementara itu, Arga dan Bian berusaha menyelamatkan sahabatnya itu dari aksi penculikan tersebut.Dalam trailer, Arga bergabung dengan militer dan menjalani pelatihan sebagai tentara.
Film Adagium menampilkan adegan aksi yang ternyata mendapat dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Irving mengatakan tim produksi tidak mengalami kesulitan dalam proses perizinan karena hanya butuh dukungan saja. Selain dukungan staf, dia mengatakan tim produksi juga mendapat pinjaman alat-alat dan tempat untuk syuting."Kami bikin ceritanya itu di negara ini. Ya, mereka dengan senang hati support kita ya," kata dia.
Sutradara Rizal Mantovani mengatakan, syuting Adagium terbilang cukup sulit karena menyesuaikan protokol dari TNI. Mulai dari penggunaan alat dan segala macam sudah dikasih penjelasan dari beberapa instansi yang mendampinginya.
"Yang sulit itu protokolnya karena banyak hal yang sifatnya sangat teknis ya, banyak senjata dan protokolnya TNI, dan lain-lain. Kita di-support ya setiap syuting, ada tim (TNI) di sana, selalu dikasih tahu tekniknya. Selalu ada TNI yang mendampingi," ujar Rizal Mantovani menjelaskan proses syuting Adagium memang menggandeng tentara aktif sebagai pendamping.
Sutradara kelahiran Jakarta, 12 Agustus 1967 ini mengatakan salah satu alasan dirinya menggarap film Adagium karena dia memang menyukai film dengan tema nasionalisme. Rizal menjabarkan Adagium merupakan film dengan pendekatan di mana negara sedang mengalami sesuatu, dengan latar belakang kisah cinta dan persahabatan. Rizal sangat tertarik ketika menerima ide cerita itu dari Irving.
"Saya langsung berpikir, ‘Wah ini kayaknya seru kalau dibikin, harus tetap Indonesia ya. Ada idealisme dari saya yang dari dulu pengen bikin dan diwujudkan meski sebelumnya sudah buat 5 CM tapi yang spesifik untuk menunjukan nasionalisme atau rasa cinta tanah air ya baru film ini," kata Rizal.
(hri)
tulis komentar anda