Fenomena Mati Kesepian alias Godoksa Terus Meningkat di Korea Selatan

Jum'at, 23 Desember 2022 - 13:28 WIB
Fenomena mati kesepian atau dalam bahasa Korea disebut godoksa makin berkembang di tengah masyarakat Korea Selatan. / Foto: ilustrasi/Morning Express
SEOUL - Fenomena mati kesepian atau dalam bahasa Korea disebut godoksa makin berkembang di tengah masyarakat Korea Selatan . Hal tersebut terjadi lantaran semakin banyak pria tua jomblo yang memilih hidup sendiri.

Satu kasus terjadi pada April 2022 di Distrik Jongno di pusat kota Seoul . Seorang ibu tua berusia 80-an dan putranya berumur 50-an ditemukan tewas tanpa disadari tetangganya. Bau busuk jasad kedua manusia ini menjadi pemicu ditemukannya mayat di rumah ini.

Menurut laporan Korea JoongAng Daily, mayat ibu dan putranya itu baru dikeluarkan dari rumah setelah sebulan membusuk. Tetangganya tidak ada yang sadar akan kematian ini, karena sang ibu sudah sangat tua dan putranya sakit kronis, sehingga mereka jarang berinteraksi dengan tetangga.





Kasus mati kesepian seperti yang dialami keluarga nahas tersebut sejatinya banyak dilaporkan di Korea Selatan. Data dari Aliansi Think Tank Seoul (SeTTA) menunjukkan bahwa 127 kematian dalam 2 tahun, 76,4 persennya dialami pria yang hidup sendirian sepanjang hidupnya. Rata-rata usia pria 50 hingga 60-an.

Lebih lanjut, peneliti di Institut Teknologi Seoul, Choi Soo-beom mengungkapkan bahwa data pria mati kesepian di Korea meningkat, dari 51 kasus pada 2020 menjadi 76 di 2021.

"Pria berusia 50 hingga 60-an berada di kelompok berisiko tinggi untuk meninggal sendirian," terang peneliti, seperti dikutip Jumat (23/12/2022).

Song In-joo, peneliti senior di Seoul Welfare Foundation, mengumpulkan total 978 kematian orang mati kesepian di Seoul. Dari jumlah tersebut, 65,8 persen atau 644 kasus adalah laki-laki dan 334 kasus lainnya perempuan.

"Berdasarkan usia, orang berusia 60-an menyumbang 29,1 persen, diikuti usia 50-an (19,3%), dan 70-an (19%). Dari 978 kasus, 933 di antaranya menganggur," sebut laporan Song In-joo.



Karena banyaknya kejadian ini, pemerintah Seoul mendistribusikan alat yang ditempelkan di saklar listrik. Alat ini berfungsi memberikan peringatan ke petugas kesejahteraan lokal bahwa ada keluarga yang butuh bantuan dengan indikasi tidak ada penggunaan listrik dalam waktu lama atau tidak adanya perubahan pencahayaan di kediaman.
(nug)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More